MENJADI PENERUS KEBENARAN
(II Timotius 2:2)
PENDAHULUAN:
- Ilmu apa yang paling mempengaruhi dunia?
- Dari penjara Paulus rindu meneruskan kebenaran
TEMA : Bertanggung-jawab dalam meneruskan kebenaran
KALKUN : II Tim. 2:2 mengandung 4 desakan yang pasti meyakinkan kita akan tanggung-jawab kita untuk meneruskan kebenaran.
I. KEBENARAN ADALAH HARTA YANG INDAH
- Termasuk kebenaran ………….. Injil ……….. mematahkan kuasa maut (1:10)
- Termasuk kebenaran ……….. kebangkitan ……….. (2:17-18)
- Termasuk kebenaran ……….. berita keselamatan dan kesucian (3:14-16)
- Semuanya “Ajaran yang sesat” ……….. (1:13)
- Pemudi yang menyalin Alkitab; Pabrik Alkitab; Alkitab dari pembuangan sampah kota
II. KEBENARAN DIPERCAYAKAN KEPADA UMAT ALLAH
- Firman Allah dipercayakan kepada orang Yahudi (Rom. 3:2)
- Injil Perdamaian dipercayakan kepada Paulus (II Kor. 5:19)
- Harta ini dipercayakan Roh Kudus (1:14) untuk dipercayakan lagi (2:2)
- Percayakan ……………. bukan jelaskan, pinjamkan, berikan
- Percayakan ……………. tanggung-jawab moril
ILS. Pengantar rahasia negara ……………. rantai ……………. KGB ……………. Johnson
- Dari semua di bumi, kebenaran Allah dipercayakan kepada kita
ILS. Popov, teman, robek Alkitab, rokok, 47 pasal
ILS. Object lesson ……………. ampelop ……………. uang ……………. dititip dengan ……………. karena tanggung-jawab
III. KEBENARAN PERLU DITERUSKAN KEPADA ORANG-ORANG TERTENTU
- Orang yang dapat dipercayai……………. setiawan …………….
- Paulus setia (I Tim 1:12)
- Timotius, walaupun penakut, juga setia (Pil. 2:22)
- Prajurit, Olahragawan, Petani harus setia (konteks)
- Yohanes Markus tidak setia (Kis. 13:13)
- “Mempercayakan” melalui mengajar
- Yesus (Kis 1:1), Paulus (1:11), Hamba Tuhan (2:24) harus cakap mengajar
IV. KEBENARAN BERTUJUAN MENGUASAI SEGALA SESUATU
- Strategi dasar Allah ……………. Paul ……………. Tim ……………. Setiawan ……………. Orang lain
- Strategi multiplikasi menguasai peledakan penduduk
ILS: 8 murid ……………. Kreskes, Lukas, Titus, Tikhikus, Erastus, Timotius, Trofimus dan lain-lain, masing-masing ……………. 8 jadi 64 kemudian jadi ratusan
- Menguasai wilayah geografis yang luas
ILS: Krekes/Galatia; Titus/Dalmatia; Lukas/Roma; Tikhikus/Epesus, Erastus/Korintus, Trofimus/Miletus
- Menguasai masa depan ……. jembatan menyeberang waktu
ILS: Penganiayaan Orang Yahudi (64 M), Mati (65 M)
Perang Yahudi (66 M) tetapi menyeberang masalah waktu dalam hati muridnya
KESIMPULAN:
- Perhatikanlah 4 desakan dalam II Tim. 2:2
- Firman Allah tidak terbelenggu (2:9)
UNDANGAN:
- Berdiri di tempat kalau sedia melayani Firman Tuhan
TUGAS PENDENGAR:
- Menghafal II Tim 2:2 sebelum kebaktian minggu depan
- Menghubungi pendeta serta minta tempat pelayanan dan pertolongan untuk dilengkapi bagi pelayanan
MENJADI PENERUS KEBENARAN
(II Timotius 2:2)
“Ilmu apakah yang paling mempengaruhi dunia kita?” Jikalau saudara menerima pertanyaan semacam ini, bagaimana saudara menjawabnya? Mungkin saudara akan mengatakan bahwa ilmu pengetahuan dan ilmu mengarang paling mempengaruhi cara hidup kita pada masa kini. Atau mungkin saudara anggap ilmu perdagangan mempunyai pengaruh lebih besar lagi. Semua ilmu itu memang sudah mengubah cara kita hidup. Namun kami berpendapat bahwa ilmu filsafat sudah menyatakan pengaruh terbesar abad demi abad pada umat manusia. Coba pertimbangkan pengaruh Kong Hu Cu melalui filsafatnya. Dan bagaimana dengan Budha, Musa, Aristotle, dan Pluto. Jelas Yesus sendiri masuk dalam golongan ahli filsafat dan siapa bisa menolak pengaruh ajaran-ajaranNya?
