MEMENANGKAN ORANG DARI
KEPERCAYAAN LAIN
(Kisah Para Rasul 11 – 15)
GARIS BESAR
PENDAHULUAN
- Seorang ibu dilarang untuk mengajar sekolah Minggu, ia merasa tak dapat melayani Tuhan, lupa akan orang yang belum percaya di sekelilingnya
- Orang Kristen mau ber-PI dalam gereja, bukan kepada orang yang belum percaya di luar gereja
T E M A : Berhasil memenangkan orang dari kepercayaan lain
KALKUN : Kita akan berhasil memenangkan jiwa-jiwa dari kepercayaan lain apabila kita mengambil 7 langkah yang dipelopori Barnabas
I. DIA MENERIMA KEHENDAK ALLAH AKAN KESELAMATAN ORANG DARI KEPERCAYAAN LAIN (Kisah Para Rasul 11:18)
- Barnabas mendengar kesaksian Petrus tentang PI kepada Kornelius (11:1-3) dan ikut memuliakan Allah (11:18)
- “Karunia pertobatan” – Allah aktif dalam seluruh proses keselamatan
- Allah, “…. menghendaki supaya semua bertobat” (I Petrus 3:9)
- Tahu Kehendak Allah, harus melangkah lagi
II. DIA BERSUKACITA ATAS PERTOBATAN ORANG DARI KEPERCAYAAN LAIN (Kisah Para Rasul 11:19-23a)
- Penganiayaan Stefanus, orang Yahudi Siprus tersebar ke Antiokia (Kota * 3, “Pintu Timur”), beberapa orang Yunani percaya (20)
- “Konsep theologia” menolong Petrus menginjili orang kafir; Barnabas, karena “Anak Penghiburan,” menginjili mereka
- Barnabas cocok: Orang Yahudi dari Siprus, berbahasa Yunani, ramah, memiliki karunia menasihati
- “Bersukacita,” tidak acuh-tak-acuh, senang melihat kehendak Allah terjadi
III. DIA MELIHAT TENAGA BARU DALAM PEKABARAN INJIL KEPADA ORANG-ORANG DARI KEPERCAYAAN LAIN (11:25)
- Barnabas kewalahan, pekerjaan akan macet tanpa teman
- Siapa? Paulus temannya dari wilayah yang sama. Barnabas tahu panggilannya (22:21)
- Paulus: orang Yahudi, berpendidikan tinggi, tahu bahasa dan kebudayaan Yunani
- Barnabas sadar Paulus dapat melebihi dia, namun ia masih mencari Paulus
IV. DIA MEMPERKUAT GEREJA YANG TERDIRI DARI ORANG-ORANG YANG BERASAL DARI KEPERCAYAAN LAIN (11:23)
- Dia melayani mereka, “………. supaya tetap setia ………. “
- Nabi Agabus meramalkan bala kelaparan (11:28)
- Empat bala kelaparan pada jaman Klaudius, Orang Yahudi ditolong oleh Helena dari Adiabene
- Siapakah yang menolong orang Yahudi? Usul Barnabas: Gereja Antiokia
- Sumbangan, cara membuktikan kemurnian iman, “Memperkuat hubungan,” Bruce
V. DIA MENDIRIKAN GEREJA-GEREJA BARU DENGAN ORANG-ORANG YANG BERTOBAT DARI KEPERCAYAAN LAIN (13:2-14:28)
- Paulus dan Barnabas orang-orang pertama yang dikhususkan untuk PI di antara orang dari kepercayaan lain (13:2)
- Ke Siprus (tempat asalnya Barnabas), ke Turki (Perga, Antiokia, Listra, Derbe)
- Penatua-penatua ditetapkan, gereja terorganisir (Kisah Para Rasul 14:23)
- Bertengkar dengan Paulus, bekerja terus dengan Markus
VI. IA MEMBELA PENGINJILAN DI ANTARA ORANG-ORANG DARI KEPERCAYAAN LAIN (15:1-2)
- Semua setuju pertobatan antara orang Yunani, tetapi 1 atau 2 cukup, jangan ribuan
- Orang Yahudi takut kebanjiran petobat orang Yunani sampai taraf kesusilaan dalam gereja turun
- Lawannya mewajibkan sunat, hukum Musa sebelum diperbolehkan bersekutu, mengikut perjamuan Tuhan
- Paulus dan Barnabas menentang (15:1-2), Anda membela PI?
