SAAT TEDUH
PENDAHULUAN:
- Persoalan kemajuan rohani yang lambat sekali
- Sebab utama: Orang Kristen tidak memakai waktu untuk bersekutu dengan Allah tiap hari
TEMA : Saat teduh dan orang Kristen
KALKUN : Dengan menguasai beberapa aspek, saat teduh kita akan lebih menjamin kemajuan rohani kita
I. PENTINGNYA SAAT TEDUH
- Saat teduh penting untuk orang yang baru bertobat
Lukisan: Pengalaman pribadi pada waktu di Sekolah Alkitab
- Saat teduh penting untuk setiap orang Kristen
Kutipan: “Saat teduh adalah denyut nadi kerohanian orang Kristen” (J.C. Ryle)
Kutipan: “Menjadi lebih giat dalam agama, menjadi lebih giat dalam waktu teduh” (McCheyne)
Kutipan: “Hal yang terpenting …… menjadikan jiwa saya gembira dalam Tuhan” (G. Mueller)
- Saat teduh penting untuk Kristus sendiri
Lihatlah: Ibrani 5:7, Markus 1:35
II. TUJUAN SAAT TEDUH
- Memberi kekuatan rohani
- Kita makan makanan jasmani supaya kuat jasmani kita
- Firman Allah merupakan makanan rohani
Lihatlah: I Petrus 2:2 dan Ibrani 5:12
- Manusia tidak akan hidup dari roti saja (Lukas 4:4)
- Menghasilkan kesucian pribadi (Mazmur 119:9, 11; Yohanes 17:17)
- Menjalin persekutuan dengan Allah
- Kemungkinan persekutuan dengan Allah terputus di Taman Eden
- Hubungan baru karena salib ……. boleh bersekutu lagi
Lukisan: Orang Belanda “aneh” cuci anak tangga tiap hari, kita aneh kalau tidak bersekutu Tuhan
III. WAKTU UNTUK SAAT TEDUH
- Setiap hari (Daniel 6:11)
- Waktu yang tertentu
Lukisan: Pengalaman kerja di pabrik kayu …….. bangun 04.00
Pepatah: “No Bible, no breakfast!”
- Waktu yang cukup
- waktu yang terlalu sedikit merusak doa kita
- harus mengatur waktu
- Lukisan: Kolonel Gardiner …….. berangkat 04.00, bangun 02.00
- Waktu yang terbaik
Jam awal ……… jam yang terbaik (Markus 1:35)
IV. TEMPAT UNTUK SAAT TEDUH
- Tempatnya perlu tenang
- Tuhan Yesus mencari tempat yang sunyi (Markus 1:35)
- Gangguan adalah musuh saat teduh (A.W. Tozer)
Lukisan: A. Mouw …….. tempat di kandang sapi: I. Kuhn …….. gudang
- Tempatnya tidak boleh terlalu enak
V. PERSIAPAN UNTUK SAAT TEDUH
- Secara jasmani …………. Alkitab, Daftar Doa, Buku Tulis
- Secara rohani
- Kemurnian hati (Mazmur 66:18)
Lukisan: Pengalaman dengan dasi di Sekolah Alkitab
- Kesungguhan rohani (Yohanes 17:17)
- Iman yang hidup
VI. ACARA UNTUK SAAT TEDUH
- Menunggu ………… supaya hati tenang dan penuh hormat
- Membaca Alkitab
- Pasal demi pasal, buku demi buku secara teratur
- Dua atau tiga kali
- Merenungkan bacaan
- Apakah ada perintah ………… ditaati, dosa ………… dihindari
- Buah pikiran baru tentang Allah, Yesus dan lain-lainnya?
