PERANAN KAUM AWAM DALAM
PELAYANAN GEREJANI
(Filemon 1 – 5, 20 – 22)
GARIS BESAR
PENDAHULUAN:
- Jemaat harus “diperlengkapi” untuk “pekerjaan pelayanan” menurut Efesus 4:12
- Apakah yang dimaksud dengan “pekerjaan pelayanan?”
- Pengkajian terhadap kehidupan Filemon, kaum awam dari Kolose, menolong mengartikan sebagian dari “pekerjaan pelayanan”
T E M A : Peranan kaum awam dalam pelayanan gerejani
KALKUN : Kita akan didorong menjadi makin setia dalam pelayanan gerejani dengan menyelidiki beberapa pelayanan Filemon
I. DIA MEMAKAI RUMAHNYA UNTUK TEMPAT KEBAKTIAN (2)
- “Jemaat (ekklesia = gereja) di rumahmu”, suatu kebiasaan
- Jemaat di rumah Akwila/Priska (Roma 16:5) dan di rumah Nimfia (Kolose 4:15)
- Acara pertemuan: Membaca surat rasul (Kolose 4:15-16), Berdoa (I Timotius 4:13), Menyanyi (Kolose 3:16), Perjamuan (Kisah Para Rasul 2:46, 20:11), Persembahan (I Korintus 16:3)
- Kebaktian doa di A.S. mulai pindah dari gereja ke rumah kediaman anggota (Pastor Krueger)
- 50 juta orang Kristen di RRC melanggar hukum negara dan mengadakan kebaktian di rumah ……. 3 juta di gereja resmi
- “The House Church” adalah kunci pertumbuhan gereja di RRC pada hari ini.”
II. DIA MELAYANI FIRMAN TUHAN (1)
- Surat ini tidak mengatakan bahwa Filemon berkhotbah
- Filemon disebut “teman sekerja,” dan panggilan ini sering dipakai untuk orang yang melayani Firman Tuhan
Lukisan: Titus (II Korintus 8:23) dan Epafroditus (Filipi 2:25)
- Satu bagian acara kebaktian rumah tangga ialah “mengajar”
- “Mengajar” meliputi kaum ibu, sekolah Minggu, muda-mudi
III. MEMBERI TUMPANGAN (22)
- Paulus yakin ia akan diterima oleh “teman seiman” (17)
- “Berilah tumpangan tanpa bersungut-sungut” (I Petrus 4:9)
- Pemilik suka memberi tumpangan (I Timotius 3:2)
- Pekerjaan untuk janda, “ memberi tumpangan” (I Timotius 5:10)
- Gayus (III Yohanes) dipuji karena memberi tumpangan (5-8)
Lukisan: Dunia kuno “teman-tamu” (guest friendships), separuh dari sebuah benda dibagi antara dua teman. Untuk keturunan dicocokkan dengan benda lain, bermalam
IV. DIA MENGHIBUR ORANG KUDUS (7)
- Terjemahan: “Refreshed, give rest, cheer,” F.A.Y.H. “Kebaikanmu menyegarkan hati umat Allah”
Ct. Onesiforus …….. berulang kali menyegarkan hati Paulus, berusaha mencari, menemui Paulus, tidak malu menjumpainya di penjara (II Timotius 1:16-17)
Ct. Demas meninggalkan Paulus …….. Hanya Lukas ada (II Timotius 4:16, 10-11)
- Pertolongan “air sejuk secangkir sajapun” dipuji (Matius 10:42)
- Rumah Filemon ada seperti “Oasis in desert” (Tempat subur di tengah padang pasir)
V. DIA BERDOA (22)
- Permulaan gereja (Kisah Para Rasul 2:42) pengajaran rasul-rasul, persekutuan, pemecahan roti dan doa diutamakan dalam pertemuan
Lukisan: Petrus keluar penjara, tengah malam, ke rumah Maria, “Di situ banyak orang berkumpul dan berdoa.”