Bila kita memikirkan kehidupan kita sendiri, kita sering mengingat pengaruh ahli filsafat. Mungkin Rasul Paulus juga memikirkan para ahli filsafat apabila ia meringkuk untuk kali terakhir dalam penjara Tullianum di kota Roma. Dia sudah melayani Tuhan puluhan tahun sebelum ia dipenjarakan dalam tempat yang disebut ”kuburan” karena banyak orang lambat-laun dimakan hidup-hidup oleh tikus-tikus di tempat itu. Pada saat itu ia sudah berumur kurang-lebih 65 tahun dan sudah menghabiskan hidupnya dan tenaganya untuk menyampaikan satu-satunya filsafat yang berasal dari Allah dan sorga, yaitu kebenaran Allah yang terdapat dalam Alkitab. Ia sadar bahwa sebentar lagi ia akan mati syahid, namun ia masih terbeban untuk menjamin agar kebenaran Allah akhirnya menjadi filsafat hidup yang dipegang oleh para penduduk bumi. Dia tidak mau mengalah pada Budha atau Kong Hu Cu atau filsafat lain yang dibentuk oleh manusia. Tetapi bagaimana kebenaran yang disayanginya dapat diteruskan sesudah ia mati? Bagaimana kebenaran Allah akhirnya dapat menguasai bumi ini? Pertanyaan ini menghantui Paulus pada waktu penderitaannya yang terakhir. Dan Allah memberi kepadanya jawaban yang berbentuk strategi untuk meneruskan filsafat Allah sampai saat itu. Strategi tersebut terdapat dalam II Timotius 2:2 yang bunyi sbb: “Apa yang telah engkau dengar dari padaku di depan banyak saksi, percayakanlah itu kepada orang-orang yang dapat dipercayai, yang juga cakap mengajar orang lain.”
Pada jam ini kita akan membahas strategi Paulus yang menunjukkan bagaimana kita wajib bertanggung-jawab dalam hal meneruskan kebenaran Allah. Sebetulnya dalam ayat pendek ini terdapat 4 desakan yang pasti meyakinkan kita akan tanggung-jawab kita dalam hal meneruskan kebenaran. Tanggapan kita terhadap ayat ini dan strategi Allah yang terdapat di dalamnya akan menyatakan siapakah di antara kita yang bertanggung-jawab dalam meneruskan kebenaran Allah yang betul-betul merupakan filsafat terpenting yang pernah melanda planet kita.
Marilah kita mulai menyelidiki desakan-desakan yang terdapat dalam ayat ini satu demi satu.
I. KEBENARAN ADALAH HARTA YANG INDAH
Perhatikanlah nas kita, “Apa yang telah engkau dengar dari padaku…………….” Apa yang dimaksdukan Paulus dengan istilah “Apa” dalam kalimat ini? “Apa” berarti semua kebenaran yang Paulus telah sampaikan kepada Timotius. Dalam I Tim. 1:14 kebenaran ini disebut “harta yang indah” Filsafat Paulus, yang sebetulnya bukan dari Paulus melainkan perkembangan filsafat Yesus dan ajaran Yesus, diwahyukan kepada Paulus oleh Allah sendiri dan oleh karena itu dianggap “Harta yang indah”.
