LANGKAH 12 : MENYEMPURNAKAN GARIS BESAR (IKHTISAR KHOTBAH)
Pada bagian kanan atas kertas catatan ini tulislah alamat nas khotbah saudara. Pada kiri atas tulislah tempat/gereja di mana saudara akan/telah mengkhotbahkan khotbah ini serta tanggal khotbah tersebut dikhotbahkan. Lalu, pada garis pertama sebelah kiri tulislah “PEND” yang berarti Pendahuluan. Turun 4 garis di bawah PEND itu tulislah “TEM” yang berarti Tema. Turunlah 2 garis lagi dan tulislah “KALKUN” yang berarti Kalimat-Kunci. Turun 4 garis lagi dan tulislah nomer satu dalam bentuk angka Romawi, yaitu “I.” Sekarang balikkan kertas saudara dan tulislah “KES” yang berarti kesimpulan pada sebelah kiri setinggi 4 garis dari bawah!
Sisa garis pada kertas saudara sekarang kira-kira 39, yaitu bagian antara “KALKUN” dan “KES.” Jika saudara mempunyai khotbah yang berpokok besar 4 buah, berarti setiap pokok bisa diberi 10 garis. Kalau demikian, hitunglah 10 garis di bawah angka Romawi “I,” dan tulislah angka Romawi “II,” dari seterusnya setiap 10 garis tulislah angka Romawi “III” dan “IV.”
Pada setiap angka Romawi yang ditulis tadi, catatlah sekarang pokok/garis besar saudara. Juga tulislah kalimat-kuncinya pada tempat KALKUN, dan temanya pada tempat TEM.
Sekarang saudara sudah siap untuk mengisikan bahan penyelidikan saudara di bawah pokok besar yang cocok. Pada langkah ke 1 sampai dengan langkah ke 5 dengan susah payah saudara telah mengumpulkan banyak informasi (keterangan) mengenai nas saudara. Saudara sudah menyelidiki nas itu, latar belakangnya, nasnya sudah digali, konteksnya diselidiki, ayat-ayat dari luar nas dan konteks dibaca malahan saudara sudah menilai bentuk nas itu. Semua informasi tadi sudah dicatat pada buku yang kami sebut “buku penyelidikan.” Saat ini tibalah waktunya untuk memakai bahan-bahan itu dan mengisikannya pada kerangka/pokok besar khotbah saudara!
Bacalah kembali semua hasil penyelidikan saudara. Pilihlah keterangan-keterangan yang mungkin cocok dengan pokok-pokok besar dan catatlah/tulislah di bawah pokoknya masing-masing. Pakailah pensil supaya dapat dihapus kalau akhirnya saudara merasa kurang cocok. Sesudah selesai dengan usaha ini, akan ada beberapa informasi di bawah pokok-pokok besar khotbah saudara.
Informasi-informasi itu, yang dipasang pada masing-masing pokok besar dalam khotbah saudara, akan menjadi isi atau “daging” dari “kerangka” atau pokok-pokok besar khotbah saudara. Karena itu, semua bahan ini harus disusun dengan teratur di bawah masing-masing pokoknya. Saudara harus berpikir dan berusaha menyusunnya dengan teliti, supaya setiap pokok menjadi makin jelas dan makin terang. Kadang-kadang saudara akan menyusunnya dan merasa cukup puas akan hasilnya. Besoknya, lihatlah lagi pokok-pokok itu dan sekarang saudara akan merasa bahannya salah dipasang atau salah disusun. Sebab itu harus disusun kembali dan seterusnya.
Seorang pengkhotbah bagaikan seorang pelukis. Pelukis dapat melihat lukisannya dengan mata yang tajam. Ia tahu kalau ada yang warnanya kurang terang, lalu ia menambahnya. Atau sebuah garis kurang lurus, dan ia meluruskannya. Besoknya ia melihat lagi lukisannya dan bila masih kurang baik langsung diperbaikinya kembali; demikianlah sedikit demi sedikit disempurnakannya lukisan itu sehingga akhirnya menjadi sebuah lukisan yang sangat indah!
