MENGAPA PEKERJAAN MISSIONARI PERLU
(I Tim. 2:1-7)
PENDAHULUAN:
- Awal Nopember 1965 kami tiba di Indonesia ……………. Tiga pertanyaan
- Kenapa tak ber-PI di A.S.? ……………….. Kenapa meninggalkan kehidupan enak? Kenapa menjadi missionari?
TEMA : Mengapa pekerjaan missionari?
KALKUN : Dalam I Tim. 2:1-7 Paulus mengemukakan beberapa sebab mengapa kita harus melibatkan diri dalam pekerjaan missionari.
I. KITA HARUS MENDOAKAN SEMUA ORANG (1-3)
- Pertama semua mendoakan semua …………. terutama semua pembesar
- Kenapa pembesar? Allah ingin agar semua selamat
- Hidup tenang dan tentram mempercepat PI
CT: Iran, Libanon, Rusia, daerah rawan PI sering terhambat
II. ALLAH ITU ESA ADANYA (5a)
- Ada banyak Allah ………… yang disebut Allah (I Kor. 8:4-6)
- Orang Yahudi, umat pilihan Allah …………….. belum bertobat ……… Abraham (Yoh 8:42-44)
- Ibu kaya di Pakistan bertobat, “I Dared Call Him Father”
- “Anak Damai “………. tengkorak, pemakaman manusia, Yudas ………. pendamai
III. ALLAH MENGHENDAKI KESELAMATAN SEMUA ORANG (4)
- Banyak orang bingung mengenai kehendak Allah
- Allah berkenan akan keselamatan orang fasik (Yeh. 33:11)
- Allah menghendaki agar semua jemaat selamat (II Pet. 3:9)
- Sesuaikanlah kehendak kita dengan kehendak Allah
CT: Cuci/masak/kerja …………. bukan perasaan ………… kehendak orang lain
IV. YESUSLAH SATU-SATUNYA PENGANTARA (5b)
- Dosa memisahkan kita/Allah (Yes 59:2)
- Manusia disebut seteru Allah (Rom 5:10)
- Untuk berbaik kembali ………… perlukan pengantara yang bijak
- Kepada Bapa hanya melalui Yesus (Yoh. 14:6)
CT: Mahasiswa Afghanistan ……. satu ayat ………. Yoh 14:6
CT: Orang Metodis keluar gereja
V. KRISTUS TERSALIB UNTUK SELURUH DUNIA (6)
- Semua melanggar hukum (Yah. 2:10)
- Semua budak dosa (Yoh. 8:34); Tebusan
- Tuhan mati di salib …………. debat di Madura ……………. Bagaimana? Mengapa?
- Keuntungan/kekuatan berita kita ……………. Allah mengasihi, Kristus mati untuk kita
CT: Kalau ada hanya satu pintu keluar gedung terbakar
VI. ALLAH BERSANDAR PADA MANUSIA (7)
- Allah memilih hambaNya ………… “untuk kesaksian ………….. aku ditetapkan”.
- Allah menentukan pelayanan: pemberita, rasul, guru kepada orang kafir
- Suara Allah mendengung ………….. “Siapakah mau pergi …………..?” (Yes. 6:8)
KESIMPULAN:
- Kita menyukai yang indah, bagus elok
- Kalau Tuhan melihat kaki, tangan, lutut Sdr, apakah indah?
- Rum 10:5 (O.I.B) “Alangkah eloknya tapak kaki …………..”
- Pandangan indah bagi Allah …………… kaki/tangan/lutut terlibat dalam PI
UNDANGAN:
- Semua yang ingin melibatkan diri dalam PI, angkat tangan
TUGAS PENDENGAR:
- Siapkan diri untuk pergi ………… melamar pada sekolah theologia
- Berikan prosentasi pendapatan untuk pekerjaan missionari
- Berdoa tiap hari untuk salah satu missionari
MENGAPA PEKERJAAN MISSIONARIS PERLU?
(I Tim. 2:1-7)
Pada tanggal 1 Nopember, 1965 kami tiba di Indonesia sebagai missionari. Selama waktu itu kami melayani Tuhan dengan Gereja Sidang Persetujuan Injil Indonesia di Kediri, Madiun, Madura, Surabaya dan Jakarta. Keputusan menjadi missionari dan pekerjaan kami sebagai missionari menghasilkan satu pertanyaan yang terpaksa kami jawab berulang kali selama 20 tahun belakangan ini.