VII. DIA BERKORBAN SUPAYA DAPAT MEMBERITAKAN INJIL KEPADA ORANG – ORANG DARI KEPERCAYAAN LAIN (I Korintus 9:6-7)
- Barnabas berjiwa dermawan, menjual tanah di Siprus, memberi uang kepada rasul-rasul di Yerusalem
- Tujuh tahun sesudah pertengkaran, Paulus menulis, “Barnabas bekerja dengan tangannya” (I Korintus 9:6-7)
- “Mengasihi bukan dengan perkataan tetapi dengan perbuatan” (I Yohanes 3:18)
KESIMPULAN:
- Kalau ditanyakan tentang PI dalam lingkungan Anda, apakah Anda menjawab, “Orang dalam lingkungan ini dari kepercayaan lain?”
UNDANGAN:
- Berdiri di tempat kalau bersedia memberitakan Injil kepada orang-orang dari kepercayaan lain
TUGAS PENDENGAR:
- Dalam minggu ini membagikan satu traktat kepada orang dari kepercayaan lain
- Membuat rencana PI kepada orang dari kepercayaan lain
MEMENANGKAN ORANG DARI KEPERCAYAAN LAIN
(Kisah Para Rasul 11 – 15)
Beberapa waktu yang lalu kami mengunjungi seorang ibu Kristen, dia orang yang sungguh mencintai Tuhan Yesus dan ingin melayani Dia. Sebetulnya ia rindu mengambil bagian dalam pelayanan gereja tetapi karena sesuatu hal itu tidak jadi. Dia menjelaskan persoalannya begini, “Kami tidak dapat melayani Tuhan karena pelayanan di gereja tidak diberikan kepada kami” Kami langsung menantang dia, “Tetapi ibu, ada banyak orang dalam kampung ini yang belum percaya kepada Tuhan Yesus. Mengapa ibu tidak menginjili mereka?” Sayang, ibu ini mengira bahwa melayani Tuhan Yesus berarti melayani Dia dalam gereja. Memenangkan orang dari kepercayaan lain yang belum kenal Tuhan Yesus juga termasuk pelayanan kepada Tuhan.
Terlalu sering orang Kristen mengira bahwa PI dalam gereja adalah satu-satunya jenis penginjilan. Tetapi Alkitab banyak berbicara mengenai penginjilan lintas budaya, penginjilan kepada orang-orang dari kepercayaan lain yang belum sempat mendengar tentang kabar baik.