- Mencatat berkat dan penemuan baru
- Berdoa
- Memuji dan memuliakan Allah
- Berdoa sesuai dengan pesan-pesan pembacaan
- Menyampaikan permohonan sesuai dengan daftar doa
- Mempersekutukan berkat-berkat kepada orang lain
- Menaati (Yosua 1:8)
KESIMPULAN:
- Mengambil keputusan dan bertindak
Lukisan: “Saya orang biasa ………… mengambil keputusan dan bertindak” (T. Roosevelt)
UNDANGAN:
- Anda yang berjanji memulai saat teduh, berdiri di tempat
TUGAS PENDENGAR:
- Mengadakan saat teduh tiap hari dan menyiapkan kesaksian mengenai berkat-berkatnya untuk disampaikan pada waktu persekutuan doa minggu ini
SAAT TEDUH
Salah satu persoalan yang paling meluas di mana saja di antara orang Kristen ialah persoalan kemajuan rohani yang lambat sekali. Banyak orang Kristen, walaupun percaya beberapa tahun, masih merupakan kanak-kanak secara rohani, baik dalam hal pengetahuan akan Alkitab maupun dalam hal tingkah laku mereka.
Mengapa demikian? Sebab-sebabnya orang Kristen lambat maju adalah banyak sekali dan kami jelas belum mengerti semuanya. Tetapi kami rasa seorang pengkhotbah itu benar waktu ia mengatakan, “Orang Kristen lambat majunya karena mereka tidak memakai waktu yang cukup untuk bersekutu dengan Tuhan tiap hari.”
Jikalau kita akan maju secara rohani, kita harus menyisihkan waktu tiap hari untuk bersekutu dengan Pencipta kita. Persekutuan ini sering disebut “Waktu Teduh” atau “Saat Teduh.”
Mari kita menyelidiki soal “Saat Teduh.” Dengan menguasai enam aspek saat teduh kita akan lebih memungkinkan kemajuan rohani kita. Maka, marilah kita mulai dengan aspek saat teduh yang pertama, yaitu:
I. PENTINGNYA SAAT TEDUH
Saat teduh sangat penting untuk orang Kristen yang baru bertobat. Kami sendiri sudah mengalami hal ini. Satu bulan sesudah kami bertobat kami masuk sekolah Alkitab Prairie Bible Institute di Alberta, Kanada. Disiplin dalam sekolah itu sangat ketat. Salah satu peraturannya ialah tiap mahasiswa harus berada di kamar tidurnya jam 21.30 tiap hari dan mengadakan saat teduh. Juga pada pagi hari jam 06.30 semuanya wajib mengadakan saat teduh. Kami sebagai orang Kristen baru diwajibkan melakukan ibadat ini tiap hari. Akibatnya kami maju pesat sekali secara rohani dan dalam waktu satu tahun kami diminta untuk menjadi pembina di asrama siswa SLA yang berdekatan dengan kampus kami. Kemajuan rohani kita jelas terhambat tanpa menjalankan saat teduh secara teratur.
Salah seorang Kristen yang terkenal dan sudah sungguh maju rohaninya serta dipakai Tuhan mengaku hal yang sama. J.C. Ryle, seorang uskup Gereja Inggris pada abad yang lalu mengatakan bahwa saat teduh adalah “…… denyut nadi kerohanian orang Kristen. Apabila seseorang berhenti dari saat teduhnya ia mulai mundur secara rohani.” Seorang Kristen Skotlandia yang terkenal yaitu R.M. McCheyne mengatakan, “Jikalau kamu ingin menjadi lebih giat dalam agamamu, lebih giatlah dalam waktu teduhmu, jangan lebih giat dalam usahamu di hadapan umum.” George Mueller, seorang yang terkenal karena imannya yang kuat dan yang sudah membuka beberapa panti asuhan di Inggeris berkata, “Saya melihat bahwa hal yang terpenting yang wajib saya kerjakan setiap hari ialah menjadikan jiwa saya bergembira dalam Tuhan.”
