PERSATUAN DAN KESATUAN DALAM
JEMAAT KRISTUS
(Kol. 3:16-17)
(sambungan)
PENDAHULUAN:
- Membentuk persatuan abad pertama sulit
CT. Korintus dan Filipi
- Persatuan penting …………” “Negara yang tidak bersatu tidak tahan”
TEMA : Persatuan dan Kesatuan jemaat Kristus
KALKUN : Nas kita memuat beberapa unsur yang harus dimiliki oleh tiap jemaat yang ingin
menikmati persatuan rohani
V. PERKATAAN KRISTUS MEMPERKAYA JEMAAT (16)
- Orang Kolose mulai ukur kerohanian dengan peraturan (2:16,21,23)
- Guru-guru baru diangap punya pengetahuan baru (2:4,8,18)
- Jawaban Paulus – “perkataan Kristus” – P.B & P.L
- “Diam” …… meresap. CT: All diam dalam Kristus (Kol 1:19)
- Dengan “segala kekayaan” …………. jangan absen dari persekutuan
VI. SELURUH JEMAAT TERLIBAT DALAM PEMBINAAN ROHANI (16b)
- Setiap orang Kristen harus bertanggung-jawab atas pelayanan
- “Perkataan Kristus” adalah jalan menjadi “berhikmat”
- Majelis/pimpinan gereja harus dilatih dalam Firman Tuhan
- Majelis/pimpinan memerlukan pendidikan theologia yang teratur
VII. PUJIAN MURNI MENGUASAI SUASANA KEBAKTIAN (16)
- Orang Kolose sembah malaikat ………… (2:18)
- Dalam Kristus kepenuhan Allah (2:9-10)
- Berbentuk perintah: “Bersyukurlah” (3:17); Sumber: “Hati” (16)
- Bagaimana pujian menghasilkan kesatuan dan persatuan?
CT: Orang berkumpul keliling jendela …………. lubang lihat kemuliaan Allah
VIII. KRISTUS MENJADI SASARAN SEGALA SESUATU (17)
- Manusia baru (Kol 3:10); Sukuisme hanya (11a); Kristus segala sesuatu (11b)
CT: Matahari terbit ……….. hal-hal lain tak diperhatikan. Presiden datang
- Semua kata dan perbuatan dalam nama Yesus
CT: McDonalds ……….. roti ………… kentang ………… daging ………… buang
- Bila semua pandang Yesus dan cari senyum-Nya ………… kesatuan
KESIMPULAN:
- Tidak ada perintah untuk berdoa ………… tapi banyak perintah untuk bertindak
- Kesatuan/Persatuan terpelihara dengan usaha tiap anggota jemaat
- Kesatuan/Persatuan tidak ada …………. tanya diri …………. 4 unsur ini ada?
UNDANGAN:
- Yang berjanji akan memiliki 4 unsur ini, berdoa di hati
- Siapa belum selamat …….. maju ke muka
TUGAS PENDENGAR:
- Tiap hari selama 2 minggu membaca ulang Kol 3:12-17
- Berusaha mempraktekkan salah satu unsur tiap hari
PERSATUAN DAN KESATUAN DALAM JEMAAT KRISTUS
(Kol. 3:16-17)
(Sambungan)
Sering kita merasa bahwa gereja-gereja pada abad pertama tidak mengalami persoalan-persoalan seperti kita. Misalnya kita berpikir bahwa mereka selalu menikmati persatuan dan kesatuan dalam persekutuannya. Tetapi salah satu hal yang memusingkan Rasul Paulus apabila ia mengurus gereja-gereja, ialah persatuan dan kesatuan. Sidang jemaat di Korintus adalah satu contoh. Gereja itu sudah menikmati banyak berkat Tuhan, namun mereka mulai berpihak-pihak sampai ada yang mengatakan: “Aku dari golongan Paulus,” dan yang lain berkata: “Aku dari golongan Apolos” (I Kor. 3:4). Salah satu sebabnya Paulus menulis surat I Korintus adalah untuk menyelesaikan perselisihan itu.