Demikianlah pada hari ini kita akan berpikir mengenai bagaimana caranya supaya berhasil memenangkan orang-orang dari kepercayaan lain, yaitu orang-orang yang belum mengenal Tuhan Yesus. Untuk mengerti tema ini kita akan belajar mengenai Barnabas, seorang rasul dan orang kunci dalam penginjilan orang dari kepercayaan lain menurut Kisah Para Rasul. Kita akan berhasil memenangkan jiwa-jiwa dari kepercayaan lain apabila kita mengambil tujuh langkah yang dipelopori oleh Barnabas. Mari kita mempelajari langkah-langkah itu satu persatu. Langkah pertama yang kami maksudkan ialah:
I. DIA MENERIMA KEHENDAK ALLAH AKAN KESELAMATAN ORANG DARI KEPERCAYAAN LAIN (Kisah Para Rasul 11:18)
Mungkin Anda mengingat ceritera di mana Petrus menerima panggilan dari Allah untuk menginjili orang-orang dari kepercayaan lain. Sebelum itu Petrus mengira Injil itu hanya dikhususkan bagi bangsanya saja (Yahudi) dan agamanya saja (Yahudi). Ada banyak suku dan bangsa lain di daerah Yahudi seperti orang Romawai dan orang Yunani tetapi Petrus tidak pernah memikirkan mereka. Namun pada suatu hari, dalam penglihatan, ia melihat suatu benda berbentuk kain lebar yang bergantung pada keempat sudutnya diturunkan dari langit …….. di dalamnya …….. segala jenis binatang berkaki empat dan binatang liar dan binatang menjalar dan burung-burung. Dia disuruh makan dari binatang-binatang ini tetapi sebagai seorang Yahudi yang menghindari semua hal yang haram, ia menolak. Tetapi dalam penglihatan ia mendengar suara Allah yang berbunyi, “Apa yang dinyatakan halal oleh Allah, tidak boleh engkau nyatakan haram!” (Kisah Para Rasul 10:15b).
Kemudian Petrus disuruh pergi ke rumah Kornelius, seorang Romawi (yang haram menurut orang Yahudi). Di sanalah Petrus menjelaskan Injil dan banyak orang dari kepercayaan dan suku lain bertobat dan diselamatkan.
Apabila berita tentang perbuatan Petrus didengar di Yerusalem dia ditegur karena banyak orang mengira ia salah bertindak. Pokoknya orang Yahudi tidak boleh bergaul dengan orang dari kepercayaan lain. Petrus diberi kesempatan untuk menjelaskan pengalamannya. Semua orang penting gereja Yerusalem, termasuk Rasul Barnabas, ikut mendengarkan penjelasan Petrus. Sesudah ia menceriterakan semuanya, menurut Kisah Para Rasul 11:18, “……….mereka menjadi tenang, lalu memuliakan Allah, katanya: “Jadi kepada bangsa-bangsa lain juga Allah mengaruniakan pertobatan yang memimpin kepada hidup.”
Lihatlah apa yang dikatakan Barnabas dan teman-temannya yang mendengarkan laporan Rasul Petrus, “………… Allah mengaruniakan pertobatan …………” kepada orang-orang dari kepercayaan lain. Baru mereka sadar bahwa bukan mereka saja yang boleh diselamatkan, tetapi juga orang yang belum mengakui Yesus sebagai Juruselamat dunia ini. Petrus mengunci pengertian baru ini dalam suratnya pada waktu ia menulis “………… Tuhan ………… menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat” (II Petrus 3:9).
Yang sangat berkesan pada kami ialah bahwa Barnabas, pada waktu mengerti bahwa Allah menghendaki pertobatan orang-orang dari kepercayaan lain, menerima kenyataan baru ini. Dia memuliakan Allah karena pekerjaan baru ini. Tetapi dengan pengertian baru juga biasanya datang tanggung-jawab baru. Jikalau kita tahu kehendak Allah, kita harus melangkah lagi. Mari kita melihat langkah kedua yang diambil Barnabas.
II. DIA BERSUKACITA ATAS PERTOBATAN ORANG DARI KEPERCAYAAN LAIN (Kisah Para Rasul 11:19-23a)
Pada permulaan gereja kebanyakan orang yang percaya tinggal di kota Yerusalem. Setahu kita ribuan orang percaya dan gereja menjadi makin hari makin besar. Sebagai respons terhadap kemajuan gereja juga datang penganiayaan. Penganiayaan yang paling kejam adalah pembunuhan Stefanus (Kisah Para Rasul 7). Sebagai akibat dari penganiayaan ini banyak orang Kristen mengungsi dari kota Yerusalem. Mereka pergi ke seluruh tanah Yudea dan juga Samaria. Kelihatannya pada masa itu (dan mungkin sebelumnya) banyak orang Kristen tersebar ke Pulau Siprus, Fenisia dan Antiokhia, yaitu daerah-daerah di sebelah utara di luar tanah Yudea.