Bagaimana dengan Kristus sendiri? Dari manakah Ia mendapat kekuatanNya dan kuasaNya? Perhatikanlah Ibrani 5:7. “Dalam hidup-Nya sebagai manusia, Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut, dan karena kesalehan-Nya Ia telah didengarkan.” Ternyata Tuhan Yesuspun menjaga hubungan intimNya dengan Allah Bapa, dan walaupun Ia Tuhan, Ia bersandar pada Allah Bapa selama Ia berada dalam dunia. Tetapi, apakah Tuhan Yesus sungguh melakukan saat teduh? Kami rasa demikian. Dengarkanlah bunyi Markus 1:35, “Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana.” Murid-muridNya tetap tidur tetapi Tuhan Yesus menyadari pentingnya saat teduhNya. Jikalau saat teduh itu penting bagi Tuhan Yesus , apalagi bagi kita.
Sekarang kita akan menganalisa aspek kedua dari saat teduh.
II. TUJUAN SAAT TEDUH
Pada waktu kita memerlukan kekuatan jasmani, kita langsung mencari nasi, daging, sayur atau makanan lain. Tubuh jasmani kita dikuatkan oleh makanan jasmani. Tetapi bagaimana dengan tubuh rohani kita. Beberapa ayat Alkitab menekankan bahwa Firman Allah adalah makanan rohani kita. Dalam I Petrus 2:2 Firman Allah disebut, “ ……… air susu yang murni …………” Dalam Ibrani 5:12 Alkitab disebut, “……….. susu ………… makanan keras.” Tuhan Yesus, pada waktu Ia dicobai di padang gurun mengutip Alkitab, “Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.” (Matius 4:4). Demikianlah Ia membandingkan roti, yaitu makanan jasmani, dengan Firman Allah, yang harus dimakan untuk kekuatan tubuh rohani kita.
Kami selalu menyesal, kalau melihat orang Kristen lari kian kemari untuk mencari berkat rohani dan kekuatan rohani namun terus-menerus melalaikan saat teduhnya. Kekuatan seorang orang Kristen terutama mesti datang dari persekutuannya dengan Tuhan. Jikalau ia hanya dikuatkan dalam kebaktian dan persekutuan, ia sama seperti seorang yang hanya mau makan di pesta atau di rumah makan. Orang semacam itu perlu dikasihani.
Disamping kekuatan rohani, saat teduh bertujuan menghasilkan kesucian dalam hati tiap orang Kristen. Ribuan tahun yang lalu Raja Daud mengatakan, “Dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakuannya bersih? Dengan menjaganya sesuai dengan firman-Mu” (Mazmur 119:9). Jelas pemuda-pemuda itu mengalami banyak pencobaan dan mungkin kita bertanya, “apakah mungkin seorang pemuda hidup dalam kesucian?” Mungkin juga, asal Firman Allah memegang peranan penting dalam kehidupannya. Saat teduh akan memungkinkan Firman Allah mengkhuduskannya. Dalam Mazmur yang sama ayat 11 kita membaca, “Dalam hatiku aku menyimpan janji-Mu, supaya aku jangan berdosa terhadap Engkau.” Hati Daud merupakan gudang. Janji-janji Tuhan di simpan di sana. Mengapa? Untuk menolong Daud supaya ia tidak berdosa kepada Tuhan.
Apakah pengajaran Yesus dapat mendukung konsep ini? Apakah Yesus menganggap Firman Allah mempunyai peranan dalam kesucian kita? Lihatlah Yohanes 17:17, “Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firmanMu adalah kebenaran.” Pada doa agungNya untuk para muridNya Ia berdoa agar murid-muridNya dikuduskan. Dalam Firman Allah. Jikalau Allah menguduskannya, Ia akan berbuat demikian melalui FirmanNya. Jadi, jikalau kita melalaikan saat teduh, kita menghalangi doa Yesus, dan tidak akan dikuduskan.