Dan bukan di Korintus saja ada soal semacam itu. Di jemaat Filipi kelihatan dua perempuan yang sungguh berbeban untuk pekerjaan Tuhan, yaitu Euodia dan Sintikhe saling bertengkar. Paulus terdorong meminta Sunsugos, melalui suratnya kepada orang Filipi, untuk menolong dua rohaniwati ini bersatu kembali (Pil. 4:2-3).
Dan seperti Paulus, kita juga harus berjuang memelihara persatuan dan kesatuan dalam jemaat. Salah satu pemimpin Amerika Serikat pernah berkata, “Satu bangsa yang berperang satu sama lain tidak dapat bertahan”. Hal ini juga benar tentang jemaat Kristus. Tanpa persatuan dan kesatuan di dalam gereja, gereja itu sendiri tidak akan dapat bertahan apalagi menjadi kesaksian bagi dunia kita.
Dalam khotbah kami yang pertama berdasarkan Kol. 3:12-17, kami sudah menjelaskan empat unsur yang harus ada supaya ada persatuan dalam jemaat yaitu: 1) Keselamatan pribadi bagi setiap anggota jemaat (12), 2) Buah Roh yang mencerminkan kasih (14,12), 3) Pengampunan yang baru (up to date), dan 4) Damai sejahtera sebagai penguasa tiap hati (15).
Sekarang ini kita akan menyelidiki empat unsur lagi. Demikian nas kita seluruhnya memuat delapan unsur yang harus dimikili oleh tiap jemaat Kristus yang ingin menikmati persatuan rohani. Sekarang kita akan menyelidiki unsur kelima sampai kedelapan.
Mari kita mulai dengan unsur kelima.
V. PERKATAAN KRISTUS MEMPERKAYA JEMAAT (16)
Orang Kolose mulai dipengaruhi oleh guru-guru palsu yang berusaha melayani mereka sesudah Paulus pergi. Antara lain mereka mulai mengukur kerohanian mereka sendiri dan orang lain dengan peraturan-peraturan agamawi. Dalam Kol. 2:16 kita membaca bahwa mereka mulai merasa ada makanan dan minuman yang tidak boleh mereka terima. Juga mereka mulai prihatin mengenai hari raya, bulan baru dan soal hari Sabat. Mereka ditaklukkan oleh bermacam-macam peraturan, misalnya: Jangan jamah ini, jangan kecap itu. Jangan sentuh ini. Malahan, untuk memenuhi peraturan-peraturan yang dikemukakan oleh beberapa guru palsu, mereka harus merendahkan diri dan menyiksa diri.
Kita cenderung berbuat hal yang sama, yaitu mengukur kerohanian berdasarkan beberapa peraturan yang kita ciptakan sendiri. Sehingga seorang tidak dianggap rohani jikalau ia tidak memberi kesaksian di gereja, atau tidak mengikuti banyak persekutuan doa, atau tidak berdoa semalam suntuk.
Tetapi orang Kolose punya persoalan lain juga. Guru-guru palsunya datang dengan “kata-kata indah” (2:4) “…………… namun filsafatnya …………… kosong dan palsu menurut ajaran turun-temurun dan roh-roh dunia ……………” (2:8). Kelihatan orang ini “…………… pura-pura merendahkan diri dan beribadah kepada malaikat, serta berkanjang pada penglihatan-penglihatan dan tanpa alasan membesar-besarkan diri oleh pikirannya yang duniawi ……………” (Kol. 2:18).
Sebagai obat untuk menyembuhkan penyakit ganas ini Paulus menawarkan “Perkataan Kristus”. “Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu ……………” (16). Kristus adalah Firman Allah dan perkataanNya adalah seluruh Firman Allah dari Kejadian sampai Wahyu. Dan perkataanNya begitu kaya. Dengarkanlah satu-dua perkataan berikut: “Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima.” (Kis. 20:35); “Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.” (Mat. 23:12); “Dan siapapun yang memaksa engkau berjalan sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil” (Mat. 5:41).