Teman-teman di Indonesia, baik yang Kristen maupun yang bukan Kristen sering menanyakan, “Kenapa bapak meninggalkan Amerika yang begitu kaya-raya untuk hidup di Indonesia?” Saudara-saudara di Indonesia sudah melihat banyak filem, membaca banyak berita dan mendengar banyak tentang Amerika. Dari segi materi mereka merasa seorang yang meninggalkan Amerika untuk hidup dan bekerja di negara lain kurang bijaksana.
Sudah tiga kali sejak kami datang ke Indonesia kami pulang cuti bersama keluarga. Banyak sanak-saudara kami di Amerika Serikat belum menjadi orang Kristen, yaitu belum lahir baru. Mereka juga sering bertanya, “Kenapa anda mau pergi ke Indonesia?” “Kenapa tidak tinggal di Amerika dan melayani orang Amerika?” “Banyak orang Amerika memerlukan pertolongan!”. Dan kami harus menjawab mereka serta mengaku bahwa Amerika memerlukan Injil juga dan ada jutaan orang Amerika yang belum bertobat.
Bagaimana semestinya kita menjawab pertanyaan orang-orang seperti ini? Sebetulnya ada satu nas indah dalam Alkitab yang menjawab semuanya. Nas itu terdapat dalam I Tim 2:1-7. Jikalau kita menyelidiki nas ini dengan teliti kita akan tahu mengapa bukan hanya kami, tetapi kita sekalian harus terlibat dalam pekerjaan missionari. Dalam I Tim 2:1-7 Rasul Paulus mengemukakan beberapa sebab mengapa kita harus melibatkan diri dalam pekerjaan missionari.
Marilah kita menyelidiki sebab-sebab ini satu demi satu. Sebab pertama ialah:
I. KITA HARUS MENDOAKAN SEMUA ORANG (1-3)
Perhatikanlah nas kita, “Pertama-tama aku menasihatkan: Naikkanlah permohonan, doa syafaat ……… untuk semua orang ………….. raja ………….. pembesar …………. agar kita dapat hidup tenang. Itulah yang …………….. berkenan kepada Allah …………… yang menghendaki supaya semua orang diselamatkan”. Kita diwajibkan mendoakan “semua” orang, terutama para pemimpin. Ini berarti bahwa disamping mendoakan pembesar dalam negara kita sendiri kita perlu mendoakan pembesar di negeri orang lain. Seorang Kristen perlu mendoakan pemimpin Rusia, Jepang, Australia, Cina, Zaire di samping para pemimpin dalam negerinya sendiri.
Mengapa kita perlu mendoakan semua orang ini? Menurut nas, karena Allah “…………… menghendaki supaya semua orang diselamatkan ………….” Dan mungkin kita bertanya, “Apakah hubungan antara mendoakan pembesar dan keselamatan semua orang?” Nas kita memuat istilah “tenang dan tenteram” juga. Secara manusiawi para pembesar memegang kunci untuk menjamin hidup yang tenang dan tenteram. Jikalau mereka memimpin dengan bijaksana, tidak memeras rakyatnya dan berusaha menjamin stabilitas negaranya, mereka akan menciptakan suasana yang baik dan bebas untuk pemberitaan Injil.
Pokoknya kita perlu mendoakan para pembesar agar mereka menjadi sahabat penginjil atau paling sedikit tidak menghalangi pekerjaan missionari karena melalui pekerjaan missionari semua orang dapat “……………… diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran”. Di mana tidak ada keadaan tentram dan tenang pekerjaan missionari sering terhambat.
Beberapa tahun yang lalu puluhan missionari bekerja di negeri Iran …………. tetapi kemudian terjadi revolusi, perang antara saudara dan perang dengan Iraq, tetangganya. Akibatnya para missionari terpaksa meninggalkan Iran. Ini tidak berarti bahwa gereja menjadi mati, malahan sering dalam keadaan rawan, gereja maju pesat. Namun, pada umumnya, pekerjaan Tuhan terganggu jikalau satu negara tidak mengalami tenang dan tenteram.
Satu contoh lagi ialah negeri Libanon. Peperangan sipil serta peperangan dengan Israel berjalan hampir non-stop di Libanon selama 10 tahun. Dan dalam waktu itu, sekali lagi puluhan missionari terpaksa meninggalkan Libanon dan banyak pekerjaan missionari dihentikan.
Apalagi, apa yang dapat dikatakan tentang Uni Soviet dan Republik Rakyat Tiongkok. Di dalam dua negara ini jutaan orang tidak sempat mendengarkan Injil keselamatan karena keadaan politik. Pekabaran Injil sungguh terhambat.