Jika kita memikirkan harta kita atau seorang lain, otomatis kita mempertimbangkan jumlah uang rupiah, uang dollar, mas, rumah, mobil, intan dan lain-lain. Kita hampir tidak pernah menghitung soal filsafat hidupnya. Tetapi bila Paulus mempertimbangkan soal filsafat/ajaran Allah yang dipercayakan kepadanya ia langsung memakai istilah “harta yang indah”. Kenapa demikian?
Kami merasa Paulus memakai istilah ini karena yang termasuk dalam kebenaran yang Paulus sayangi ialah Injil “………… yang telah mematahkan kuasa maut dan mendatangkan hidup yang tidak dapat binasa” (II Tim 1:10). Juga yang termasuk dalam kebenaran ialah berita tentang, “Yesus Kristus, yang telah bangkit dari antara orang mati ………….” (II Tim 2:8). Malahan filsafat atau berita yang menolak kenyataan kebangkitan ini disebut “omongan yang kosong” dan “penyakit kanker” (II Tim 2:17,18). Kebenaran ini memberi hikmat yang dapat menuntun seorang kepada keselamatan oleh iman kepada Yesus Kristus (II Tim 3:15). Juga di dalamnya ada ajaran yang dapat menyatakan apa yang salah pada jiwa kita sama seperti cermin menyatakan apa yang salah pada muka kita. Juga melaluinya kelakuan kita dapat diperbaiki (II Tim 3:16). Sudah jelas kenapa Paulus menyebut ajaran yang dipercayakan kepadanya “harta yang indah”.
“Harta yang indah” ini juga disebut “ajaran yang sehat” karena memang filsafat Allah mendatangkan kesehatan rohani kepada orang-orang yang menaatinya. Dan juga kesehatan rohani pada dunia ini. Mungkin saudara mengatakan bahwa dunia sedang sangat sakit pada masa ini. Tetapi perlu ditanya betapa sakit lagi jikalau tidak pernah ada “Sepuluh Hukum”, “Khotbah di Bukit” dan “Amanat Pertama dan Kedua” tentang mengasihi Allah dan mengasihi sesama manusia.
Demikian desakan pertama yang dikemukakan Paulus agar kita melibatkan diri dalam meneruskan kebenaran Allah ialah karena “Kebenaran adalah harta yang indah”.
Mungkin kita kurang menganggap kebenaran Allah sebagai “Harta yang indah” karena kebenaran ini menjadi terlalu biasa bagi kita. Kami baru membaca sebuah buku oleh H. Popov berjudul “Tortured for Christ”. Popov adalah seorang pendeta Baptis di Bulgaria, Eropa Timur yang menderita selama 13 tahun dalam penjara komunis. Sesudah dilepaskan dari penjara ia meneruskan pelayanannya sebagai pendeta dalam gereja di bawah tanah. Sesudah salah satu kebaktian seorang pemudi minta izin untuk meminjam Alkitab dengan syarat Alkitabya dikembalikan besok paginya. Pendeta Popov setuju, karena memang dalam jemaatnya hanya satu atau dua orang yang memiliki Alkitab. Pada kebaktian besok malamnya putri yang sama minta pinjam Alkitabnya dan terus juga pada kebaktian malam yang ketiga. Pendeta Popov akhirnya cukup tertarik akan minat putri tersebut akhirnya ia bertanya padanya kenapa ia pinjam Alkitab setiap malam. Ia menjawab, “Bapak Pendeta, kami tak mungkin dapat mencari atau membeli Alkitab di negara kami, tetapi kalau tiap malam kami dapat menyalin beberapa pasal dari Alkitab bapak Pendeta, akhirnya kami akan mempunyai Alkitab kami sendiri”. Dia begitu rindu memiliki Alkitab sampai ia duduk sepanjang mlaam dan menyalinnya pasal demi pasal.
Pada suatu hari Popov diundang mengunjungi sebuah pabrik Alkitab. Kira-kira beberapa mesin cetak dalam pabrik ini? Tidak ada satupun. Tetapi kurang-lebih sepuluh orang duduk mengelilingi sebuah meja. Mereka masing-masing menyalin salah satu bagian dari Alkitab. Sesudah beberapa jam, mereka diganti dengan orang lain. Pabrik ini berjalan 12 jam sehari dan dalam satu tahun menghasilkan 25 Alkitab lengkap. Jelas orang yang tidak gampang memiliki Alkitab menganggap Alkitab sebagai “harta yang indah.”