Di antara orang Yahudi yang percaya ini ada beberapa orang Siprus dan orang Kirene (Afrika) yang tiba di kota Antiokia. Antiokia adalah kota ketiga dalam Kerajaan Roma, kota yang sangat besar dan yang disebut “Pintu Timur’ oleh orang-orang masa itu. Di kota itu orang Yahudi dari Siprus mulai memberitakan Injil untuk kali pertama kepada orang-orang dari kepercayaan lain, yaitu kepada orang Yunani. Tangan Tuhan menyertai usaha baru ini dengan akibat sejumlah besar orang menjadi percaya.
Tidak lama kemudian berita tentang pertobatan orang bukan Yahudi dari kepercayaan lain itu terdengar di Yerusalem. Bagaimana gereja Kristen pertama di Yerusalem akan bertindak? Untuk mereka sudah mendengar kesaksian Petrus. Konsep theologia bahwa Injil juga diperlukan oleh orang-orang bukan Yahudi sudah diterima. Oleh karena itu berita dari Antiokia itu tidak langsung ditolak. Namun mereka merasa perlu untuk melayani mereka dan mengambil keputusan untuk mengutus orang ke Antiokia. Tetapi siapa?.
Akhirnya mereka memilih Barnabas. Mengapa? Pertama ia disebut “Anak Penghibur.” Jelas orangnya ramah dan pandai bergaul. Juga kelihatannya dengan nama ini ia berhati besar yang gampang menerima orang lain. Tetapi di samping ini Barnabas adalah orang Yahudi yang berasal dari Pulau Siprus. Siprus terletak di sebelah barat dari Antiokhia dan mempunyai banyak hubungan dagang dengan kota itu. Lagipula Barnabas mengerti dan lancar berbahasa Yunani. Akhirnya kelihatannya Barnabas juga mempunyai karunia menasihati. Pokoknya dia cocok sebagai utusan Gereja Yerusalem kepada orang-orang yang baru bertobat dari kepercayaan lain itu.
Dan apa yang terjadi pada waktu Barnabas tiba di Antiokhia? Apabila dia melihat kasih Karunia Tuhan yang dinyatakan di jemaat baru ini kita membaca bahwa dia bersukacita. Dia tidak acuh-tak-acuh atau penuh kritikan. Dia tidak menegur mereka atau mencap mereka sebagai orang Kristen kelas kambing. Dia langsung bersukacita pada waktu dia melihat bahwa kehendak Tuhan terjadi.
Demikianlah Barnabas mengambil dua langkah yang penting dalam penginjilan orang dari kepercayaan yang lain. Pertama ia menerima penginjilan ini sebagai kehendak Allah. Kedua ia bersukacita pada waktu menyaksikan pertobatan ini. Sekarang kita akan melihat langkah yang ketiga, yaitu:
III. DIA MELIHAT TENAGA BARU DALAM PEKABARAN INJIL KEPADA ORANG-ORANG DARI KEPERCAYAAN LAIN (11:25)
Kelihatannya Barnabas melibatkan diri dalam pekerjaan menasihati dan menguatkan jemaat baru di Antiokhia itu tetapi lama-kelamaan ia menjadi kewalahan. Ia sadar bahwa tanpa teman untuk membantu dia pekerjaan yang mulia ini akan macet.