Tujuan ketiga dari saat teduh ialah untuk menjalin persekutuan dengan Allah. Kita membaca dalam Kejadian 3 bahwa Allah datang ke Taman Eden untuk bersekutu dengan Adam dan Hawa. Inilah salah satu sebabnya mereka diciptakan. Allah suka bersekutu dengan mereka. Tetapi mereka jatuh ke dalam dosa dan harus menyembunyikan diri dari Allah. Hubungan mereka dengan Dia terputus. Mereka tidak dapat memandang wajahNya lagi. Tetapi Kristus telah mati dan darahNya dapat membersihkan kita dari dosa (I Yohanes 1:7). Akibatnya kita dapat diperdamaikan dengan Allah (II Korintus 5:20) dan sekarang kita dapat bersekutu dengan Allah lagi. Tetapi karya Kristus buat kita kurang berlaku jikalau kita hanya ingin menikmati keselamatan, tetapi tidak ingin bersekutu dengan Allah atau paling sedikit melalaikan persekutuan dengan Allah. Dalam hal saat teduh kita dapat menjalin persekutuan yang intim dengan Allah dan dengan demikian mengadakan hubungan yang intim dengan Allah yang telah putus di Taman Eden. Jelas bahwa Allah sungguh ingin bersekutu dengan kita. Itulah sebabnya Ia menciptakan kita dan akhirnya menyelamatkan kita.
Beberapa tahun yang lalu kami membaca dalam majalah Indonesia karangan seorang Indonesia yang pergi ke negeri Belanda. Pada waktu di Negeri Belanda ia menyadari bahwa mereka tidak mandi dua kali sehari, namun ia menyaksikan ibu-ibu Belanda mencuci anak tangga di depan rumah mereka tiap hari. Ia sangat tertarik dengan kerajinannya dan menutup karangannya dengan menulis, “Orang Belanda cukup aneh. Mereka mencuci anak tangga rumah tiap hari tetapi hanya mandi sekali seminggu.”
Bagaimana pembicaraan antara beberapa malaikat sesudah mereka pulang dari bumi ini ke sorga. Mungkin mereka akan mengatakan sesuatu yang berbunyi demikian, “Orang-orang Kristen di bumi itu aneh sekali. Mereka makan tiga empat kali sehari untuk kekuatan jasmani mereka, tetapi jarang makan Firman Allah. Mereka mandi dua kali sehari tetapi jarang menguduskan dirinya dengan Firman Allah. Mereka bersekutu setiap hari dengan teman-temannya tetapi jarang sekali berbicara dengan Allah! Sungguh aneh mereka!”
Nah, aspek ketiga dari saat teduh ialah:
III. WAKTU UNTUK SAAT TEDUH
Alkitab tidak mengemukakan dengan tepat jam berapa yang harus dipergunakan untuk saat teduh. Akan tetapi beberapa ayat dapat membantu kita menggali aspek ini. Pertama, marilah kita membaca Daniel 6:11, “Demi didengar Daniel, bahwa surat perintah itu telah dibuat, pergilah ia ke rumahnya. Dalam kamar atasnya ada tingkap-tingkap yang terbuka ke arah Yerusalem; tiga kali sehari ia berlutut, berdoa serta memuji Allahnya, seperti yang biasa dilakukannya.” Dari ayat ini kita dapat menarik kesimpulan bahwa Daniel bersembahyang pada waktu yang tertentu setiap hari. Ingat istilah “…… seperti yang biasa dilakukannya. “Malahan musuh-musuhnya begitu yakin akan kesetiaannya dalam hal doa ini sampai mereka menyediakan perangkap untuknya. Mereka menggoda Raja Darius untuk mengeluarkan suatu perintah agar siapa yang sembahyang kepada siapa saja kecuali kepada Darius sendiri akan dilemparkan ke dalam gua singa. Dan Daniel tertangkap basah karena memang ia sembahyang secara rutin tiap hari.
Setiap hari kita harus mengadakan saat teduh pada waktu yang tertentu. Sesudah tahun ketiga di Sekolah Alkitab kami pulang ke kota asal kami dan mendapat pekerjaan di pabrik kayu sebagai pesuruh tukang kayu. Karena kami harus berangkat ke pabrik tiap hari jam 06.00 kami terpaksa bangun jam 04.30 tiap pagi supaya ada waktu untuk saat teduh. Tiap hari, capai atau tidak, kami bangun jam 04.30 dan berdoa sebelum berangkat kerja. Itulah maksud kami dengan waktu tertentu.
