ORANG KAYA DAN LAZARUS
(Lukas 16 : 19 – 31)
GARIS BESAR
PENDAHULUAN
- Perumpamaan ini mendorong A. Schwietzer ke Afrika. Dia menganggap Afrika sebagai pengemis di pintu Eropa
- Satu-satunya ceritera yang menjelaskan perasaan orang sesudah meninggal
T E M A : Menambah semangat baru dalam Pemberitaan Injil
KALKUN : Dengan sungguh menerima 6 pelajaran dasar perumpamaan ini kita akan terdorong untuk memberitakan Injil dengan semangat baru
I. KEADAAN JASMANI TIDAK MENCERMINKAN KEADAAN JIWA (19-21)
- Orang kaya berpakaian ungu, linen, rumah besar, pesta, kesusilaannya baik
- Namun Lazarus berarti “Allah menolong,” borok-borok, lumpuh, dibawa ke depan pintu, makan bekas, anjing menjilat boroknya
- Dosa orang kaya: Tidak melihat, menghiraukan Lazarus
- Kekayaan tidak membuktikan berkat Allah
II. SEGALA MACAM ORANG AKHIRNYA MATI (22)
- “Life is short, Death is sure, Sin the cause, Christ the cure.”
- Kematian menyama-ratakan setiap insan di dunia
- Upacara pemakaman orang kaya mewah, banyak pujian, tangisan, orang dibayar untuk meratap
- Hampir tidak seorangpun memperhatikan kematian Lazarus
III. JIWA ORANG PERCAYA TERPELIHARA PADA SAAT KEMATIANNYA (22)
- Lazarus dibawa malaikat ke pangkuan Abraham, walaupun mungkin tidak ada orang untuk mengangkut jenazahnya
- “Pangkuan Abraham” sinonim untuk sorga. Artinya tempat yang aman, indah dan penuh kehormatan
- Lazarus tidak dapat mencapai meja orang kaya tetapi dapat duduk dengan Abraham di sorga
- Paulus, “……….. aku ingin pergi dan diam bersama-sama dengan Kristus ………..” (Filipi 1:23)
IV. NERAKA ITU SUNGGUH-SUNGGUH ADA (23-26)
- Tempat penderitaan: Api tetapi juga kegelapan (Matius 8:12)
* Lidah yang menikmati makanan lezat paling menderita dan sekarang memohon setetes air saja dari jari Lazarus
- Tempat mengingat: Perkataan pertama dia dengar di neraka, “Ingatlah ………..”
- Tempat tanpa rahmat: Lazarus dan bekas makanan. Orang di neraka tidak dapat mengharapkan setetes airpun
* Yesus yang penuh rahmat tidak menunjukkan rahmatNya di neraka
- Tempat penderitaan kekal: “……….. terbentang jurang yang tak terseberangi ………..”
V. ORANG BERDOSA TERLAMBAT MENYADARI NILAI JIWANYA (27-28)
- Neraka adalah “Keyakinan yang terlambat akan kebenaran.”
- Tidak ada orang yang “belum/tidak percaya” di neraka
- Di neraka mata orang yang buta rohani akan dicelikkan
* Kata “memperingati” (28) adalah kata kuat; orang kaya sungguh prihatin akan nasib sanak-saudaranya
- Doa-doa dari neraka tidak dijawab Tuhan
VI. MUJIZAT-MUJIZAT TIDAK MENTOBATKAN ORANG BERDOSA (29-31)
- Orang kaya mengira mujizat akan mempengaruhi sanak-saudaranya
Lukisan: Lazarus, Saudara Maria dan Marta bangkit dan Orang Yahudi berusaha membunuhnya (Yohanes 12:10) dan kebangkitan Yesus ditolak (Matius 28:11-15)
- Bagaimana kita dapat tahu kalau yang bangkit diutus oleh Iblis atau Allah?