Kami merasa sungguh jelas tujuan doa kita menurut I Timotius 2:1-3. Kita diwajibkan mendoakan semua orang, terutama para pemimpin dalam dunia ini, agar situasai dan kondisi dunia memungkinkan kemasyuran Injil Kristus. Perintah untuk berdoa sudah menunjukkan tanggung-jawab kita akan dunia ini. Inilah sebab pertama mengapa kita harus terlibat dalam pekerjaan missionari, karena kita disuruh mendoakan “Semua orang”. Tanggung-jawab kita melebihi kebutuhan dalam negeri kita sendiri.
Sekarang kita akan melihat sebab kedua mengapa kita harus terlibat dalam pekerjaan missionari.
II. ALLAH ITU ESA ADANYA (5a)
Dalam suratnya kepada jemaat di Korintus Rasul Paulus menulis, “Tidak ada berhala di dunia dan tidak ada Allah lain dari pada Allah yang esa.” Sebab sungguhpun ada apa yang disebut “allah,” baik di sorga, maupun di bumi -dan memang benar ada banyak “allah” dan banyak “tuhan” yang demikian-namun bagi kita hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa, yang dari padaNya berasal segala sesuatu dan yang untuk Dia kita hidup ………” (I Kor 8:4-6). Kalimat itu sungguh berarti untuk masa kini, di mana ada bermacam-macam agama, baik yang diakui maupun yang belum diakui. Dalam tiap agama ada satu “allah” atau lebih, atau konsep “allah” yang diciptakan dalam pikiran manusia atau yang dikhayalkan. Bermilyar-milyar orang menyembah “allah” mereka, dan “allah” mereka tidak dapat disamakan sama sekali dengan Allah yang menciptakan semesta alam ini.
Jangan sangka karena seorang mengatakan ia menyembah “Allah” bahwa ia sungguh menyembah Allah yang ternyata di Alkitab. Perhatikan Yoh 8. Di sini ada pembicaraan antara Yesus dengan orang Yahudi, malahan pemimpin orang Yahudi. Kita tahu bahwa orang Yahudi adalah umat pilihan Allah, keturunan Abraham, orang yang sudah mendengarkan nabi-nabi dan kepadanya dipercayakan “Firman Allah” (Roma 3:2). Dalam pembicaraan mereka mengatakan, “Bapa kami satu, yaitu Allah.” Bagaimana kata Yesus kepadanya, “Jikalau Allah adalah Bapamu, kamu mengasihi Aku ………… Iblislah yang menjadi bapamu …………..” (Yoh. 8:41-44).
Dari ayat ini kita dapat melihat bahwa hanyalah mereka yang mengasihi Yesus dan mendengarkan FirmanNya adalah yang sungguh menyembah “Allah semesta alam”. Mereka boleh memakai nama yang sama untuk Allah, tetapi menurut Firman Yesus, mereka tidak menyembah Allah. Demikian orang Kristen yang belum sungguh selamat, yang belum mendengarkan dan menaati Firman Yesus, walaupun mereka mengatakan menyembah Allah, sebetulnya tidak menyembah Dia.
Beberapa tahun yang lalu kami membaca sebuah buku berjudul, “I Dared Call Him Father”. Ceritera inti buku ini ialah tentang seorang ibu bangsawan yang lama mengikuti agamanya dan sungguh percaya kepada “allahnya”. Tetapi ia tidak mempunyai damai di hatinya. Pada suatu hari ia mendapat dan membaca beberapa ayat dalam Alkitab, tetapi kurang mengerti jalan keselamatan. Kemudian ia mengunjungi sebuah rumah sakit di mana ia bertemu dengan seorang jururawat. Dia membuka hatinya dan mengatakan bahwa ia ingin mengenal Allah seperti yang dinyatakan dalam Alkitab. Jururawat itu menasihati dia dan akhirnya mengatakan, “Beranikah dirimu untuk memanggil Dia Bapa?” Perempuan bangsawan ini pulang. Tiap hari ia berlutut dan berdoa dan berusaha memanggil Allah dengan sebutan “Bapa”, tetapi tidak bisa, tidak berani karena menurut agamanya, Allah tidak boleh disebut “Bapa”. Tetapi sesudah pergumulan dua minggu ia memberanikan diri, dan apa yang terjadi? Langsung matanya terbuka dan dia mulai mengerti siapakah Allah sebenarnya dan siapakah Yesus Kristus. Akhirnya ia sungguh diselamatkan, tetapi karena penganiayaan ia terpaksa meninggalkan negaranya.