- Paulus menyuruh, “Tetaplah berdoa” (I Tesalonika 5:17)
- Berdoa supaya “…….. untuk aku …….. dikaruniakan perkataan benar’ (Efesus 6:19)
- Paulus anggap otomatis doa Filemon. Dia tidak menyuruh Filemon berdoa, “…….. aku harap oleh doamu …….. (22).”
VI. DIA MENGASIHI SEMUA ORANG (5)
- “…….. kasihmu kepada semua orang kudus …….. (5)”
Lukisan: F. Schaeffer, “Mark of a Christian” (Yohanes 13:35)
- Walaupun kasih bukan pelayanan konkrit seperti berdoa, “pelayanan kasih” jelas meliputi semua pelayanan ini
- 60 juta budak dalam kerajaan Roma dianggap “bukan orang tetapi alat yang hidup.”
3.1 Aristoteles, “Hukum alam memungkinkan adanya budak untuk memotong kayu dan mengangkat air bagi orang yang lebih hebat.”
Lukisan: Pliny, Vedius Pollio, budak jatuh dan gelas pecah. Pollio menyuruh budak dilemparkan langsung ke dalam kolam ikan lamprey yang mengisap darah. Budak mati.
3.2 Budak seperti Onesimus yang mencuri (18), melarikan diri, kalau tertangkap dicap pada dahinya dengan huruf “F” yang berarti “orang buronan, pelarian” atau ia disalib
- Baik Paulus maupun Onesimus tidak mencurigai kasih Filemon. Dengan demikian Onesimus berani pulang
KESIMPULAN:
- Menyebut kembali 6 pelayanan Filemon
- “Dengan contoh dan aktivitas orang percaya seperti Filemon agama Kristen yang primitif membuktikan asalnya dari Tuhan dan berkembang begitu cepat antara negara-negara dunia” (Lange’s Commentary)
UNDANGAN:
- Berdiri di tempat kalau bersedia melakukan sesuatu pelayanan seperti yang dilakukan Filemon
TUGAS PENDENGAR:
- Hubungilah Pendeta minggu ini dan jelaskanlah kerelaan Anda untuk melakukan pelayanan pilihan Anda
PERANAN KAUM AWAM DALAM
PELAYANAN GEREJANI
(Filemon 1 – 5, 20 – 22)
Seseorang yang sepintas lalu membaca Efesus 4:1-16 akan menyetujui bahwa Allah menghendaki agar sidang jemaat, tubuh Kristus didunia ini, diperlengkapi. Itulah sebabnya Kristus memberi kepada gereja rasul-rasul, nabi-nabi, pemberita-pemberita Injil, gembala-gembala dan pengajar-pengajar. Tetapi untuk apakah orang Kristen harus diperlengkapi? Pertanyaan itu dijawab dengan jelas dalam Efesus 4:12, yaitu untuk “pekerjaan pelayanan.” Namun di sini timbul satu pertanyaan lagi yaitu “Pelayanan yang bagaimana yang dimaksud dengan pekerjaan pelayanan?”
Untuk menolong menjawab pertanyaan itu kita akan menyelidiki kehidupan Filemon, seorang awam pada abad pertama, Paulus sama sekali tidak bermaskdu menjelaskan “pekerjaan pelayanan” dalam suratnya kepada Filemon. Tetapi, sepintas lalu, dalam suratnya kepada temannya, kita dapat melihat beberapa pelayanan yang dijalankan oleh orang Kristen biasa pada abad pertama. Pengkajian terhadap surat pribadi yang dikirimkan kepada Filemon menolong kita untuk mengerti pelayanan apakah yang wajar, lazim atau yang biasa dilakukan oleh umat Kristen. Memang surat ini tidak menjelaskan semua pelayanan yang dimaksudkan dengan “pekerjaan pelayanan” namun apa yang dikerjakan Filemon di sidang jemaatnya di wilayah Kolose akan sungguh menantang kita. Malahan kita akan didorong untuk menjadi makin setia dalam pelayanan gerejani apabila kita dengan sungguh-sungguh menyelidiki beberapa pelayanan Filemon.