- Sanak-saudara pasti menolak Lazarus, malahan akan tersinggung kalau Lazarus memberitahu bahwa saudaranya, orang kaya itu, sedang ada di neraka
- Hukum Allah lebih baik daripada kesaksian orang yang bangkit (Lihatlah Yohanes 5:39 ………… Kitab Suci memberi kesasian tentang Yesus)
KESIMPULAN:
- Ulangilah 6 pelajaran dasar dalam khotbah
- Enam pelajaran dasar ini harus meyakinkan kita tentang peranan dan kepentingan pemberitaan Injil
UNDANGAN:
- Anda yang merasa melalaikan pekerjaan Pemberitaan Injil dan bersedia menerima 6 pelajaran dasar ini supaya bersemangat kembali untuk PI, silakan maju ke depan
- Anda yang lain, apabila ingin menerima keselamatan kekal silakan mengangkat tangan
TUGAS PENDENGAR:
- Untuk jemaat yang merasa melalaikan pemberitaan PI, ikutilah “Persekutuan Andreas” di gereja pada hari Selasa, jam 16.00
- Untuk jemaat yang baru menerima keselamatan: Menghafal Yohanes 3:16
ORANG KAYA DAN LAZARUS
(Lukas 16 : 19 – 31)
Perumpamaan ini sangat menarik, apabila sudah diberi berbagai macam interprestasi. Menurut kesaksiannya perumpamaan ini mendorong Albert Schwietzer, seorang cendekiawan Eropa, untuk menjadi seorang misionari di Afrika. Menurut penafsirannya, Afrika, benua yang sakit dan miskin, dilambangkan oleh Lazarus yang berbaring di depan pintu Eropa. Eropa dilambangkan sebagai orang kaya. Berdasarkan penafsiran ini Eropa harus berkorban untuk menolong Afrika yang sedang menderita. Demikianlah dia menjadi misionari yang terkenal di Afrika pada awal abad ini.
Satu hal lagi yang menarik perhatian kita adalah kenyataan bahwa ini satu-satunya ceritera dalam Alkitab yang menjelaskan perasaan orang sesudah mereka meninggal dunia.
Dengan memikirkan dua fakta ini, yaitu bahwa perumpamaan itu dipakai untuk mendorong satu orang untuk menjadi misionari dan kedua bahwa di sinilah kita mempunyai gambaran tentang seorang yang meninggal di luar Kristus, jelas ceritera ini mempunyai hubungan yang cukup erat dengan Pemberitaan Injil. Pelajaran-pelajaran dasar dalam perumpamaan ini malahan akan menambah semangat PI pada kita sekalian. Oleh karena itu kita akan menyelidiki dengan seksama seluruh perumpamaan ini. Kita akan menyelidiki dari segi pelajaran-pelajaran yang berhubungan dengan PI. Dengan sungguh menerima enam pelajaran dasar perumpamaan ini kita akan terdorong untuk memberitakan Injil dengan semangat baru.
Marilah kita mulai dengan pelajaran dasar yang pertama, yaitu:
I. KEADAAN JASMANI TIDAK MENCERMINKAN KEADAAN JIWA (19-21)
Ceritera ini mulai dengan menggambarkan seseorang yang betul-betul kaya pada masa Tuhan Yesus. Orang kaya ini berpakaian ungu, yaitu pakaian luarnya yang dilihat orang berwarna ungu. Warna ini hanya dipakai oleh raja-raja, pangeran-pangeran dan panglima-panglima. “Kain halus” dalam nas kita menyinggung pakaian dalam, yaitu linen. Kain linen juga hanya dipakai oleh orang kaya. Juga kelihatan orang ini mempunyai rumah besar yang ditutup dengan pintu, kemungkinan besar pintu halamannya. Dialah orang yang suka berpesta dan setiap hari ia mengundang teman-temannya untuk bersukaria dalam kemewahannya. Pokoknya orang ini, kalau hidup pada masa ini berbusana batik yang paling mahal, memiliki rumah serba mewah, menyetir mercy yang bagus sekali dan mengunjungi restoran kaliber top.
Perlu kita ingat juga bahwa kesusilaan orang ini cukup baik. Tuhan Yesus tidak menyinggung masalah korupsi sebagai soal dan hal zinah atau kekejaman tidak disebut. Kelihatannya orang kaya ini adalah orang baik yang mempunyai banyak teman dan sungguh dihargai dan dihormati.