“Perkataan Kristus” perlu diam di antara kita. Artinya “meresap”. Ragi meresap kedalam adonan. Bau sate bakar dapat meresap ke dalam rumah. Demikianlah perkataan Kristus harus meresap dan diam di dalam hati kita. Kita melihat kata yang sama dalam Kol. 1:19 di mana kita membaca, “………….. seluruh kepenuhan Allah berdiam di dalam Dia …………….” Juga dalam Ef. 3:17 ada kalimat ini, “……………. Kristus diam di dalam hatimu …………….”. Nah, demikian juga perkataan Kristus harus memenuhi hati kita. Inilah obat untuk menyembuhkan kita dari kecendrungan membuat peraturan-peraturan agamawi serta mengikuti guru-guru yang mempunyai kata-kata yang indah.
Dan lihat “……………. diam dengan segala kekayaannya …………….” Satu dua ayat Firman Tuhan dalam hati tidak cukup. Kita harus dibanjiri dengan Firman Tuhan. Kita harus hidup siang-malam dalam Firman Tuhan. Kita harus membaca, menghafal, merenungkan, memikirkan Firman Tuhan terus-menerus. Firman Tuhan harus menjadi makanan dan minuman kita, kerinduan dan kesenangan kita. Kita tidak boleh absen dari kebaktian gereja di mana Firman Tuhan diberikan. Kita tidak boleh melalaikan persekutuan dengan keluarga. Kita tidak boleh melupakan pembacaan Alkitab tiap pagi. Demikian perkataan Kristus akan diam dengan segala kekayaannya di antara kita.
Tetapi lebih dari itu. Kita melihat di sini bahwa perkataan Kristus harus diam “di antara kita”, artinya harus diam di dalam gereja di antara jemaat. Bagian acara dan liturgi gereja yang terpenting ialah pembacaan Firman Tuhan serta khotbah. Kesaksian yang diberikan tidak perlu memberi ceritera panjang lebar. Lebih baik seorang bersaksi tentang bagaimana Firman Tuhan memberkati dia. Nyanyian-nyanyian harus memuat perkataan Kristus. Jemaat harus berkumpul untuk mendengarkan Firman Tuhan. Bila perkataan Kristus memperkaya jemaat, jemaat akan lebih gampang untuk membentuk persatuan dan kesatuan.
VI. SELURUH JEMAAT TERLIBAT DALAM PEMBINAAN ROHANI (16b)
Dalam ayat 16 ada ucapan ini, “…………… mengajar dan menegur seorang akan yang lain …………… “. Dari ucapan ini sudah nyata bahwa setiap orang Kristen harus terlibat dalam hal mengajar dan juga dalam hal menegur kepada orang Kristen yang lain. Ini tidak berarti bahwa setiap anggota jemaat harus menjadi guru. Maksudnya baik di muka sidang maupun pada anggota-anggota secara pribadi setiap orang Kristen harus membagikan Firman Tuhan. Di muka sidang anggota-anggota dapat memberi kesaksian serta penjelasan bagaimana Firman Tuhan berbicara kepada mereka, kepada teman-teman pribadi, mereka dapat menjelaskan berkat-berkat yang mereka terima dari Firman Tuhan. Kesaksian tidak perlu terdiri dari pengalaman saja tetapi semestinya memuat penguraian Firman Tuhan. “Menegur” dalam ayat 16 dalam “Kabar Baik Untuk Masa Kini” diartikan “memberi nasihat”. Dan sekali lagi ini tugas dari tiap anggota jemaat.