Demikianlah, marilah kita menyelidiki pelayanan Filemon satu demi satu. Pelayanan pertama yang kami ingin kemukakan ialah:
I. DIA MEMAKAI RUMAHNYA UNTUK TEMPAT KEBAKTIAN (2)
Kita membaca dalam ayat 2 “……. jemaat di rumahmu:” Istilah untuk “jemaat” di sini ialah “ekklesia’ atau yang kita namakan “gereja.” Pada abad pertama semua pertemuan orang Kristen diadakan di rumah keluarga-keluarga. Itulah sebabnya kita membaca di Roma 16:5 tentang jemaat di rumah Akwila dan Priska di Kota Roma. Juga dalam surat Kolose (4:15) kita membaca tentang jemaat di rumah Nimfia, yaitu umat Kristen yang berkumpul di dalam rumahnya. Baru sesudah abad pertama orang Kristen yang mampu mulai membuat gedung khusus untuk pertemuan mereka. Pada abad pertama semua persekutuan diadakan dalam rumah kediaman anggota-anggota.
Bagaimana caranya dalam pertemuan di rumah-rumah? Tidak satu naspun yang menjelaskan segalanya yang dilakukan dalam kebaktian orang Kristen tetapi dari beberapa nas yang terpisah kita mendapat gambaran yang cukup lengkap. Misalnya dalam Kolose 4:15-16 kita tahu bahwa surat-surat dari rasul-rasul dibacakan. I Timotius 4:13 menyinggung soal doa dan Kolose 3:16 acara menyanyi. Kami yakin juga bahwa perjamuan diadakan secara rutin menurut Kisah Para Rasul 2:46 dan Kisah Para Rasul 20:11. Dalam I Korintus 16:3 kita membaca tentang persembahan yang kelihatannya dikumpulkan pada tiap hari Minggu.
Bagaimana pada masa sekarang ini? Apakah gereja Tuhan hanya maju selama berbakti di gedung? Memang ada banyak faedah dengan memiliki gedung sebagai pusat kegiatan dan aktifitas umat yang percaya. Kenyataan itu tidak dapat disangkal lagi. Namun apakah sekarang ini masih ada tempat untuk kebaktian di rumah keluarga-keluarga?
Kami baru mendengarkan pita kaset dari pendeta kami di Amerika Serikat, yaitu Pendeta Kreuger. Beliau mengatakan bahwa makin hari makin banyak kebaktian doa yang biasanya diadakan di gereja, sekarang digeser ke rumah-rumah anggota gereja. Kelihatannya anggota-anggota gereja jauh lebih puas berbakti di rumah anggota. Malahan beliau merasa lama-kelamaan tidak akan diadakan lagi kebaktian doa di gedung gereja. Apakah ini benar, siapa tahu? Namun satu hal yang jelas, orang-orang Kristen dalam negara yang makmur tidak terikat pada gedung gereja sebagai syarat mutlak untuk mengadakan persekutuan rohani.
Sekarang ini di RRC ada 50 juta orang Kristen yang mengadakan kebaktian-kebaktian rutinnya di rumah-rumah anggota. Ini memang dilarang oleh pemerintah komunis setempat namun semua orang Kristen ini terpaksa “melanggar” hukum negara dan terus mengadakan kebaktian-kebaktian mereka. Tiga juta orang Kristen lain mengadakan kebaktian-kebaktian mereka dalam gedung gereja yang sah yang diakui oleh pemerintah. Gereja-gereja yang berkumpul di rumah-rumah itu dalam bahasa Inggris disebut “House Church.” Ada orang yang mengatakan bahwa “The House Church adalah kunci pertumbuhan gereja di RRC sekarang ini!”