Ijinkanlah kami memberi satu ceritera lagi tentang Pendeta Popov. Dia menjelaskan bahwa pada suatu hari di jalan umum ia didekati oleh seorang yang berpakaian compang-camping yang sungguh berbau busuk. Langsung dari bawah bajunya yang besar orang ini mengeluarkan sebuah Alkitab yang setengah terbakar. Pendeta Popov bertanya kepada orang itu dari mana ia menerima buku itu. Dia menjelaskan bahwa ia diijinkan oleh orang yang bekerja di tempat sampah kota untuk mengambil apa-apa yang ia dapat pakai. Pada suatu hari ia kebetulan mencari tempat di mana pemerintah komunis membuang Alkitab-alkitab yang mereka sita. Kemudian dia terus mencari dan menjual kembali kepada umat Kristen Alkitab-Alkitab yang setengah rusak itu. Ia menjelaskan bahwa kalau rejim komunis membuang sesuatu, seperti Alkitab, itulah tandanya bahwa Alkitab cukup berharga (artinya mereka takut pada Alkitab di negara-negara Komunis).
Apakah saudara anggap bahwa kebenaran Allah, filsafat Allah, yaitu apa yang terdapat dalam Alkitab adalah “harta yang indah”? Jikalau demikian saudara jelas akan bertanggung-jawab dalam meneruskan kebenaran Allah kepada orang-orang lain.
Nah, marilah mempertimbangkan desakan kedua yang ikut meyakinkan kita akan tanggung-jawab kita dalam meneruskan kebenaran Allah kepada umat manusia.
II. KEBENARAN DIPERCAYAKAN KEPADA UMAT ALLAH
Dalam Roma 3:2 kita membaca bahwa Firman Allah “dipercayakan” kepada orang Yahudi dan dalam II Korintus 5:19 Rasul Paulus mengatakan bahwa Injil Perdamaian “dipercayakan” kepadanya. Dalam II Tim 1:14 Paulus menekankan bahwa “harta yang indah” yang telah kita bahas di atas “dipercayakan” kepada kita oleh Roh Kudus. Dalam nas, kita melihat bahwa kita wajib “mempercayakan” kebenaran ini. Jikalau kita mempercayakan sesuatu kepada orang lain kita berbuat lebih dari menjelaskannya, atau meminjamkannya pada orang lain atau memberikannya pada orang lain. “Mempercayakan” berasal dari istilah “percaya”. Jikalau kita percaya kepada seseorang berarti kita menganggap dia layak dan kita rela bersandar padanya. Dia sudah menyatakan diri sebagai seorang yang tulus, yang jujur, yang dapat bertanggung-jawab.
Demikian kita dapat melihat bahwa istilah “mempercayakan” otomatis menyangkut segi moril, yaitu hal “bertanggung-jawab”. Bila kita mencari seorang pegawai, antara pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab ialah, “Apakah pelamar ini dapat dipercayai, apakah ia bertanggung-jawab?”. Nah sudah jelas bahwa istilah “mempercayakan” memuat konsep tulus dan bertanggung-jawab, yaitu konsep-konsep moral.
Dalam buku “The KGB, the Secret Work of Soviet Secret Agents” oleh David Baron, kita bisa melihat betapa hati-hatinya rahasia-rahasia negara adikuasa dijaga (dan juga dicari oleh lawan). Dalam buku ini dijelaskan bahwa rahasia-rahasia Amerika yang dikirim ke Eropa dirantai pada pergelangan tangan pengantar dan pengantar ini ialah orang yang dipilih dengan hati-hati, yaitu orang militer yang dianggap dapat dipercayai. Kunci yang melepaskan rantai dan bahan dari pergelangan pembawa berada pada perwira yang menjaga tempat tujuan rahasia-rahasia tersebut. Berarti bahwa rahasia dianggap begitu penting sehingga walaupun dipercayakan kepada orang yang dapat dipercayai juga dirantai padanya.