Demikian juga seorang pengkhotbah. Ia menyusun bahannya dengan teliti. Ia merasa satu ayat ini lebih cocok di sana, atau perlu menambah contoh di sini. Atau pokok ini harus dipendekkan, atau pikiran pokok ini kurang jelas. Kadang-kadang ia hanya mengubah satu kata saja. Tetapi ia selalu menilai isi khotbahnya dengan mata yang kritis! Kerinduannya ialah menghasilkan sebuah khotbah yang berbobot dan berkuasa. Bahan mentah untuk semua pekerjaan itu terdapat dalam “buku penyelidikan” itu tadi, ditambah dari pengalamannya sendiri, dan dari pimpinan Roh Kudus.
Sekarang kami ingin memberi beberapa petunjuk mengenai garis besar (ikhtisar) khotbah. Bagaimana semestinya pokok-pokok besar itu?
Pertama, biasanya khotbah saudara jangan mempunyai lebih dari 5 (lima) pokok besar. Pikiran manusia mampu mengingat tiga, empat, atau lima pokok, tetapi bila lebih dari lima pokok biasanya sukar diingat oleh para pendengar.
Kedua, pokok-pokok besar harus sejajar! Ingatlah garis besar kita yang didasarkan pada Yohanes 3:16 ialah:
I. Allah mengasihi dunia ini.
II. Manusia dapat binasa.
III. Hidup kekal diberikan kepada orang yang percaya.
Pokok besar I dan II masing-masing hanya memakai empat dan tiga kata. Ini boleh dikatakan sejajar. Tetapi lihatlah pokok besar III yang terdiri dari tujuh kata! Berarti pokok III ini tidak sejajar dengan pokok I dan II. Karena itu janggal. Maka kita harus memperpendekkan pokok III ini. Bagaimana kalau begini:
III. Orang percaya akan selamat.
Maksudnya sama saja, dan sekarang pokok III hanya terdiri dari empat kata. Sudah sejajar.
Ketiga, pokok-pokok besar harus merupakan kalimat, atau bagian dari kalimat.
Keempat, pokok-pokok besar harus sama pentingnya (sederajat). Bagaimana kalau umpamanya kita memilih pokok-pokok berikut untuk sebuah khotbah.
Kristus adalah Juruselamat.
Kristus adalah orang Yahudi.
Kristus adalah Raja dunia.
Semua pokok ini benar dan boleh dibilang semuanya sama penting! Pokok ketiga “Kristus adalah orang Yahudi” tidak sepenting dengan pokok-pokok yang lain. Oleh karena itu, pokok ini (ketiga) jangan dipakai sebagai pokok besar!
Kelima, pokok-pokok besar harus menuju ke satu puncak! Biasanya, taruhlah pokok yang paling lemah sebagai pokok besar pertama dalam khotbah saudara. Pokok yang terkuat dapat ditaruh sebagai pokok besar terakhir. Susunlah pokok-pokok besar itu sedemikian rupa sehingga khotbah saudara makin lama makin kuat! Misalnya bila saudara akan berkhotbah mengenai keselamatan, mulai dengan dosa dan keadaan busuk manusia, kemudian menjelaskan pengorbanan Kristus, dan akhirnya menekankan kepentingan menerima Kristus pada saat ini.
Keenam, harus ada kesatuan, yaitu setiap pokok besar harus berhubungan dengan tema. Jika langkah ke 6 sampai dengan ke 10 dikerjakan dengan betul, sudah ada kesatuan dalam khotbah saudara. Tetapi adakan pemeriksaan lagi! Apakah setiap pokok dalam khotbah saudara sungguh-sungguh cocok dengan kata kunci? Apakah setiap pokok besar cocok dengan tema khotbah saudara? Kalau cocok, maka sudah ada kesatuan dalam khotbah saudara.