Apakah kita mau melayani Tuhan? Salah satu pelayanan yang dilakukan oleh umat Kristen pada abad pertama dan yang juga dapat dilakukan oleh kita sekarang ini ialah menyediakan rumah kita sebagai tempat untuk kebaktian orang Kristen. Tiap kali satu rumah dibuka untuk pertemuan Kristen, maka orang-orang percaya yang belum berbakti di gereja, mulai hadir dengan akibat orang-orang baru itu dimenangkan buat Kristus.
Pelayanan kedua yang dijalankan Filemon ialah:
II. DIA MELAYANI FIRMAN TUHAN (1)
Di sini kami harus dengan jelas menerangkan bahwa ini adalah suatu asumsi. Soalnya kita tidak membaca dengan jelas dalam Surat Filemon itu, apakah Filemon pernah berkhotbah atau mengajar. Kalau demikian mungkin Anda akan bertanya, “Dari manakah datang asumsi itu?” Coba lihat pada ayat 1. Dalam ayat itu Filemon disebut “Teman sekerja” Paulus. Pangilan ini dipakai beberapa kali oleh Paulus dan sering dipakai untuk orang-orang yang melayani Firman Tuhan. Misalnya dalam II Korintus 8:23 Titus juga disebut “temanku yang bekerja bersama-sama dengan aku ……..” dan kita tahu bahwa ia adalah seorang yang melayani Firman Tuhan. Dalam Filipi 2:25 tertulis, “…….. Epafroditus ……. teman sekerja ………” Orang ini juga adalah anggota tim Paulus. Demikianlah sebutan “ teman sekerja” sering merupakan sinonim bagi orang yang ikut melayani Firman Tuhan.
Tetapi jikalau kita tidak dapat membuktikan bahwa Filemon melayani Firman Tuhan, sudah ada banyak bukti bahwa kaum awam sering berkhotbah dan mengajar. Dalam surat pastoral yang ditulis Paulus ia mengatakan bahwa seorang penilik jemaat harus “cakap mengajar.” Di gereja yang mula-mula kita melihat bahwa Stefanus, seorang dari antara 7 diakoni pertama, pandai berkhotbah dan malahan mati syahid karena khotbahnya yang termuat dalam Kisah Para Rasul 7. Bahkan hampir semua pendidikan theologia dalam gereja mula-mula pada abad pertama itu dilakukan oleh orang-orang “bukan-profesional.”
Ingatlah bahwa salah satu acara penting dalam tiap kebaktian ialah pembacaan surat-surat rasul-rasul. Surat ini perlu dijelaskan kepada umat Kristen. Jikalau rasul-rasul tidak hadir, jelas salah satu anggota jemaat menjelaskan (mengajar) apa artinya surat-surat itu. Dengan demikian tidak sulit untuk mengemukakan asumsi bahwa Filemon adalah salah seorang yang menerangkan dalam sidang jemaat makna surat-surat yang diterima dari Rasul Paulus.
Tetapi “melayani Firman Tuhan” tidak berarti berkhotbah atau mengajar dalam sidang jemaat saja. Paulus juga menasihati ibu-ibu yang tua untuk mengajar ibu-ibu yang muda. Apakah ini permulaan perkumpulan kaum ibu di gereja-gereja? Dan orang tua harus mengajar anak-anaknya. Apakah ini sekolah minggu di rumah tangga atau paling sedikit persekutuan doa keluarga? Pokoknya ada banyak kesempatan mengajar atau melayani Firman Tuhan dalam kehidupan sehari-hari sidang jemaat setempat.
Menurut Efesus 4:12 orang Kristen harus dilengkapi untuk “pekerjaan pelayanan.” kita sudah melihat dua macam pelayanan yang dapat dilakukan oleh kaum awam yaitu pertama, memakai rumah untuk tempat kebaktian dan kedua melayani Firman Allah. Sekarang kita akan menyelidiki pelayanan ketiga yang dikerjakan Filemon, yaitu:
III. MEMBERI TUMPANGAN (22)
Paulus mempunyai rencana untuk datang berkunjung ke Kolose dan ia tidak usah pusing tentang tempat tinggalnya selama di sana. Ia sudah kenal baik dengan Filemon. Tiap kali ke Kolose ia tinggal di rumah Filemon. Demikianlah ia mengatakan, “bersedialah juga memberi tumpangan kepadaku …….” Dia berani menulis demikian karena Filemon betul-betul merupakan teman seiman Paulus (17).