Nah dalam buku KGB ini kami membaca mengenai seorang tentara Amerika bernama Johnson yang bekerja di Eropa di mana rahasia-rahasia ini disimpan. Ia sudah dihubungi oleh KGB dan menjadi agen rahasia mereka. Selama beberapa bulan pada dasawarsa lima-puluhan ia mencari jalan membuka pintu-pintu besi di mana rahasia-rahasia Amerika Serikat disimpan dan satu demi satu menyerahkannya kepada KGB.
Dalam ceritera di atas kita melihat sedikit dari arti kata “mempercayakan”. Jikalau sesuatu dipercayakan kepada orang yang tidak memiliki sifat moril/susila yang diwajibkan, istilah mempercayakan kehilangan artinya. Dari semua umat di muka bumi kita dianggap sebagai umat yang memiliki sifat bertanggung-jawab dan tulus sehingga kebenaran Allah, yaitu “harta yang indah” dipercayakan kepada kita.
II Tim. 1:14 dan II Tim. 2:2 tidak mengatakan bahwa kebenaran Allah akan dipercayakan kepada kita pada masa depan atau jikalau kita memenuhi syarat-syarat tertentu. Jikalau kita menjadi anak Tuhan, kebenaran Allah otomatis dipercayakan kepada kita. Sebagai akibat dari keselamatan, Allah sedia “mempercayakan” kebenaranNya kepada kita. Apakah kita sudah membuktikan diri sebagai orang yang bertanggung-jawab dengan kebenaran ini?
Pendeta Popov dalam ceritera lain menjelaskan tentang cara ia menemukan Firman Allah dalam penjara. Ia berdoa dengan sungguh agar Allah memberi kepadanya Alkitab, yang jelas terlarang apalagi tidak boleh dimiliki oleh semua tahanan. Pada suatu hari ia melihat seorang teman merobek halaman dari sebuah buku dan mulai membuat sebatang rokok. Dengan menyelidiki kertas tersebut Pendeta Popov sadar bahwa buku yang dipakai untuk kertas rokok adalah Firman Allah. Rupanya kawannya menemukan Alkitab ini di tempat sampah dan karena ia bukan orang Kristen, ia tidak menghargainya. Karena itu ia hanya memakai kertasnya untuk kertas rokok. Pendeta Popov langsung menawarkan semua uangnya untuk buku tersebut dan demikianlah ia memiliki Alkitab di dalam penjara. Namun ia sadar bahwa akhirnya penjaga-penjaga penjara akan menyita Alkitab ini, dan oleh karena itu ia segera mulai menghafal sebanyak mungkin dari ayat-ayat Alkitab. Dia memakai setiap kesempatan menghafal, dan sebelum penjaga penjara mengambil Alkitab dari dia, ia sempat menghafal 47 fasal dari Alkitab. Pendeta Popov adalah orang yang dapat dipercayai. Dia memenuhi maksud dan tujuan Allah dalam hal dia bertanggung-jawab atas kebenaran yang dipercayakan kepadanya. Dia memelihara “harta yang indah” dengan menyembunyikan di dalam hatinya supaya ia dapat menyampaikannya kepada orang lain.
Pernahkah ampelop berisi uang atau berita penting dititipkan melalui saudara? Sebelum ampelop tersebut dipercayakan kepada saudara si pengirim menilai sifat saudara dan menganggap saudara seorang yang dapat bertanggung-jawab dan dapat dipercayai. Kemudian ia menulis di pojok bawah ampelop, “Dititip dengan pertolongan saudara ……………” Allahpun demikian juga, sebagai akibat dari keselamatan yang kita alami, menganggap kita masing-masing sebagai orang yang dapat bertanggung-jawab dan dapat dipercayai dan langsung mempercayakan kebenaran ilahi kepada kita. Kepercayaan Allah terhadap kita, yaitu Pencipta semesta alam mempercayakan kebenaranNya kepada kita jelas meyakinkan kita akan tanggung-jawab kita untuk meneruskan kebenaran kepada orang lain. Inilah desakan kedua yang terdapat dalam nas kita. Marilah kita melihat desakan ketiga yang berbunyi demikian:
III. KEBENARAN PERLU DITERUSKAN KEPADA ORANG-ORANG TERTENTU
Sudah jelas bahwa kebenaran yang kita sayangi adalah “harta yang indah” dan kita juga sangat dihargai Allah, karena kita dianggap bertanggung-jawab sehingga kebenaran itu dipercayakan kepada kita. Tetapi nas kita terus mendesak kita untuk bertindak secara bertanggung-jawab dengan keterangan bahwa kebenaran ini harus kita teruskan pada orang lain. Tetapi kepada siapa?