Di depan pintu rumah besar orang ini berbaring Lazarus, seorang yang penuh dengan borok-borok. Kelihatannya ia lumpuh karena ia berbaring di tempat itu. Walaupun namanya berarti “Allah menolong” kelihatannya Allah belum menolong dia. Dia adalah pengemis tetapi pengemis yang kurang berhasil. Kelihatannya ia bersaing dengan anjing untuk memperoleh bekas makanan yang jatuh dari meja orang kaya itu. Hanya dengan demikian ia dapat menghilangkan rasa laparnya. Tetapi walaupun ia bersaing dengan anjing-anjing, yang dianggap binatang najis dan haram oleh orang Yahudi, anjing masih menolong Lazarus. Kita membaca bahwa mereka menjilat borok-boroknya.
Menurut keterangan ini apakah sebetulnya yang merupakan dosa orang kaya itu? Menurut hemat kami orangnya egoistis, hanya memikirkan dirinya sendiri dan terutama tidak pernah melihat atau menghiraukan Lazarus walaupun ia tiap hari berbaring di depan pintunya. Oh, memang dia melihat Lazarus sama seperti ia melihat pintu dan jalan dan pohon. Tetapi ia tidak melihat Lazarus sebagai seorang ciptaan Allah yang menderita, yang memerlukan pertolongan dan cinta-kasih. Inilah dosa orang kaya itu!
Dan yang paling menarik ialah bahwa kekayaan itu tidak membuktikan berkat Allah. Mungkin orang kaya itu merasa Allah sungguh memberkati dan melindungi dia. Mungkin dia mengira bahwa Lazarus menderita karena sesuatu dosa besar. Tetapi tidaklah demikian! Keadaan jasmani baik orang kaya maupun Lazarus tidak mencerminkan keadaan jiwa mereka. Jangan kita jatuh ke dalam perangkap di mana kita menilai kerohanian seseorang berdasarkan kekayaannya.
Pelajaran dasar kedua yang terdapat dalam perumpamaan ini ialah:
II. SEGALA MACAM ORANG AKHIRNYA MATI
Satu sajak dalam bahasa Inggris berbunyi, “Life is short, Death is sure; Sin the cause, Christ the cure.” Terjemahannya ialah “Hidup ini pendek, Kematian pasti jadi; Kematian disebabkan dosa. Tetapi Kristus adalah pemecahan.” Memang kematian dialami setiap insan dalam planet ini. Kematian menyama-ratakan setiap orang. Yang berkuasa, yang tenar, yang kaya, yang pandai, yang miskin, yang sehat, yang sakit yang sungguh dihargai dan yang tidak berarti, semuanya akan mati.
Tetapi upacara pemakamannya selalu berbeda. Kita dapat menggambarkan pemakaman orang kaya ini. Jelas ratusan orang datang pada upacara itu. Makanan disajikan kepada semuanya. Untuk orang semacam ini pada abad pertama para tukang meratap profesional dibayar untuk meratapi orang yang mati. Pasti ada banyak keluhan, teriakan dan tangisan. Yang mengikut rombongan ke kuburan bukan sedikit orang. Jelas mereka jalan kaki karena tidak mempunyai mobil, bis atau truk seperti yang dipakai orang masa kini untuk mengangkut orang-orang ke kuburan.; juga jelas ribuan orang memperhatikan rombongan besar yang berjalan mengikuti jenazah orang kaya ini. Semua orang merasa pemakamannya pantas dan cocok, apalagi upacaranya khidmat sekali.
Nas kita juga mengatakan bahwa Lazaruspun mati. Mungkin orang yang biasanya membawa dia ke depan pintu orang kaya itu yang membawa dia ke kuburan. Apakah ada orang lain ikut menyaksikan pemakaman Lazarus? Mungkin satu atau dua? Anjing ada? Mungkin ada. Apakah orang memperhatikan kenyataan bahwa Lazarus mati? Mungkin tidak. Mungkin pengemis lain langsung menggantikan tempatnya di depan rumah orang kaya itu.
Tetapi kenyataannya sama. Kedua-duanya mati. Walaupun gaya hidupnya begitu berbeda. Walaupun yang seorang hidup begitu enak pada waktu di bumi ini dan yang lain begitu menderita, kedua-duanya mengalami kematian.