Seorang Chinese membuat semboyan ini dalam bahasa Inggeris, “No Bible, No Breakfast! Yang berarti, “Tidak boleh makan sarapan sebelum membaca Alkitab!”.
Kita juga harus menyediakan waktu yang cukup untuk saat teduh. Waktu yang terlalu sedikit dapat merusak persekutuan kita dengan Tuhan. Jikalau kita terburu-buru kita tidak akan mendapat kekuatan dan kesucian yang kita inginkan dari persekutuan kita dengan Tuhan.
Kami masih ingat ceritera tentang seorang perwira angkatan bersenjata Inggris, Kolonel Gardiner. Dia seorang Kristen yang baik dan selalu mengadakan saat teduhnya. Kalau dia dengan tentaranya harus berangkat jam 04.00 ia bangun jam 02.00 agar dia mempunyai waktu cukup untuk saat teduhnya.
Akhirnya, kita harus menyisihkan waktu yang terbaik untuk saat teduh. Ternyata Tuhan Yesus menganggap jam awal tiap hari adalah jam yang terbaik karena kita membaca dalam Markus 1:35 bahwa Dia pergi berdoa pagi-pagi benar pada waktu hari masih gelap. Banyak orang lain juga menganggap waktu pada pagi hari adalah waktu yang terbaik. Ada pepatah yang mengatakan bahwa jam pagi adalah jam mas, jam siang adalah jam perak dan jam malam adalah jam logam. Bagaimanapun, jam yang terbaik dalam tiap hari perlu disediakan untuk mengadakan persekutuan dengan Tuhan.
IV. TEMPAT UNTUK SAAT TEDUH
Kami tidak perlu mengatakan terlalu banyak di bawah pokok ini, namun ada beberapa hal yang dapat menolong kita. Pertama kita harus mencari tempat yang tenang. Mengapa Tuhan Yesus bangun begitu pagi untuk berdoa? Salah satu kemungkinan ialah karena Ia begitu diganggu pada siang hari. Kalau Anda perhatikan Markus 1:36 Anda dapat melihat bahwa Simon dan kawan-kawannya menyusul Tuhan Yesus, walaupun pagi-pagi, dan memberitahukan: “Semua orang mencari Engkau.” (Markus 1:37). Tuhan Yesus harus mencari tempat yang sunyi-sepi dan itulah sebabnya Ia keluar berdoa pada dini hari.
Dr. A.W. Tozer, seorang pendeta GKMI (KINGMI) di Kanada mengatakan bahwa gangguan adalah musuh besar bagi saat teduh. Banyak orang lain juga menyadari hal itu. Arthur Mouw adalah misionari yang dulu, sebelum perang dunia kedua, melayani di Kalimantan Barat. Dia berceritera mengenai ayahnya, seorang saleh yang sungguh mendoakannya. Ia mengatakan bahwa ayahnya, untuk mencari tempat yang sunyi, pergi ke luar ke kandang sapi dan mencari tempat yang bersih dan tenang di sana agar ia dapat berdoa tanpa terganggu. Isabel Kuhn, seorang misionari ke Tiongkok menjelaskan bahwa pada waktu ia di Moody Bible Institute di Chicago, untuk mencari tempat tenang terpaksa berdoa di gudang alat-alat yang dipakai untuk membersihkan lantai sekolah.
Tempatnya harus tenang, tetapi jangan terlalu enak. Kalau terlalu enak Anda dapat tertidur dan saat teduh Anda dengan Tuhan jelas akan rusak.
V. PERSIAPAN UNTUK SAAT TEDUH
Secara jasmani Anda akan memerlukan Alkitab, daftar doa dan buku tulis. Pakailah Alkitab yang lengkap dengan Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru yang hurufnya cukup besar supaya gampang dibaca. Jikalau pinggiran tiap halaman cukup lebar, Anda dapat membuat catatan di sana.