Tetapi siapa dapat menolongnya? Pada waktu memikirkan masalah ini dia ingat akan Saulus. Saulus dulu banyak menganiaya orang-orang Kristen di Yerusalem dan tempat-tempat lain. Kemudian di Damsyik ia bertobat tetapi pada waktu kembali ke Yerusalem orang-orang Kristen dan rasul-rasul tidak mau menerima dia. Mereka ragu-ragu mengenai Saulus ini. Tetapi Barnabas (“anak penghiburan”) mendekati Saulus dan akhirnya memperkenalkan dia kepada rasul-rasul. Kami yakin Saulus (Paulus) banyak berceritera kepada Barnabas. Jelas bahwa Paulus pernah memberitahukan kepada Barnabas mengenai peristiwa pertobatannya dan panggilan di mana Tuhan mengatakan dengan jelas, “Pergilah, sebab Aku akan mengutus engkau jauh dari sini kepada bangsa-bangsa lain” (Kisah Para Rasul 22:21)” Demikianlah Barnabas sadar akan panggilan Paulus.
Juga Paulus adalah orang Yahudi yang menguasai baik bahasa Yunani maupun kebudayaan Yunani. Soalnya Paulus dibesarkan di kota Tarsus, kota Yunani yang tidak jauh dari pulau Siprus dan Antiokhia. Ternyata bahwa dua orang ini berasal dari wilayah Kerajaan Roma yang sama. Apalagi Paulus berpendidikan tinggi karena sudah belajar agama Yahudi secara mendalam.
Barnabas sadar bahwa Paulus akan melebihi dia karena ia tahu latar belakang temannya itu. Namun, ia tidak memikirkan hal-hal semacam itu. Ternyata beberapa tahun sejak ketemu dengan Paulus, Barnabas pergi ke kota Tarsus, ratusan kilometer di sebelah barat Antiokhia, untuk mencari dia. Demikianlah kita melihat kebijaksanaan Barnabas. Ia tidak berusaha menginjili orang dari kepercayaan lain sendirian. Dia sadar akan pentingnya melibatkan orang lain dalam pekerjaan yang mulia ini.
Sekarang perhatikanlah langkah keempat yang dipelopori Barnabas.
IV. DIA MEMPERKUAT GEREJA YANG TERDIRI DARI ORANG-ORANG YANG BERASAL DARI KEPERCAYAAN LAIN (11:23)
Barnabas tidak hanya senang menambah jiwa pada gereja di Antiokhia. Dia juga ingin memperkuat gereja itu, lebih-lebih kalau diingat bahwa gereja itu terdiri terutama dari orang-orang dari kepercayaan kafir. Demikianlah Lukas mengatakan bahwa tekanan dari nasihat Barnabas pada jemaat baru ini ialah agar mereka menjadi “setia kepada Tuhan” (Kisah Para Rasul 11:23).
Tetapi Barnabas mau memperkuat kedudukan gereja ini secara ekstern juga, yaitu dia ingin agar gereja ini sungguh dianggap sebagai gereja yang benar, yang bonafide. Dia ingin agar gereja ini diakui oleh sidang jemaat di Yerusalem. Bagaimana caranya?
Pada jaman Kaisar Klaudius negara Yudea dan negara sekitarnya ditimpa empat bala kelaparan. Salah satu bala kelaparan ini diramalkan oleh Nabi Agabus pada waktu ia berkhotbah di jemaat Antiokhia. Tiap kali pada musibah semacam itu orang-orang Yahudi tidak terkena atau kurang menderita. Soalnya ada seorang bangsawan bernama Helena dari Adiabene yang selalu bersedia berkorban untuk membantu mereka. Kelihatannya dia sangat kaya dan tinggal di negara sebelah utara yang sungguh subur dan tidak menderita karena bala kelaparan. Sebagai penghargaan kepada orang Yahudi dia selalu menutup kekurangan mereka pada waktu bala kelaparan dengan mengirim makanan kepada mereka.
Tetapi sekarang ada masalah bagi orang Yahudi yang menganut agama Kristen. Mereka dibenci oleh orang Yahudi lain. Jelas bahwa mereka tidak akan ditolong oleh orang Yahudi yang belum percaya dan juga tidak akan diberi jatah dari sumbangan Helena dari Adiabene. Bagaimana mereka dapat ditolong?