Kita memang takut akan terjadi pertengkaran atau mungkin salah satu orang akan tersinggung karena teguran/nasihat yang kurang bijaksana. Tetapi nas kita mengatakan bahwa kita harus mengajar dan menasihati “dengan segala hikmat”, yaitu dengan bijaksana. Dan bagaimana seorang menjadi bijaksana? Ia menjadi bijaksana apabila “perkataan Kristus” berada di dalam dia. Demikian ada timbal-balik atau sebab-sebab dalam ayat ini. Kalau para anggota saling mengajar, perkataan Kristus akan diam di antara sidang. Akibatnya mereka akan menjadi bijaksana sehingga tidak menyinggung saudaranya bila mereka menjelaskan Firman Tuhan dan menasihati orang lain.
Jelas ayat ini mengatakan bahwa seluruh jemaat harus berpartisipasi dalam pelayanan Firman Tuhan, lebih-lebih para majelis gereja. Namun sering ada majelis yang belum sanggup mengajar persekutuan doa, berkhotbah, atau kadang-kadang berdoa di muka jemaat. Jadi setiap majelis dan pemimpin gereja harus diperlengkapi untuk melayani. Salah satu cara untuk diperlengkapi ialah mendaftarkan diri pada salah satu program pendidikan theologia terbuka (Pendidikan Theologia Ekstensi) Alkitab. Atau mungkin ada Sekolah Alkitab Malam dalam kota saudara. Pokoknya, bagaimanapun, para pemimpin gereja serta para anggota harus diperlengkapi untuk saling melayani Firman Tuhan.
Mungkin saudara bertanya, “Bagaimanakah ini dapat menolong dengan persatuan dan kesatuan?” Begini, satu angkatan bersenjata hanya sekuat tentara-tentaranya dan satu gereja tidak akan lebih kuat dari pada anggotanya. Makin kuat dalam Firman Tuhan para anggota, makin kuat gerejanya. Dan bila semua orang saling melayani mereka dikuatkan bukan karena mereka menerima satu sama lain tetapi juga karena memberi/membagi satu sama yang lain. Satu pepatah cocok di sini: “Saya mendengar dan saya heran, saya melihat dan saya ingat, saya melakukan dan saya mengerti”. Dengan mengajar dan menasihati jemaat akan melakukan dan dengan demikian, mereka akan sungguh mulai mengerti.
Nah sekarang kita akan melihat unsur ketujuh yang perlu kita miliki kalau kita akan membentuk persatuan dan kesatuan dalam jemaat.
VII. PUJIAN MURNI MENGUASAI SUASANA KEBAKTIAN (16)
Orang Kolose mulai “………….. beribadah kepada malaikat ………….. “ (2:18) ………….. walaupun “………….. dalam Dialah berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan ke Allahan ………….. “ (2:9-10). Siapa mau membuang waktu memuji malaikat apabila ia dapat memuji Kristus? Atau masakan malaikat-malaikat dapat menarik pujian yang murni dan suci dari hati tiap orang Kristen. Kami merasa hati orang Kristen tidak sungguh dapat memuji kecuali dengan Kristus sendiri. Kita semua pernah memuji sesuatu yang akhirnya mengecewakan kita. Akhirnya kita mulai berhati-hati sebelum memuji orang lain atau memberi rekomendasi. Tetapi Kristus tidak pernah akan mengecewakan kita. Dialah sasaran dan tujuan pujian kita.
Dan memuji Kristus tidak merupakan satu usul. Ini satu perintah yang tegas ………….. “Bersyukur” (15). Dan perhatikanlah istilah “Hendaklah …………..” dan “…………..lakukanlah …………..” dalam ayat 16. Pujian kepada Kristus bukan sesuatu alternatif atau usul untuk kita pertimbangkan. Kita disuruh bersyukur !
Dan dari mana semestinya pujian ini datang? Nas kita mengatakan dari hati atau yang lebih jelas “di dalam hati”. Artinya pujian mulai di sana. Kecuali berasal dari hati tidak memuaskan kepada Allah. Demikian kita dapat menyanyi tanpa memuji Allah. Kita bisa mengucapkan “Haleluya!” Tanpa memuji Allah. Pujian kita mesti tulus dan murni dan sungguh-sungguh.