Memberi tumpangan adalah satu pelayanan yang cocok pada masa itu dan masih diperlukan pada masa sekarang. Tetapi kadang-kadang orang Kristen tidak suka memberi tumpangan. Pelayanan semacam ini mengganggu rumah tangga dan juga memakan biaya. Memberi makan kepada seseorang lagi tidak dengan cuma-cuma. Demikianlah pada masa Perjanjian Baru itu tidak semua orang suka memberi tumpangan. Itulah sebabnya Petrus menulis, “berilah tumpangan seorang akan yang lain dengan tidak bersungut-sungut” (I Petrus 4:9).
Seorang penilik jemaat tidak hanya harus menghindari bersungut-sungut pada waktu memberi tumpangan, tetapi menurut Paulus ia harus “………. suka memberi tumpangan ………. “ (I Timotius 3:2).
Pada masa itu ada persoalan tentang siapakah boleh didaftarkan sebagai janda dalam sidang jemaat. Paulus menulis bahwa seorang janda harus berumur 60 tahun ke atas dan hanya satu kali bersuami. Juga janda ini harus membuktikan dirinya dengan melakukan pekerjaan yang baik seperti misalnya mengasuh anak-anak dan memberi tumpangan (I Timotius 5:10).
Gayus, penerima surat III Yohanes juga dipuji karena ia menerima dan menolong orang-orang Kristen yang ikut dalam satu perjalanan karena pelayanan. Rasul Yohanes menulis, “Kita wajib menerima orang-orang yang demikian, supaya kita boleh mengambil bagian dalam pekerjaan mereka untuk kebenaran” (III Yohanes 8).
Perlunya memberi tumpangan itu bukan suatu hal yang membebani orang Kristen saja pada dunia kuno itu. Rupanya hotel-hotel dan losmen-losmen yang ada pada zaman kuno sangat jelek. Jadi jikalau seseorang bepergian, biasanya sangat sulit untuk mencari tempat penginapan yang memuaskan. Demikianlah terbentuk konsep “tamu-teman.” Pada suatu masa kalau ada dua orang yang menjadi teman akrab dan akhirnya terpaksa terpisah, mereka mengambil satu benda yang berharga dan memotongnya menjadi dua. Mereka berjanji satu dengan yang lain, bahwa apabila pada tahun-tahun kemudian seorang datang ke rumah yang lain dengan membawa salah satu belahan dari benda itu ia akan diberi tempat bermalam. Demikianlah mungkin 50 tahun sesudah salah seorang ini meninggal, keturunannya mengadakan perjalanan. Dia mungkin perlu bermalam di suatu kota. Jikalau ia tahu rumah dari teman ayahnya, dengan mendatangi rumah itu dan menunjukkan belahan yang dipegang dari benda yang berharga itu, ia akan diterima dan diberi tempat istirahat.
Tetapi dengan umat Kristen, lain halnya. Mereka semua merupakan satu keluarga besar dalam Kristus dan harus bersedia memberi tumpangan satu kepada yang lain. Inilah suatu “pekerjaan pelayanan” yang dipercayakan kepada semua orang Kristen. Pernahkah Anda melakukan pelayanan semacam ini?