Di sinilah salah seorang dari sidang jemaat, mungkin Barnabas dan Paulus, mengemukakan ide agar sidang jemaat Antiokhia mengirim bantuan atau sumbangan dana untuk menolong orang-orang Kristen di Yerusalem yang menderita. Jelas Paulus dan Barnabas, sebagai pimpinan jemaat mendukung tindakan ini.
Dan lihatlah bagaimana sumbangan ini akan menguatkan hubungan antara gereja yang terdiri dari orang Kristen Yahudi di Yerusalem dan gereja yang terdiri dari orang Kristen Yunani di Antiokhia.
F.F. Bruce, sorang ahli dalam Perjanjian Baru, mengatakan bahwa sumbangan ini sungguh akan membuktikan kemurnian iman orang Kristen di Antiokhia dan juga “memperkuat hubungan” antara dua jemaat ini. Jikalau ada orang lain kali menyebut orang Kristen Antiokhia sebagi orang Kristen kelas dua, Barnabas dapat menunjukkan sifat dermawan mereka yang sudah dibuktikan.
Demikianlah baik dengan pengajaran maupun dengan tindakan yang bijak Barnabas memperkuat gereja yang dilayaninya dalam iman dan dalam hubungannya dengan induk gereja di Yerusalem. Sekarang kita akan melihat langkah ke lima yang dipelopori oleh Barnabas dalam usahanya untuk memenangkan orang-orang dari kepercayaan lain.
V. DIA MENDIRIKAN GEREJA-GEREJA BARU DENGAN ORANG-ORANG YANG BERTOBAT DARI KEPERCAYAAN LAIN (13:2-14:28)
Mungkin Anda mengira bahwa pokok ini sudah dibahas di atas tetapi sebetulnya belum. Anda perlu ingat bahwa Barnabas tidak mendirikan gereja di Antiokhia. Gereja itu sudah terbentuk dan berfungsi pada waktu ia tiba di Antiokhia. Tetapi bagaimana sikapnya dalam hal mendirikan gereja yang serba baru, yang terutama terdiri dari orang-orang dari kepercayaan lain yang sudah bertobat?
Menurut sejarah Injil yang terdapat dalam Kisah Para Rasul, Paulus dan Barnabas adalah orang-orang pertama yang dikhususkan untuk memberitakan Injil di antara orang-orang bukan Yahudi. Memang sebelum waktu itu ada orang-orang yang sudah bersaksi kepada orang bukan Yahudi seperti misalnya Filipus dan Petrus. Tetapi dalam Kisah Para Rasul 13:2 kita melihat dua orang ini, oleh Roh Kudus, “dikhususkan” untuk pelayanan ini.
Sesudah mereka mendapat panggilan ini melalui jemaat di Antiokhia mereka berangkat ke Pulau Siprus, wilayah asalnya Barnabas, dan memberitakan Injil di sana. Kemudian mereka berlayar ke utara dan mendarat di Perga di wilayah Pamfilia (Kisah Para Rasul 13:14). Dari sana Paulus dan Barnabas berjalan kaki terus ke utara dan masuk ke pedalaman Asia kecil (Turki). Mereka memberitakan Injil dalam banyak kota di daerah itu dan juga banyak menderita. Tetapi lihatlah apa yang mereka kerjakan!
Kisah Para Rasul 14:23 mengatakan bahwa semua orang yang bertobat dikumpulkan dalam jemaat-jemaat. Sesudah itu penatua-penatua ditetapkan. Berarti satu organisasi terbentuk. Ayat ini sangat penting karena setahu kita, ini kali pertama secara taratur dan secara tertib sidang-sidang jemaat (gereja-gereja) dengan sengaja didirikan oleh penginjil-penginjil resmi dari antara orang-orang yang bukan Yahudi. Ternyata Rasul Paulus dan Rasul Barnabas sungguh mempunyai suatu rencana untuk mendirikan jemaat-jemaat. Tindakan mereka bukan suatu kebetulan saja.