Pelajaran dasar ketiga dalam perumpamaan ini ialah:
III. JIWA ORANG PERCAYA TERPELIHARA PADA SAAT KEMATIANNYA
Mungkin pemakaman Lazarus tidak diperhatikan orang tetapi satu hal yang jelas. Jiwanya sungguh dipelihara. Jelas malaikat-malaikat, walaupun tidak kelihatan, menunggu di depan pintu orang kaya. Pada saat Lazarus meninggal mereka langsung membawa jiwanya ke pangkuan Abraham. Ini sangat indah! Tidak ada orang-orang untuk mengangkut jenazahnya tetapi malaikat sudah siap sedia untuk mengangkat jiwanya.
“Pangkuan Abraham” adalah kata kiasan orang Yahudi untuk sorga. Abraham adalah bapak leluhur orang Yahudi dan dengan demikian kiasan ini hanya menggambarkan sorga sebagai tempat yang aman, indah dan penuh kehormatan. Lazarus yang dulu hanya dapat berbaring di depan pintu orang kaya sekarang berbaring di pangkuan Abraham. Lazarus yang dulu dianggap oleh semua orang sebagai orang yang paling tidak berarti sekarang menerima tempat kehormatan utama.
Coba pikirkan! Dulu Lazarus tidak dapat mendekati meja orang kaya apalagi masuk rumah orang kaya itu. Ia terkunci di luar dengan anjing-anjing. Tetapi sekarang di manakah dia? Dalam tempat yang terbaik.
Pangalaman Lazarus itu menggambarkan kehidupan setiap orang Kristen yang sungguh selamat. Jiwa kita sekalian akan sungguh dipelihara Tuhan pada waktu meninggalkan tubuh yang fana ini. Inilah yang dikatakan Paulus dalam Filipi 1:23, “…….. aku ingin pergi dan diam bersama-sama dengan Kristus ………”
Pelajaran dasar keempat yang akan memberi kita semangat baru dalam PI ialah:
IV. NERAKA ITU SUNGGUH-SUNGGUH ADA
Alkitab menggambarkan neraka sebagai tempat penderitaan yang bukan main mengerikan. Matius 8:12 menjelaskan bahwa neraka adalah tempat kegelapan yang paling gelap namun ayat lain menekankan bahwa neraka juga ada dalam lautan api. Mungkin lautan api yang hanya dapat dirasakan tetapi tidak memberi terang. Bagaimapun juga orang kaya itu dicampakkan ke tempat itu. Tubuh yang dulu menikmati pakaian yang baik, tempat tidur yang enak, rumah yang bagus dan minuman yang sejuk sekarang berenang dalam lautan api.
Namun demikian orang kaya ini dapat melihat, berbicara dan mendengar. Apakah yang dilihatnya? Dia melihat sorga dan Abraham dan Lazarus. Dulu ia tidak memperhatikan Lazarus tetapi sekarang Lazarus dalam pangkuan Abraham sungguh menarik perhatiannya. Dia melihat dan dia berbicara. Tetapi kata apakah yang merupakan perkataan pertama yang keluar dari mulutnya? “Bapak Abraham, kasihanilah aku. Suruhlah Lazarus, supaya ia mencelupkan ujung jarinya ke dalam air dan menyejukkan lidahku ……..” Tetapi sayang, lidah yang dulu menikmati makanan lezat itu sekarang paling menderita dan tidak dapat menjilat setetes airpun dari jari seorang pengemis yang dulu sering dijilat oleh anjing-anjing. Tidak setetes airpun! Betapa mengerikan penderitaan di api neraka.
Tetapi neraka itu bukan tempat penderitaan saja. Neraka juga adalah tempat untuk mengingat. Perkataan apakah yang merupakan perkataan pertama yang didengar Lazarus? Lihatlah nas ini, “Anak, ingatlah …….” Ah, di neraka orang-orang dapat mengingat. Apakah kira-kira yang diingat oleh orang kaya itu? Mungkin dia mengingat betapa seringnya ia melewati Lazarus dan tidak pernah menghiraukannya. Mungkin dia ingat betapa seringnya dia mengejek para pengemis di jalan. Mungkin dia mengingat betapa seringnya dia berpesta pora tanpa sekalipun memikirkan nasib dan penderitaan orang-orang lain. Mungkin penderitaan paling besar di neraka ialah daya mengingat segala sesuatu yang diperbuat selama di bumi ini.