Walaupun secara umum kebenaran Allah dipercayakan kepada seluruh umat Kristen, secara khusus kebenaran hanya dapat diteruskan secara efisien oleh anak Tuhan yang memenuhi dua syarat tertentu yang terdapat dalam nas ini.
Nas kita menekankan bahwa kita harus meneruskan kebenaran Allah kepada orang “yang dapat dipercayai”. Istilah ini sedikit lain dari yang lain yang disebut dalam pokok kedua tadi. Terjemahan-terjemahan Alkitab lain memakai sebagai pengganti istilah “dipercayai” di sini dengan istilah “setiawan, faithful, reliable, trustworthy.” Kami sendiri merasa istilah “setiawan” lebih menolong kita mengerti syarat pertama untuk seorang yang akan meneruskan kebenaran Allah.
Walaupun semua orang Kristen mesti setia, namun jarang seorang Kristen pantas disebut “setiawan”. Mungkin dia boleh dicap seorang dermawan atau rohaniawan tetapi julukan “setiawan” jauh lebih sukar dimiliki. Surat Amsal 20:6 mengatakan, “……… orang yang setia, siapakah menemukannya?”
Namun ada yang setia. Malahan Rasul Paulus mengatakan bahwa Tuhan menganggapnya setia karena ia menulis, “……………karena Ia menganggap aku setia dan mempercayakan pelayanan ini kepadaku………” (I Tim 1:12). Dan Timotius sendiri juga dicap setia oleh Paulus, walaupun Timotius adalah penakut. Paulus harus minta orang Korintus agar mereka menolong Timotius supaya apabila ia datang ke Korintus ia tidak menjadi takut (I Kor 16:10). Tetapi pada waktu Paulus menyurati orang Filipi (Fil 2:22) ia mengatakan bahwa kesetiaan Timotius “telah teruji”. Demikianlah, walaupun seseorang adalah penakut, itu tidak berarti ia tidak setia kepada Tuhan.
Dalam konteks II Tim 2:2 kita melihat beberapa gambaran lagi mengenai seorang yang setia, seperti misalnya prajurit yang tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya, tetapi mengutamakan panggilannya sebagai tentara. Kita melihat gambaran olahragawan yang setia menurut peraturan-peraturan olah raga dan seorang petani yang setia bekerja keras dalam kebunnya. Kesetiaan perlu dalam bidang apa saja kalau kita mau berhasil.
Tetapi, sering ada orang Kristen yang tidak setia. Mungkin saudara ingat ceritera perjalanan misi pertama Rasul Paulus, Barnabas dan Yohanes (yaitu Markus). Pada waktu mereka tiba di Perga, kota Pamfilia dan bersiap naik gunung ke pertengahan Asia Kecil, Markus mendapat “kaki dingin”. Dengan demikian ia menyatakan dirinya kurang setia, meninggalkan dua kawannya dan cepat kembali ke rumah ibunya di Yerusalem.
Kebenaran Allah perlu diteruskan! Kepada siapa? Kepada orang yang setiawan!
Apakah saudara termasuk orang setiawan? Baik, kalau demikian saudara adalah calon untuk menjadi penerus Firman Allah. Tetapi ada satu syarat lagi. Kebenaran Allah harus diteruskan atau dipercayakan kepada “orang yang cakap mengajar”.