Daftar doa tidak usah dalam bentuk buku. Mungkin itu hanya beberapa helai kertas yang disimpan dalam Alkitab. Daftar doa dapat dibagi dalam tujuh hari dan pokok-pokok doa ditentukan untuk setiap hari. Atau Anda dapat menulis semua pokok doa yang akan didoakan setiap hari.
Buku catatan dapat merupakan buku tulis biasa yang dipakai oleh anak-anak sekolah.
Dari persiapan jasmani tadi, yang lebih penting adalah persiapan rohani. Pertama Anda harus datang kepada saat teduh dan kepada Allah dengan kemurnian hati. Kata pemazmur, “Seandainya ada niat jahat dalam hatiku, tentulah Tuhan tidak mau mendengar” (Mazmur 66:18). Jikalau ada dosa yang belum kita akui dan bereskan, lebih baik itu ditangani sebelum kita menghadap Allah yang mahasuci.
Beberapa minggu sebelum Natal pada waktu saya tinggal di asrama di Sekolah Alkitab, saya didatangi seorang kawan. Dalam tangannya dia membawa sebuah dasi yang dikatakannya dikirim kepadanya dalam bungkusan dari keluarganya. Dengan senang hati ia mengatakan, “Jeff, dasi ini adalah hadiah Natal untuk Anda.” Kami menjawab, “Terimakasih Saudara Tim, saya baru saja berdoa untuk dasi baru.”
Beberapa menit kemudian saya bersiap-siap untuk melakukan doa malam sebelum tidur. Langsung pada saat saya berlutut untuk berdoa, seakan-akan Tuhan berbicara kepada saya dan mengatakan bahwa Ia tidak akan mendengarkan doa saya. Saya sendiri terkejut. Sekalipun saya sadar bahwa saya berbohong kepada Saudara Tim dalam hal saya belum pernah berdoa untuk sebuah dasi. Saya langsung mengakui kebohongan ini kepada Tuhan dan minta diampuni. Sekali lagi saya terkejut karena saya merasa Tuhan menyuruh saya pergi kepada teman saya dan mengaku bahwa saya berbohong kepadanya dan minta maaf dari padanya juga. Hal ini sukar sekali karena saya tidak mau “kehilangan muka.” Saya bergumul untuk beberapa waktu dengan Tuhan tetapi akhinya saya sadar bahwa Tuhan tidak akan mendengarkan doa saya sampai saya lebih dulu membereskan soal ini dengan teman saya itu. Akhirnya saya pergi dan minta maaf kepada Saudara Tim juga. Baru sesudah itu saya yakin bahwa saya didengar Tuhan pada waktu saat teduh dan dapat tidur dengan nyenyak.
Kita juga harus datang kepada Tuhan dengan hati yang sungguh-sungguh. Kadang-kadang kita datang kepadaNya tetapi tidak sungguh-sungguh rindu akan Dia dan FirmanNya. Dalam Yohanes 7:17 kita membaca, “Barangsiapa mau melakukan kehendak-Nya, ia akan tahu entah ajaran-Ku ini berasal dari Allah, entah Aku berkata-kata dari diri-Ku sendiri.“ Pada waktu kita menghadapi Tuhan kita harus “mau melakukan kehendak-Nya.” Jikalau tidak, kita tidak akan berhasil dalam saat teduh kita.
Akhirnya, kita datang kepadaNya dengan iman penuh, yaitu iman bahwa Dia akan berbicara kepada hati Anda. Datang dengan hati yang menunggu berkatNya, seperti bayi yang pasti akan menerima makanan dari ibunya. Percayalah bahwa Tuhan akan menjamah hati Anda dengan tanganNya, dan memberi makanan sorgawi yang cocok dengan kebutuhan rohani Anda.