Pujian juga harus disampaikan “…… dalam nama Tuhan Yesus …………..” (17). Kita harus berdoa dalam nam Tuhan Yesus, dan kita juga harus memuji dalam nama Tuhan Yesus. Artinya hanya atas pengorbanan dan kelayakan Yesus kita berhak membawa pujian dan permintaan kepada Allah Bapa. Pujian yang disampaikan tanpa bersandar secara total kepada Tuhan Yesus ditolak secara total oleh Allah Bapa.
Paulus dengan cukup mendetail menjelaskan beberapa cara/bentuk yang dapat dipakai untuk menyampaikan pujian bagi Allah. Kita boleh menyanyikan “……………..mazmur ………….. puji-pujian ………….. nyanyian rohani…………….” (16).
Salah satu gereja yang kami ikuti di Jakarta tiap hari Minggu menyisihkan kurang-lebih 20 menit untuk menyembah dan memuji Tuhan secara khusus. Acara ini sangat indah dan sungguh memberkati hati kami. Mereka mulai dengan beberapa koor, meneruskan dengan beberapa ayat pujian (sering dari Mazmur), memasukkan doa ucapan syukur dan mencampurkan semua kegiatan ini. Sering anggota-anggota juga, dari tempat duduk menaikkan doa syukur atau memulai satu koor. Kami merasa acara begini sungguh membawa pujian yang indah bagi Allah.
Bila pujian murni menguasai suasana kebaktian, jauh lebih gampang menghasilkan persatuan dan kesatuan. Kenapa? Pertama seorang akan sukar sungguh-sungguh memuji Tuhan kalau dia sedang berselisih dengan teman seiman. Suasana pujian-syukur cenderung mengingatkan kita akan kepentingan membereskan persoalan-persoalan dengan teman-teman seiman. Tetapi ada segi lain juga. Sebagai contoh bayangkan semua anak dalam satu rumah yang bertengkar. Ibu jadi pusing dan anak semua tambah rewel. Bagaimanapun juga, mereka tidak dapat diam dan berhenti cekcok. Tapi lihat. Ayahnya pulang dari perjalanan jauh. Ibu berteriak, “Papi pulang”, dan sekaligus semua anak lari ke pintu menunggu kedatangan mobil. Mereka semua tenang dan baik dan tidak bertengkar lagi. Kenapa? Karena mereka semua memandang pada satu arah …………. kepada bapaknya. Demikian juga soal pujian dalam sidang jemaat. Bila jemaat memuji Allah, jemaat memandang kepada Dia, tidak kepada satu sama lain. Perhatian mereka ditujukan kepada Dia dan hati mereka penuh cinta kasih untuk Dia. Mereka tidak akan bertengkar selama mereka memuji Dia.
Akhirnya, kita akan menyelidiki unsur kedelapan yang harus kita miliki jikalau kita akan menikmati kesatuan dan persatuan dalam sidang kita.
VIII. KRISTUS MENJADI SASARAN SEGALA SESUATU (17)
Ada “manusia baru” (3:10), sukuisme hancur karena “……………… tiada lagi orang Yunani atau orang Yahudi, orang bersunat atau orang tak bersunat, orang Barbar atau orang Skit, budak atau orang merdeka ………….” (3:11). Sekarang bagaimana? “……………. Kristus adalah semua dan di dalam segala sesuatu” (3:11).
Dunia tenggelam dalam kegelapan. Harapan sudah tidak ada lagi. Tetapi apa yang terjadi. Matahari terbit dan memenuhi dunia yang gelap-gulita dengan terangnya dan setiap mata memandang kepada matahari.
Kristus adalah terang ilahi yang menarik mata hati tiap anak tebusan. Selama mereka memandang kepada Dia sebagai Yang memenuhi segala sesuatu, perselisihan akan lenyap dari sidang.