Ceritera lain yang sama dengan yang di atas terdapat dalam buku “Anak Damai” yang diterbitkan oleh Kalam Hidup. Buku ini menjelaskan tentang suku terpencil di Papua yang berabad-abad percaya pada “dewa-dewa” dan “allah-allah” mereka. Mereka suatu suku yang sungguh ganas dan penuh tipu-daya. Mereka merasa seorang lelaki yang sesungguhnya ialah seorang yang pandai menipu teman atau musuh sehingga dapat dijadikan mangsanya. Mereka malahan, kali pertama mendengarkan ceritera Inil merasa Yudas adalah pahlawan sejati karena ia dapat menipu Yesus selama tiga tahun dan akhirnya mendapat keuntungan dari penipuan itu. Suku ini adalah pemakan orang dan anak-anak mereka bermain-main dengan tengkorak seperti permainan biasa.
Tetapi akhirnya seorang missionari datang kepada mereka dan membawa kabar keselamatan. Mereka yang berabad-abad “percaya” pada “allah” mereka dimenangkan bagi Kristus dan kehidupan mereka diubah.
Demikian kita dapat melihat bahwa Allah itu Esa adanya. Ia dinyatakan dalam Alkitab dan di dalam Yesus Kristus. Berarti hanya ada satu Allah. Hanya mereka yang menyembah Dia sesuai dengan Firman Allah sebagaimana diwahyukan dalam Yesus Kristus betul-betul menyembah Allah. Kita harus terlibat dalam pekerjaan missionari karena hanya dengan demikian kita dapat menolong isi dunia ini yang mempunyai banyak “allah” untuk menyembah Allah yang Esa.
Nah sebab ke tiga kita harus terlibat dalam pekerjaan missionari ialah:
III. ALLAH MENGHENDAKI KESELAMATAN SEMUA ORANG (4)
Banyak orang Kristen sungguh bingung tentang kehendak Allah. Salah satu pertanyaan yang sering dilontarkan ialah, “Apakah kehendak Allah bagi saya?”. Sebetulnya ada dua macam kehendak Allah, yang satu mudah diketahui tetapi yang lain sulit. Kehendak Allah untuk seorang pribadi tentang siapa harus menjadi teman hidupnya, di mana ia harus bekerja dan hidup, memang agak sulit. Tetapi untuk tiap orang Kristen beberapa kehendak Allah yang dinyatakan dalam Alkitab sangat jelas. Salah satu kehendak Allah atau yang dikehendaki Allah ialah keselamatan setiap orang dalam dunia. Kita tak usah bingung tentang hal ini. Kehendak Allah dalam hal ini sangat jelas. Dalam Yehezkiel 33:11 kita dapat membaca “Demi Aku yang hidup, demikianlah firman Tuhan ALLAH, Aku tidak berkenan kepada kematian orang fasik, melainkan Aku berkenan kepada pertobatan orang fasik itu dari kelakuannya supaya ia hidup”. Dalam II Petrus 3:9 kita dapat membaca ucapan yang senada, “Ia (Allah) menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat”.
Dari ayat-ayat ini sudah jelas bahwa Allah ingin semua orang bertobat dan diselamatkan. Tetapi bagaimana kehendak Allah dalam hal ini berhubungan dengan kehidupan kita sebagai orang Kristen. Begini, menurut pengertian kami, seorang Kristen harus menyesuaikan kehendak dirinya dengan kehendak Allah. Kita harus mengingini dan menghendaki apa yang diingini dan dikehendaki Allah. Jikalau Allah menghendaki keselamatan setiap orang di dalam dunia, kita juga harus menghendaki yang sama.
Tetapi saudara dapat menjawab, “Memang, kami menghendaki keselamatan setiap orang dalam dunia.” Namun kami ingin bertanya, “Apakah saudara sudah berusaha memenangkan dunia bagi Kristus?” Jikalau kita sungguh menghendaki sesuatu, kita akan berjuang mendapatkannya. Jikalau seorang laki-laki menghendaki mempersunting seorang gadis, ia akan berusaha sungguh-sungguh untuk mengambil hatinya. Kalau seorang bapak sungguh menghendaki membeli sebuah mobil ia akan berjuang mati-matian mendapat uang yang cukup. Jikalau orang tua sungguh-sungguh menghendaki pendidikan yang terbaik untuk anak-anaknya, mereka akan bekerja dan berkorban untuk mencapai cita-cita itu.