Pelayanan keempat yang dilakukan Filemon ialah:
IV. DIA MENGHIBUR ORANG KUDUS (7)
Ayat 7 berbunyi, “…………… hati orang kudus telah kau hiburkan, saudaraku.” Beberapa terjemahan bahasa Inggris berbunyi, “refreshed, give rest, cheer.” Firman Allah Yang Hidup menerjemahkannya demikian, “Kebaikanmu menyegarkan hati umat Allah.” Ini sungguh suatu pujian yang hebat dan indah, betapa senangnya diketahui sebagai seorang yang menyegarkan orang-orang Kristen lain! Kita tidak tahu apakah yang dikerjakan oleh Filemon untuk menyegarkan hati orang-orang Kristen. Apakah ia melayani mereka pada waktu mereka sakit? Apakah ia menghibur hati mereka pada waktu mereka putus asa? Apakah ia membantu mereka pada waktu mereka terjepit dalam salah satu persoalan? Atau mungkin ia hanya menyampaikan perjanjian Firman Tuhan dan senyum yang manis pada waktu iman mereka lemah?
Dalam II Timotius Paulus menjelaskan aktivitas seorang yang sungguh menyegarkan hatinya, yaitu Onesiforus. Pada masa itu Paulus menderita dalam penjara yang kejam dan kotor di ibu kota Roma. Kelihatannya beberapa waktu lagi ia akan dijatuhi hukuman mati. Dalam keadaan demikian ini jiwa Paulus perlu dibesarkan juga. Demikianlah Paulus menyatakan, “…….. keluarga Onesiforus …… berulang-ulang menyegarkan hatiku” (II Timotius 1:16). Apakah yang dikerjakan Onesiforus sehingga ia menyegarkan hati Paulus? Kita membaca bahwa Onesiforus berusaha keras untuk mencari Paulus di ibu kota itu. Kota itu sangat besar. Onesiforus mendengar berita bahwa Paulus ada di Roma dan dipenjarakan tetapi apakah ditahan dalam sebuah rumah atau dalam penjara ia tidak tahu. Dan kalau dalam penjara, penjara yang mana? Dan kalau Paulus akan dihukum mati, bukankah berbahaya untuk mencari dia? Mungkin Onesiforus akan tersangkut juga. Ia seorang Kristen. Mungkin ia juga akan ditangkap dan dipenjarakan. Tetapi ia hanya memikirkan Paulus. Sesudah Onesiforus menemukan Paulus ia mengunjunginya berkal-kali. Paulus menulis, “Ia tidak malu menjumpai aku di dalam penjara” (II Timotius 1:16). Demikianlah kadang-kadang kita menghibur seseorang hanya dengan berdiri dengan dia dan tidak menjadi malu karena dia.
Sebaliknya dengan Demas, seorang yang juga bekerja dengan Paulus. Bagaimana tindakannya pada waktu Paulus menderita di dalam penjara? II Timotius 4:16, 10-11 mengatakan, “Pada waktu pembelaanku yang pertama tidak seorangpun yang membantu aku, semuanya meninggalkan aku …………. Demas telah mencintai dunia dan meninggalkan aku ………….. hanya Lukas yang tinggal dengan aku.”
Onesiforus dan Lukas betul-betul berdiri dengan teman dan membesarkan hatinya dalam kesusahan. Tuhan Yesus sendiri memuji usaha semacam ini, ia memuji kita kalau kita “memberi air sejuk secangkir sajapun ………….” (Matius 10:42) kepada seseorang. Apakah Anda terlibat dalam pelayanan menghibur jiwa orang-orang kudus?
Kami tidak diberitahu tentang rumah Filemon tetapi satu hal yang jelas ialah bahwa rumah Filemon adalah seperti “oasis in the desert” atau tempat yang subur dan enak di mana seseorang dapat disegarkan di tengah padang pasir. Betapa indahnya jikalau rumah setiap orang Kristen menjadi “oasis” semacam ini.
Nah mari kita menyelidiki pelayanan kelima yang dilakukan Filemon.
V. DIA BERDOA (22)
Kali pertama kita membaca tentang pelayanan intern gereja dalam Perjanjian Baru kita membaca tentang doa. Perhatikanlah Kisah Para Rasul 2:42, “Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa.” Di antara empat aktifitas kebaktian orang Kristen itu, doa disebut-sebut.