Nah, disinilah saudara menganggap diri boleh relaks, karena mungkin saudara menganggap diri belum mempunyai karunia mengajar dan dengan demikian tidak dapat memenuhi syarat ini. Tetapi apakah saudara yakin bahwa saudara belum mempunyai karunia ini? Pernahkah saudara berusaha mengajar? Gagal? Apakah saudara menyerah ataukah saudara mencari pertolongan dan terus belajar tentang mengajar?
Kami masih ingat pada waktu kami belajar setir mobil. Kami tinggal pada ujung jalan di dusun yang sepi dan oleh karena itu ayah kami mengijinkan kami praktek membawa mobil ke ujung lorong dan kembali. Kami melakukan ini berulang kali. Tetapi suatu hari kami kurang hati-hati dan dua roda sebelah kanan terpelosok ke dalam selokan yang dalam sehingga mobil sama sekali tidak dapat bergerak. Kami jelas gagal. Tetapi apakah ini membuktikan bahwa kami tidak dapat menyetir mobil? Tidak! Kami terus berlatih dan beberapa bulan kemudian kami mendapat SIM A.
Demikianlah, sering ada orang yang menganggap dirinya tidak dapat mengajar, tetapi ia perlu belajar dan berusaha. Kami yakin bahwa kebanyakan orang dalam gereja dapat mengajar asal mereka berusaha belajar ilmu mengajar.
Dari segi lain setiap orang Kristen dianggap Imam Allah (Wahyu 1:6). Tugas seorang imam ialah membawa pesan manusia pada Allah (doa) dan membawa pesan Allah kepada manusia (bernubuat dan mengajar). Demikianlah setiap orang Kristen dari satu segi harus terlibat dalam hal meneruskan kebenaran Allah.
Namun ada orang dalam tiap gereja yang secara khusus diberi karunia mengajar (walaupun mungkin mereka belum sadar mereka mempunyai karunia itu) dan wajib memperkembangkan serta mempergunakan karunia itu. Kebenaran Allah perlu diteruskan kepada mereka secara khusus dan mereka perlu meneruskan kebenaran itu kepada orang lain.
Soal “cakap mengajar” memang masuk akal. Jikalau kebenaran Allah dipercayakan kepada kita, tujuannya agar kebenaran ini terus dipercayakan kepada orang lain, dan kita mempercayakan dengan metode mengajar. Itulah sistem yang dipakai Yesus (Kis 1:1) dan Paulus (II Tim 1:11) dan oleh karena itu tiap hamba Tuhan harus “cakap mengajar” (II Tim 2:24).
Sekarang kita akan melihat desakan keempat mengapa kita harus bertanggung-jawab dalam hal menyampaikan kebenaran, yaitu:
IV. KEBENARAN BERTUJUAN MENGUASAI SEGALA SESUATU
Dalam II Tim 2:2 kita menemukan strategi dasar Allah untuk memenangkan dunia bagi diriNya. Banyak pemimpin Kristen memuji keistimewaan ayat ini. Satu lembaga misi bernama “Navigators” mendasarkan semua pelayanan pada strategi dalam ayat ini. Beberapa tahun yang lalu STBI di Semarang menerbitkan enam jilid buku berjudul “Pemuridan” yang berpangkal pada strategi yang terdapat dalam ayat ini.
Strategi yang dimaksudkan ialah strategi multiplikasi atau pelipat gandaan. Kita dapat menemukan empat oknum nas ini yaitu (1) Paulus, (2) Timotius, (3) Orang yang dapat dipercayai yaitu orang setiawan dan (4) Orang lain. Berarti Paulus mempunyai rencana melipat-gandakan pelayanan pada tiga tingkat lain.
Bagaimana ini dapat berjalan? Coba kita perhatikan kehidupan Rasul Paulus. Dalam II Timotius Paulus menyebut nama delapan orang yang sudah dimuridkan, yaitu Kreskes, Titus, Lukas, Markus, Timotius, Tikhikus, Erastus dan Trofimus (Lihat II Tim 4:1-12, 20). Paulus sudah meneruskan “Harta yang indah” kepada delapan orang ini. Dalam nas kita ia mengatakan bahwa secara strategi mereka harus meneruskan kebenaran ini kepada orang lain yang setiawan. Orang setiawan jelas diberi tugas mempercayakan kebenaran kepada orang lain lagi. Jikalau tiap murid Paulus yang disebut di atas mengajar delapan orang dan seterusnya mereka mengajar delapan orang, Paulus sendiri, hanya dengan menghitung murid-murid yang disebut di II Timotius, akan menghasilkan 520 orang yang dapat meneruskan kebenaran. Nas inilah satu strategi yang dapat menguasai peledakan penduduk yang sedang kita saksikan dalam dunia kita.