VI. ACARA UNTUK SAAT TEDUH
Seperti sebuah kebaktian atau persekutuan doa, juga ada acara untuk saat teduh. Ada beberapa bagian kecil dalam acara ini. Kami akan menguraikannya satu demi satu.
Pertama, sebelum mulai saat teduh, tenangkanlah hati Anda sendiri. Sering kita pusing dan sibuk dengan beberapa hal. Usirlah segala pikiran lain dari hati Anda dan datanglah kepada Tuhan dengan hati yang penuh hormat kepadaNya.
Kedua, membaca Alkitab. Membaca Alkitab secara berurutan. Artinya tamatkan dahulu satu buku sebelum pindah ke buku yang lain. Kalau membaca Injil Markus, bacalah dalam Injil itu sampai selesai dan baru pindah ke bagian baru dalam Alkitab. Menurut hemat kami, kita harus membaca setiap pasal dua atau tiga kali pelan-pelan dengan kosentrasi penuh.
Pada waktu membaca, merenungkannya. Menanyakan kepada diri sendiri apakah ada perintah yang harus ditaati, dosa yang harus dihindari, buah pikiran yang baru tentang Allah, Yesus, manusia, iblis dan lain-lainnya? Dalam buku tulis catatlah penemuan baru Anda serta berkat-berkat yang Anda gali dari pasal itu. Juga, kalau ada ayat yang betul memberkati Anda, garis bawahilah ayat itu.
Nah, sekarang datang waktunya untuk berdoa. Dalam doa mulailah dengan memuji dan mempermuliakan Allah. Kemudian mengucapkan syukur atas berkat-berkat yang disebut dalam bacaan Alkitab tadi. Misalnya kalau dalam pasal yang dibaca tadi Anda menggarisbawahi janji yang berhubungan dengan kekuatan Allah untuk mencukupi segala kekurangan kita, mengucapkan syukur akan janji itu. Kalau ada pesan atau perintah yang digaris bawahi, mintalah pertolongan Tuhan untuk menaati perintah tersebut.
Dan berdoa. Ikutilah daftar doa dan tiap pokok didoakan satu demi satu. Pada waktu salah satu doa dijawab, tuliskanlah tanggal di belakangnya. Tulisan ini akan menguatkan iman Anda pada lain hari.
Sekarang bagian keempat dalam acara saat teduh kita. Walaupun saat teduh selesai, saat teduh akan lebih bermanfaat kalau berkat yang kita terima kita bagikan kepada orang lain. Demikian, berusahalah mempersekutukan berkat-berkat yang Anda nikmati dari saat teduh itu dengan teman-teman lain, baik secara pribadi maupun dalam bentuk kesaksian di gereja.
Kelima, taatilah apa yang Anda terima pada saat teduh itu. Musa memberi nasihat terakhir pada Yosua yang berbunyi begini: “Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung” (Yosua 1:8). Segala usaha kita untuk berhasil dalam saat teduh akan gagal kalau akhirnya kita tidak menaati perintah-perintah Tuhan. Yosua disuruh merenungkan Firman Allah siang dan malam supaya ia “bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya.”
KESIMPULAN:
Dengan teliti Anda sudah memperhatikan enam aspek dari saat teduh. Kami yakin semuanya mempunyai peranan penting kalau saat teduh Anda mau berhasil. Tetapi sekarang kuncinya ialah: Mulai!
Seorang Presiden Amerika Serikat pada tempo dulu, yaitu Teddy Roosevelt mengatakan tentang dirinya, “Saya hanya seorang biasa tanpa bakat istimewa kecuali dalam hal ini saja, yaitu: Saya melaksanakan hal-hal yang saya rasa harus dilaksanakan dan apabila saya mengambil keputusan, saya bertindak.”
Anda yakin akan pentingnya saat teduh? Ambillah keputusan mengadakan saat teduh! Dan bertindak!
UNDANGAN:
Bagi Anda yang bersedia berjanji kepada Tuhan untuk memulai menjalankan saat teduh pada hari ini, silakan berdiri di tempat.