Jikalau Kristus sungguh menjadi sasaran segala sesuatu, “…………….. segala sesuatu yang (kita) lakukan dengan perkataan atau perbuatan ………….. lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus.” Jikalau sesuatu tidak dapat dilakukan dalam Tuhan Yesus, kita tidak boleh melakukannya. Yesus perlu menjadi batu ujian segala perbuatan kita. Jikalau Yesus tidak mungkin menerima salah satu perkataan atau perbuatan kita, secara otomatis kita tidak boleh melakukannya.
Perusahaan rumah makan di Amerika yang terbesar ialah McDonalds. Perusahaan ini memiliki tujuh ribu rumah makan yang terpencar pada tiap bagian negara. Mereka menjual makanan yang sederhana yaitu kentang goreng, minuman dan hamburger (daging sapi giling yang digoreng dan ditaruh dalam dua potong roti bundar). Perusahaan ini adalah perusahaan rumah makan yang paling laku di Amerika. Mereka sudah menjual 40 milyar hamburger. Kenapa mereka begitu berhasil? Dalam buku berjudul “In Search of Excellence” tentang perusahaan-perusahaan Amerika yang sudah berhasil kita membaca bahwa McDonalds mempunyai beberapa patokan tinggi yang tidak boleh dikorbankan. Misalnya makanan yang disajikan harus segar. Sehingga kalau hamburger yang digoreng lebih lama dari sepuluh menit, mereka membuangnya. Kalau kentang goreng terlalu lama, semuanya dibuang. Kalau ada lubang kecil dalam roti, potongan roti itu dibuang juga. Dan semua staff, tiap kali ada waktu bebas, wajib membersihkan tempatnya. Mereka harus bekerja non-stop supaya sama sekali tidak ada tanda kotoran. Perusahaan mengutamakan mutu makanannya dan kebersihan dan mereka menjadi fanatik tentang hal ini.
Apakah kita fanatik tentang apa yang kita persembahkan kepada Tuhan? Apakah kita begitu memperhatikan mutu tiap perkataan kita dan tiap perbuatan kita? Apakah semuanya sungguh dapat dilakukan dalam nama Tuhan Yesus? Inilah yang dimaksud, “Kristus menjadi sasaran segala sesuatu.” Baru kemarin kami membaca tentang seorang perempuan yang selalu menulis pada bagian atas daftar tugas hariannya sebagai tugas pertama dan utama, “Menjadi seperti Kristus”.
Apabila mata para anggota jemaat diarahkan pada Kristus dan kita sungguh mencari senyumNya, pada saat itu akan ada persatuan dan kesatuan dalam gereja-gereja kita.
KESIMPULAN:
Dari dua khotbah tadi kita dapat menarik kesimpulan bahwa persatuan dan kesatuan tidak terjadi karena kita mengumpulkan sekelompok orang Kristen. Kita harus mengejar kesatuan. Kita harus berusaha untuk persatuan. Tanpa keringat persatuan dan kesatuan tidak akan terjadi. Dan yang aneh, kita tidak disuruh mendoakan persatuan dan kesatuan dalam nas ini, walaupun doa juga masuk sebagai unsur penting dalam hal tersebut. Di sinilah tanggung-jawab untuk persatuan dan kesatuan dilemparkan kepada tiap orang Kristen dalam jemaat. Semua harus berusaha memiliki unsur-unsur yang menjamin persatuan dan kesatuan. Semua harus berjuang bersama untuk menciptakan suasana idaman ini.
UNDANGAN:
Antara kita ada saudara-saudaranya yang tidak memiliki unsur-unsur yang kami uraikan tadi. Akibatnya saudara terlibat dalam merusakkan atau menghindari terciptanya persatuan dan kesatuan di gereja. Pada hari ini kami menantang saudara untuk mengejar sampai memiliki unsur-unsur yang kami kemukakan tadi. Jikalau saudara dengan tulus hati dapat berjanji, mulai hari ini, saudara akan berusaha memiliki unsur-unsur ini, kami minta saudara berdiri di tempat.