Strategi ini juga dapat menolong kita meneruskan kebenaran pada daerah geografis yang luas. Pada waktu Paulus menulis surat II Timotius ia berada di Roma. Tetapi Kreskes berada di Galatia, Titus berada di Dalmatia, Lukas berada di Roma (tetapi dalam penjara dengan Paulus, atau paling sedikit mengunjungi Paulus dalam penjara), Tikhikus sedang melayani di Efesus, Erastus ada di Korintus dan Trofimus berada di Miletus. Demikianlah satu orang dengan memakai strategi multiplikasi dapat melayani banyak daerah dan wilayah satu negara dan banyak tempat di dunia kita.
Strategi ini juga memandang pada masa depan. Paulus akan meninggal sebelum abad pertama berakhir. Tetapi ia masih akan melayani dan meneruskan kebenaran kepada orang-orang pada abad kedua melalui orang-orang yang dilatihnya. Mereka akan merupakan jembatannya ke dalam masa depan. Pada tahun 64 M. terjadi penganiayaan besar terhadap orang Yahudi, pada tahun 65 M. Rasul Paulus mati, pada tahun 66 M. Kerajaan Roma melancarkan perang besar melawan orang Yahudi di tanah Israel. Dan ada banyak kejadian hebat lagi yang terjadi pada masa itu, tetapi kebenaran maju terus ke dalam abad ke dua dan ke tiga dan seterusnya. Bagaimana? Melalui jembatan yang Paulus bangun dalam hati murid-muridnya.
Kami akan meninggalkan dunia ini dan juga saudara. Apakah saudara akan meninggalkan pengaruh positif pada abad ke dua-puluh-satu? Saudara dapat menghasilkan pengaruh positif pada abad yang akan datang asal saudara sekarang ini meneruskan kebenaran Allah kepada orang lain.
Demikianlah kita dapat melihat betapa hebat strategi ini yang memungkinkan kita menang atas peledakan penduduk bumi, mencapai daerah yang luas dan yang berpengaruh besar buat Kristus sesudah kita mati melalui orang-orang yang kita didik.
KESIMPULAN:
Mengapa kita harus bertanggung-jawab dalam meneruskan kebenaran? Karena kebenaran adalah “harta yang indah”, karena kebenaran dipercayakan kepada kita, karena kebenaran perlu diteruskan kepada orang tertentu, karena kebenaran bertujuan menguasai segala sesuatu. Empat desakan ini jelas meyakinkan kita akan tanggung-jawab kita. Bagaimanapun juga, kebenaran harus terus maju. Paulus menulis pada Timotius “…………. aku dibelenggu ………….. tetapi Firman Allah tidak terbelenggu” (II Tim 2:9).
UNDANGAN:
Bagaimana dengan saudara? Bersediakah saudara untuk mulai bertanggung-jawab dalam meneruskan kebenaran? Ada banyak kesempatan yang menunggu saudara. Saudara dapat menolong melayani Firman Allah dalam Sekolah Minggu, Persekutuan Doa, Persekutuan Kaum Ibu dan Cabang/Pos Gereja saudara. Jikalau saudara rela menyerahkan diri untuk salah satu pelayanan ini dan betul-betul menjadi penerus kebenaran, kami minta saudara berdiri di tempat.
TUGAS PENDENGAR:
Sebelum kebaktian minggu depan kami ingin saudara yang berdiri tadi berbuat dua hal. Pertama kali kami ingin saudara menghafal II Tim 2:2 dan kedua, kami ingin saudara menghubungi pendeta saudara serta minta secara resmi tugas pelayanan dan/atau pertolongan untuk dilengkapi bagi pelayanan.