Kita melihat hal ini lagi, dalam ceritera tentang Petrus waktu dibebaskan dari penjara oleh malaikat di tengah malam. Mungkin Anda ingat bahwa ia langsung berjalan ke rumah Maria, ibu Markus dan mengetuk pintu. Ingatlah bahwa ini tengah malam dan pada saat itu kita tahu bahwa orang-orang Kristen di rumah itu berdoa, malahan berdoa untuk Petrus. Kita membaca dalam Kisah Para Rasul, “Di situ banyak orang berkumpul dan berdoa.”
Paulus menyuruh orang-orang Kristen di Tesalonika, “Tetaplah berdoa (I Tesalonika 5:17). Pada Efesus 6:19 ia meminta agar orang Kristen, berdoa “ ……… untuk aku, supaya kepadaku,……… dikaruniakan perkataan yang benar, agar dengan keberanian aku memberitakan rahasia Injil ………”
Yang indah dalam Surat Filemon ialah bahwa Paulus menganggap otomatis doa Filemon. Dua menulis dalam ayat 22, “……… aku harap oleh doamu ………” Paulus tidak menyuruh Filemon berdoa apalagi tidak minta Filemon berdoa. Ia cukup mengenal Filemon dan ia tahu teman seimannya itu adalah orang saleh yang sudah berdoa, sedang berdoa dan akan berdoa. Filemon adalah orang yang selalu berdoa, apalagi Paulus yakin bahwa dia sendiri senantiasa didoakan oleh Filemon. Betapa indahnya kesaksian ini. Paulus pasti dikuatkan pada waktu apabila ia ingat bahwa dia didoakan Filemon.
Terlalu sering kita merasa “pelayanan” yang bermanfaat ialah pelayanan keluar, yang dilakukan di depan umum. Tetapi lihatlah pelayanan Filemon. Apakah Anda melakukan pelayanan semcam ini?
Nah, kita akan menyelidiki pelayanan terakhir yang disinggung dalam surat kecil ini, yaitu:
VI. DIA MENGASIHI SEMUA ORANG (5)
Dalam ayat 5 kita membaca, “……….. kasihmu kepada semua orang kudus ……….. “ Francis Schaeffer, seorang cendikiawan Kristen yang meninggal dunia beberapa tahun yang lalu menulis buku yang berjudul, “The Mark of a Christian” (Ciri utama seorang Kristen). Bukunya kecil dan lama tersimpan dalam lemari kami. Kami selalu berpikir, “Ciri apakah yang dimaksudkan Dr. Schaeffer itu?” Kemudian pada suatu hari saya membaca buku kecil itu. Judulnya didasarkan pada Yohanes 13:35 yang berbunyi, “Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi.”
Tetapi apakah “mengasihi” boleh disebut sebagai suatu pelayanan? Memang “mengasihi” bukan pelayanan konkrit seperti “berdoa” atau “memberi tumpangan” tetapi “pelayanan kasih” jelas meliputi semua pelayanan lain dan harus menjadi fondamen bagi semuanya. Demikianlah jikalau kita berbicara tentang “pelayanan kasih,” maksudnya ialah segala macam pelayanan yang diarahkan untuk menolong orang lain.
Kita dapat lebih mengerti peranan kasih dalam pelayanan Filemon apabila kita mengerti sedikit tentang perbudakan dalam Kerajaan Roma pada masa itu. Dalam abad pertama ada kurang lebih 60 juta budak dalam Kerajaan Roma dan semua dianggap sebagai “Bukan orang tetapi alat yang hidup.” Aristoteles, ahli filsafat Yunani yang banyak dipuji pada zaman moderen ini, mengatakan tentang perbudakan, “Hukum alam memungkinkan adanya budak untuk memotong kayu dan mengangkat air bagi orang yang lebih hebat.” Jikalau orang yang paling hebat pada masa itu berpandangan demikian, kita dapat mengerti mengapa semua orang menerima budaya perbudakan itu.