Kita melihat sesudah beberapa waktu mereka kembali ke induk jemaatnya di Antiokhia, menceriterakan hasilnya, pergi ke Yerusalem dan kemudian kembali ke Antiokhia. Pada waktu itu mereka merencanakan kunjungan kedua tetapi mereka berdua bertengkar. Soalnya Barnabas ingin membawa Markus dan Paulus tidak setuju. Akibatkanya dua pelopor ini berpisah. Tetapi yang sangat indah ialah kenyataan bahwa Barnabas tidak berhenti. Dia membawa Markus dan berangkat kembali ke Siprus, dan kami yakin mereka terus berusaha mendirikan gereja-gereja di antara orang-orang dari kepercayaan lain.
Langkah ke enam yang ditempuh Barnabas untuk memberitakan Injil kepada orang dari kepercayaan lain ialah:
VI. IA MEMBELA PENGINJILAN DI ANTARA ORANG-ORANG DARI KEPERCAYAAN LAIN (15:1-2)
Sebagai akibat dari kesaksian Petrus yang dibicarakan tadi dan juga dari hasil pertobatan orang Yunani, nampaknya secara prinsip sidang jemaat di Yerusalem dan orang-orang Kristen Yahudi setuju dengan pertobatan orang Yunani. Tetapi sekarang ternyata bahwa bukan hanya beberapa orang Yunani yang mau masuk gereja, tetapi ribuan orang dan kenyataan ini menjadi shock untuk mereka. Jikalau beberapa orang Yunani bertobat, itu tidak menjadi soal. Tetapi lihatlah, di mana-mana ada gereja baru yang terdiri dari orang dari kepercayaan. Mereka kurang senang dan mungkin takut.
Mengapa demikian? Itu kurang jelas. Kita tahu bahwa orang Yahudi sungguh menjaga gaya hidupnya dan tidak sebebas orang Yunani. Dari segi etika dan kesusilaan, mereka jauh lebih baik daripada orang Yunani. Ada kemungkinan besar orang Kristen Yahudi kuatir adanya banjir orang-orang yang bertobat baru dari bangsa Yunani akan merusak kesusilaan gereja.
Bagaimanapun juga kita dapat melihat bahwa ada satu gerakan antara orang Kristen Yahudi di Yerusalem yang ingin menghambat penginjilan di antara orang Yunani dengan mengikat orang-orang Kristen baru itu dengan beberapa kewajiban yang tidak perlu. Beberapa orang ini datang ke Antiokhia dari Yerusalem dan mulai menekankan kewajiban ini. Mereka mengatakan, “Jikalau kamu tidak disunat menurut adat istiadat yang diwariskan oleh Musa, kamu tidak dapat diselamatkan” (Kisah Para Rasul 15:1). Dan jikalau orang tidak diselamatkan jelas tidak dapat juga bersekutu atau mengikuti perjamuan Tuhan.
Kita membaca dalam ayat berikutnya, “………….Paulus dan Barnabas dengan keras melawan dan membantah pendapat mereka itu.” Mereka sudah melihat mujizat-mujizat yang terjadi dalam hati orang-orang Yunani yang sudah bertobat itu. Mereka sudah melihat perubahan dan semangat indah dari saudara-saudara seiman mereka yang baru dilepaskan dari genggaman Iblis. Mereka tidak setuju untuk mencap mereka orang Kristen kelas dua atau lebih buruk lagi, mengatakan bahwa orang-orang ini belum diselamatkan. Oleh karena itu mereka “melawan keras” dan sungguh membela penginjilan di antara orang-orang dari kepercayaan lain.