Juga neraka tempat tanda rahmat. Di dunia ini selalu ada harapan untuk dapat diampuni. Selalu ada kesempatan kedua. Tetapi bukan demikian di neraka. Tidak ada harapan lagi. Orang di neraka tidak dapat mengharapkan setetes airpun. Kita di dunia selalu dapat memandang kepada “hari esok” dan mengatakan “besok” semuanya akan menjadi lebih baik. Tetapi hari esok tidak berarti apa-apa buat orang di neraka. Penderitaan tetap sama saja. Mungkin seseorang akan bertanya, “Tetapi bukankah Tuhan Yesus penuh dengan rahmat?” Memang, tetapi di neraka Tuhan Yesus sama sekali tidak akan menunjukkan rahmatNya.
Akhirnya neraka adalah tempat penderitaan kekal. Abraham dalam perumpamaan ini mengatakan ada jurang besar antara sorga dan neraka dengan akibat tak seorangpun dapat meninggalkan neraka. Tiada jalan keluar sama sekali untuk orang kaya ini.
Jelas dalam pengajaran dasar ini bahwa neraka sungguh-sungguh ada dan keyakinan ini mendorong kita dengan semangat baru untuk memberitakan Injil. Tetapi masih ada pengajaran dasar yang lain yaitu:
V. ORANG BERDOSA TERLAMBAT MENYADARI NILAI JIWANYA
Seseorang mengatakan bahwa neraka adalah, “Keyakinan yang terlambat akan kebenaran.” Di neraka orang kaya sudah menjadi sadar akan kealpaannya terhadap jiwanya. Dia sadar bahwa dialah orang yang egoistis. Di nerakalah dia baru menjadi bijak sekali. Tetapi sayang! Terlambat! Memang tidak ada orang yang belum percaya atau tidak percaya di neraka. Semuanya jadi percaya.
Di neraka tempat orang yang buta rohani akan dicelikkan. Dia akan tahu apa yang sungguh-sungguh penting dalam hidup ini. Itulah sebabnya orang kaya itu melontarkan pertanyaan kedua kepada Abraham, yaitu “……….. menyuruh dia (Lazarus) ke rumah ayahku, sebab masih ada lima orang saudaraku, agar mereka jangan masuk kelak ke dalam tempat penderitaan ini.” Dia mengerti bahwa hal yang harus menyibukkan seseorang adalah hal-hal yang berhubungan dengan nasib jiwanya sendiri.
Dia prihatin akan nasib saudara-saudaranya. Dan karena itu ia meminta atau dari segi lain mungkin berdoa kepada Abraham agar Abraham mengutus Lazarus (misionaris dari sorga ke bumi?) untuk memperingati saudara-saudaranya supaya mereka tidak masuk ke neraka. Tetapi sayang, doa-doa dari neraka tidak pernah dijawab oleh Tuhan. Orang ini, yang mulai prihatin akan jiwa orang lain, tidak tertolong sama sekali. Dia terlambat menyadari nilai jiwa, baik jiwa sendiri maupun jiwa orang lain.
Sekarang kita akan melihat pelajaran dasar terakhir yang akan menyemangati kita untuk memberitakan Injil.
VI. MUJIZAT-MUJIZAT TIDAK MENTOBATKAN ORANG BERDOSA
Dalam ceritera kita Abraham mengatakan Lazarus tidak perlu pergi ke dunia dan bersaksi kepada sanak saudara orang kaya itu. Katanya, saudara-saudara orang kaya itu mempunyai kesaksian Musa dan para nabi. Kalau kesaksian itu diperhatikan mereka dapat selamat. Tetapi orang kaya itu membantah. Dikatakannya jikalau ada seseorang datang dari antara orang mati, langsunglah saudara-saudaranya itu akan bertobat. Inilah teori dan harapan orang kaya itu.