Dan memang budak diperlakukan seperti “alat” saja, Pliny, ahli sejarah waktu itu, menceritakan tentang seseorang bernama Vedius Pollio yang memiliki budak-budak. Pada suatu pesta seorang budaknya mengantar minuman kepada tamu-tamu. Tahu-tahu budak itu tersandung dan gelas yang dibawanya jatuh dan pecah. Pollio marah sekali dan langsung menyuruh agar budak itu dilemparkan ke dalam kolam ikan lamprey. Ikan kejam ini melekat pada mangsanya dan mengisap darahnya sampai mangsanya mati. Demikianlah puluhan lamprey ini dalam beberapa menit saja telah membunuh budak tersebut. Tidak seorangpun dapat memprotes dan Pollio tidak mungkin dihukum pada masa itu. “Mengapa perlu dipusingkan,” pikir semua orang, “bukankah budak itu alat saja?”
Dengan latar belakang itu kita dapat mengerti masalah yang dihadapi Onesimus, budak Filemon yang melarikan diri itu. Malahan rupanya ia berbuat lebih dari pada melarikan diri saja. Dia juga mencuri dari Filemon. Lihatlah ayat 187, “Dan kalau dia (Onesimus) sudah merugikan engkau ataupun berutang padaku, tanggungkanlah semuanya itu kepadaku ………” Sebetulnya ada dua hukuman buat budak yang melarikan diri dalam dunia kuno. Yang pertama, kalau ditangkap ia dapat dicap pada dahinya dengan huruf “F” yang berarti orang buronan, pelarian (fugitive). Ini hukuman yang paling ringan. Kemungkinan kedua, ia dapat disalibkan. Dengan mengerti hukuman-hukuman ini apakah mungkin Onesimus, yang ditemukan Rasul Paulus di Roma, mau pulang kepada Filemon di Kolose? Tetapi baik Paulus maupun Onesimus mengerti satu hal tentang Filemon, mereka tahu bahwa dia adalah seorang yang sungguh menghayati kasih ilahi. Oleh karena itu Paulus berani menyuruh Onesimus untuk kembali ke Kolose. Oleh karena itu Onesimus berani kembali ke majikannya.
Jikalau Filemon mempunyai kasih semacam ini, juga dalam hal yang berhubungan dengan budak buronannya itu, kita dapat memaklumi mengapa Paulus mencatat pada awal suratnya, “……….. kasihmu kepada semua orang kudus…………….” (5).
Bagaimana “pelayanan kasih” kita? Apakah kasih kita, yang hanya dapat terlihat melalui perbuatan, kelihatan pada semua orang kudus?
KESIMPULAN:
Ternyata Filemon sungguh diperlengkapi untuk “pekerjaan pelayanan.” Dia memakai rumahnya untuk tempat kebaktian. Ada kemungkinan besar dia melayani Firman Tuhan. Dia memberi tumpangan kepada umat Kristen. Dia menghibur orang kudus. Dia berdoa. Dia mengasihi semua orang.
Apakah yang dapat dikatakan mengenai kaum awam semcam ini? Lange’s Commentary mengatakan, “Dengan contoh dan aktivitas orang percaya seperti Filemon, agama Kristen primitif membuktikan berasal dari Tuhan dan berkembang sangat cepat di antara negara-negara dalam dunia kuno.”
UNDANGAN:
Kami harap Anda terdorong untuk melakukan salah satu pelayanan yang dikerjakan Filemon, bahkan mungkin semuanya. Tetapi mungkin dalam penguraian tentang “pekerjaan pelayanan” tadi Anda merasa ada paling sedikit satu pelayanan yang harus Anda lakukan. Untuk Anda yang merasa demikian, yang ditantang Tuhan untuk melakukan salah satu dari antara 6 pelayanan ini, kami minta Anda pada saat ini berdoa di tempat, di dalam hati Anda, serta berjanji kepada Tuhan bahwa Anda akan mulai melakukan pelayanan itu.
Marilah kita menutup mata dan menundukkan kepala, kita akan diam selama 30 detik dan dalam waktu singkat itu kiranya Anda akan menyampaikan doa janji pribadi Anda kepada Tuhan. Amin!