Dalam Kisah Para Rasul 15 kita melihat bahwa mereka berdua pergi ke Yerusalem dan sesudah diadakan suatu musyawarah dengan pimpinan gereja di sana, mereka dibenarkan. Sebetulnya kita perlu memuji Tuhan bahwa Paulus dan Barnabas bersedia membela penginjilan di antara orang-orang kafir itu. Jika tidak demikian Injil akan dihambat pada waktu itu dan agama Kristen akan menjadi satu sekte kecil di antara orang Yahudi.
Nah, marilah kita melihat langkah terakhir yang dipelopori Barnabas dalam pemberitaan Injil di antara orang-orang dari kepercayaan lain, yaitu:
VII. DIA BERKORBAN SUPAYA DAPAT MEMBERITAKAN INJIL KEPADA ORANG-ORANG DARI KEPERCAYAAN LAIN (I Korintus 9:6-7)
Kita sudah tahu bahwa Rasul Barnabas mempunyai jiwa dermawan. Kali pertama kita bertemu dengan orang ini di Kisah Para Rasul kita melihat sifat ini padanya. Dalam Kisah Para Rasul 4:36 kita membaca bahwa Barnabas memiliki ladang di Siprus tetapi ia menjualnya dan semua hasil dari penjualan tanahnya diletakkan di depan kaki rasul-rasul. Tindakan ini begitu luar biasa dan indah sampai mendapat tempat khusus dalam Alkitab kita dan sudah dibaca oleh jutaan orang selama 2.000 tahun ini.
Tetapi ia tidak hanya memberi uang dari penjualan tanah. Tujuh tahun sesudah pertengkarannya, Rasul Paulus masih mengingat Barnabas. Ia menulis dalam I Korintus 9:6-7 bahwa Barnabas masih bekerja dengan tangannya untuk mencukupi kebutuhan pribadinya. Berarti Barnabas seperti Paulus tidak hidup dari sumbangan-sumbangan sidang jemaat yang mereka layani tetapi dengan keringat sendiri mereka mencari nafkahnya.
Demikianlah Barnabas memberikan tenaganya untuk memenangkan orang-orang dari kepercayaan lain dan tidak mau menerima sesuatupun dari mereka sebagai imbalan. Dia sungguh berkorban agar orang-orang dari kepercayaan lain dapat dimenangkan buat Tuhan.
KESIMPULAN:
Kita memulai khotbah ini dengan mengatakan bahwa kita akan berhasil memenangkan jiwa-jiwa dari orang-orang dari kepercayaan lain apabila kita mengambil 7 langkah yang dipelopori oleh Barnabas. Langkah-langkah yang dipelopori Barnabas itu sungguh jelas. Dia yakin Allah menghendaki pertobatan orang kafir. Dia sungguh bersukacita pada waktu mereka bertobat. Dia mencari tenaga baru untuk menolong dalam pekerjaan penginjilan itu. Dia memperkuat gereja yang terdiri dari orang-orang baru ini. Malahan dia mendirikan gereja yang serba baru itu dengan orang-orang dari kepercayaan lain. Pada waktu ada orang menghalangi penginjilan semacam itu, ia membelanya dengan keras. Dan dia berkorban. Ia sungguh berkorban supaya orang-orang bukan Yahudi dapat mendengar Injil.
Tetapi bagaimanakah sikap Anda terhadap PI di antara orang-orang dari kepercayaan lain. Jikalau Anda ditanya tentang PI di lingkungan Anda, apakah yang akan Anda jawab? Apakah Anda akan menjawab, “Oh, semua orang dalam kampung kami berasal dari kepercayaan lain!” Ataukah apakah Anda akan mengatakan, “Kami sedang berdoa dan berusaha membagi kabar kesukaan kepada orang-orang dalam kampung kami.”
UNDANGAN:
Jikalau Anda bersedia untuk mulai memberitakan Injil di antara orang-orang dari kepercayaan lain, kami minta Anda untuk berdiri di tempat. Silakan berdiri!