Ketujuh, pokok-pokok besar harus berasal dari nas khotbah. Kalau saudara memilih Lukas 19:1-10 sebagai nas khotbah saudara, maka semua pokok besar harus diambil dari nas tersebut. Jangan mendasarkan satu pokok khotbah saudara pada sebuah ayat di Yeremia! Jikalau khotbah saudara benar-benar khotbah Ekspositori, semua pokok besar harus berasal dari nas. Kalau langkah-langkah di atas diikuti dengan teliti, semua pokok pasti datang dari nasnya.
Selain ketujuh hal di atas, juga ada beberapa petunjuk untuk garis besar saudara. Lebih baik dalam seluruh garis besar saudara jangan ada lebih dari 36 garis tertulis. Jika ada 36 garis tertulis berarti saudara akan berkhotbah kira-kira selama setengah jam! Setiap garis jangan lebih panjang dari sepuluh kata. Jadi, sekali lagi, bila setiap garis demikian memerlukan waktu kira-kira 1 menit untuk menyampaikannya dalam khotbah, maka saudara, dengan 36 garis akan berkhotbah kira-kira selama setengah jam. Biasanya ini cukup, kecuali Roh Kudus memimpin lain. Catatan khotbah saudara hanya merupakan alat pengingat saja, sebab itu batasilah diri pada sepuluh kata saja setiap garis.
Jangan memakai huruf-huruf dalam catatan khotbah saudara, misalnya: A, B, C, dan seterusnya sebagai pedoman garis besar. Tetapi pakailah nomer atau angka! Berilah setiap pokok besar bernomer angka Romawi, yaitu I, II, III dan seterusnya. Bahan-bahan lain di bawah pokok besar itu dapat diberi nomer Arab dengan tambahan kurung, yaitu 1), 2), 3) dan seterusnya. Tandailah ilustrasi atau contoh dengan kata “ct” atau “ils.” Mengapa harus memakai nomer/angka dan tidak boleh memakai huruf? Sebab manusia berpikir secara nomer, tidak secara huruf. Bila kita ke pasar, kita tidak menghitung A telur, B telur, C telur dan seterusnya. Melainkan kita menghitung 1 telur, 2 telur, 3 telur dan seterusnya, bukan?
Tulislah seluruh ikhtisar khotbah saudara dengan pensil, jangan memakai boilpoint atau tinta. Kelak saudara akan berusaha menyempurnakan khotbah saudara. Mungkin ada kata yang perlu diubah atau contoh dan ayat yang harus ditambahkan. Dengan memakai pensil, bagian yang kurang sempurna dapat dihapus dengan stip dan diganti/ditambah dengan bahan lain. Kalau memakai tinta, harus mulai dengan kertas baru.
Berilah garis di bawahnya pada pokok-pokok besar itu dengan pensil berwarna, bila saudara sudah puas dengan bentuknya dan lain-lain. Ini akan menolong saudara melihat pokok-pokok besar dengan gampang bila saudara berkhotbah.
Dan supaya lebih mudah melihat tulisan pada kertas khotbah saudara, pakailah huruf cetak, yaitu huruf balok! Jangan memakai huruf Latin. Huruf cetak dapat dilihat dari jauh sedangkan huruf Latin hanya bisa dibaca dari dekat. Dengan huruf cetak/balok saudara tidak usah memegang catatan khotbah saudara terlalu dekat pada muka, melainkan, tanpa dilihat oleh hadirin, saudara dapat “melihat sekilas lintas dengan jelas” pada catatan saudara!
Akhirnya, saudara harus mencari dan menempatkan contoh-contoh (ilustrasi khotbah) yang cocok dengan isi khotbah saudara. Pada “Bagian VI” dalam buku ini ada satu pokok/pasal mengenai pemakaian “contoh-contoh.”
Pertolongan tambahan untuk menjalankan langkah ini terdapat dalam “Bagian VI.4.” tentang cara “Mengembangkan Garis Besar Isi Khotbah.”