Tetapi apakah benar teori orang kaya itu? Ingatlah, orang lain yang bernama Lazarus, yaitu saudara Maria dan Martha. Dia dibangkitkan oleh Tuhan Yesus dari antara orang mati dan apa yang terjadi? Dari pada mendengar kesaksiannya, orang Yahudi berusaha untuk membunuh dia (Yohanes 12:10). Dan bagaimana dengan kebangkitan Tuhan Yesus sendiri? Kenyataannya ketika bahwa Dia bangkit dari antara orang mati Ia ditolak mentah-mentah oleh pegawai sipil pada masa itu (Matius 28:11-15).
Lagipula, bagaimana kita dapat tahu apakah seseorang yang bangkit dari antara orang mati itu diutus oleh Allah atau oleh iblis? Mungkin iblis ingin memakai mujizat palsu semacam ini untuk menipu kita.
Dan siapakah dapat menjamin respons positif dari sanak saudara orang kaya itu. Mungkin mereka akan menertawakan Lazarus dan mengatakan bahwa ia belum mati dan hanya mengalami khayalan ….. Atau mungkin mereka akan merasa tersinggung dan memukul Lazarus karena Lazarus mengatakan bahwa kakaknya ada di dalam neraka. Apakah Anda dapat mendengarkan mereka bertanya, “Siapakah si pengemis ini sampai berani mengejek saudara kami dengan mengatakan saudara kami berada dalam api neraka?”
Secara rasional kita bisa mendapat beberapa alasan mengapa pengutusan Lazarus dari sorga ke rumah ayah orang kaya ini untuk bersaksi kepada saudara-saudaranya tidak akan berhasil. Tetapi semua ini bukan alasan untuk menolak permintaan orang kaya itu kepada Abraham. Abraham menekankan, “Jika mereka tidak mendengarkan kesaksian Musa dan para nabi, mereka juga tidak akan mau diyakinkan, sekalipun oleh orang yang bangkit dari antara orang mati.” Pokoknya hukum Allah lebih kuat dan lebih baik daripada suatu mujizat. Dan jikalau seseorang telah memperhatikan hukum Allah, mujizat-mujizat tidak akan begitu menolong dia. Ini tidak berarti bahwa hukum Allah akan menyelamatkan seseorang. Ini hanya menekankan bahwa dalam hukum Allah seseorang dapat bertemu dengan Tuhan Yesus. Dengarkanlah, “Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku, namun kamu tidak mau datang kepadaKu untuk memperoleh hidup itu” (Yohanes 5:39-40).
KESIMPULAN:
Mungkin sewaktu-waktu seseorang menjadi bosan untuk memberitakan Injil. Mungkin semangatnya kendor. Tetapi kami rasa enam pelajaran dasar ini dapat mendorong orang itu kembali untuk membawa kabar baik dengan semangat kepada orang-orang di luar Kristus. Semua orang membutuhkan Injil. Keadaan jasmaninya tidak mencerminkan keadaan jiwanya. Segala macam orang akhirnya pasti akan mati. Hanya jiwa orang percaya yang terpelihara pada saat kematiannya. Untuk orang-orang di luar Kristus disediakan neraka. Suatu tempat yang sungguh-sungguh ada. Sayang orang berdosa yang masuk ke neraka itu terlambat menyadari nilai jiwanya. Mujizat apapun tidak dapat menolong orang ini sebelum ia meninggal untuk percaya. Walaupun orang bangkit dari antara orang mati, ini tidak akan meyakinkan mereka untuk bertobat. Yang perlu, mereka harus mendengarkan Firman Tuhan dan menerima kesaksian Firman itu.
Pengulangan singkat yang demikian itu dapat sungguh meyakinkan kita tentang peranan dan pentingnya pemberitaan Injil.
UNDANGAN:
Kami yakin beberapa orang di antara kita sudah melalaikan pemberitaan Injil dan semangat untuk ber-PI kendor. Jikalau Anda bersedia untuk sungguh menerima enam pelajaran dasar ini semangat untuk ber-PI akan timbul lagi dalam hati Anda. Jikalau Anda sungguh-sungguh ingin menerima enam pelajaran dasar ini serta menerima semangat baru untuk memberitakan Injil, silakan maju ke depan.
Kami rasa juga ada beberapa di antara Anda yang masih dalam keadaan seperti orang kaya itu, yaitu masih di luar Kristus. Bagi Anda yang belum diselamatkan dan ingin diselamatkan pada saat ini dipersilakan mengangkat tangan.