Nah, jikalau kita sungguh menghendaki keselamatan setiap orang dalam dunia ini, kita tidak akan pasif. Kita akan berjuang dan bergerak membawa jiwa-jiwa kepada Kristus. Allah menghendaki keselamatan dunia sehingga mengorbankan AnakNya sendiri. Kalau kita menyesuaikan kehendak kita dengan kehendak Allah, kita pasti akan mengorbankan diri untuk keselamatan dunia ini.
Karena Allah menghendaki keselamatan isi dunia ini kita harus melibatkan diri kita dalam pekerjaan missionari. Selanjutnya, sebab keempat ialah:
IV. YESUSLAH SATU-SATUNYA PENGANTARA (5b)
Hampir setiap orang di Indonesia ingin berusaha mendekati Allah. Salah satu kerinduan nurani kita ialah hidup berdekatan dengan Allah. Malahan, setiap agama berusaha dan berjanji mendekatkan penganutnya pada Allah. Usaha ini penting tetapi selalu akan gagal. Kenapa gagal? Nabi Yesaya menjelaskan problema ribuan tahun yang lalu, “…………… yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu, ……………” (Yes. 59:2). Dosa tidak hanya memisahkan kita dari Allah, tetapi juga menjadikan tiap insan di muka bumi seteru Allah. Banyak orang akan menganggap hal ini keterlaluan. Masak orang yang serius dan sungguh dalam agamanya dapat dicap “seteru Allah”? Memang tajam dakwaan itu, tetapi lihat Roma 5:10, “Sebab jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan ……………”.
Ada orang mengatakan bahwa kita tidak memerlukan pengantara antara kita dengan Allah. Tetapi dengan melihat keadaan manusia seperti diuraikan di atas, tanpa pengantara, jelas tak mungkin kita mendekati Allah. Sebetulnya pekerjaan pengantara adalah pekerjaan berat, karena untuk berhasil seorang pengantara harus mengambil hati dan kepercayaan dari dua pihak yang saling bermusuhan. Seorang pengantara harus adil. Dia harus berdiri diatas kebenaran dan oleh karena itu ia sering mendapat kesulitan untuk mencari pemecahan persoalan supaya dua pihak dapat berbaik kembali.
Yesus, menurut nas kita, I Tim 1:5 “…………… menjadi pengantara antara Allah dan manusia, ……………” Sebagai pengantara Ia tidak mengorbankan kesucian Allah dan tidak membebaskan mansia dari tanggung-jawab atas dosanya. Dia tidak menjalankan musyawarah dan konsultasi di mana segala pihak saling mengalah untuk menciptakan kerukunan. Melainkan Ia mengorbankan diri pada kayu salib dan berdasarkan pengorbanan itu Ia mendatangi Allah dan meminta Allah untuk mengampuni manusia yang berdosa.
Satu nyanyian Charles Wesley menjelaskan dengan baik pekerjaan Yesus sebagai pengantara. Nyanyian itu mengatakan, “Ada lima luka berdarah pada Yesus, luka-luka yang diterimaNya di Kalvari. Lima luka itu memohon pada Allah untuk kami dengan berseru, “Ampunilah mereka! Ampunilah mereka! Jangan biarkan orang tebusan itu mati!”. Yesus adalah pengantara yang mulia. Dengan kematianNya sendiri Ia membersihkan kita dari dosa dan memungkinkan kita mendekati Allah yang mahasuci. Kita yang dulu “jauh” dari Allah dan terpisah dari Allah oleh dosa kejahatan kita dibawa ke hadirat Allah oleh Yesus.
Kami merasa pekerjaan Yesus sebagai pengantara adalah salah satu pekerjaan Yesus yang terindah. Tetapi tidak semua orang merasa demikian. Beberapa tahun yang lalu, sebelum kami datang ke Indonesia, kami belajar pada satu musim panas di kampus University of Michigan di Amerika Serikat. Ada banyak mahasiswa di sana dari luar negeri dan kami sempat bergaul dengan mereka. Pada suatu hari kami bertemu dengan seorang dari Afghanistan. Ia mengajak kami untuk berjalan kaki bersamanya. Dalam satu percakapan kami memberitahu bahwa kami sedang menyiapkan diri untuk menjadi missionari lintas budaya. Teman kami itu berteriak dan malahan mengatakan bahwa ia senang dengan agama Kristen dan seluruh Alkitab, tetapi ada satu ayat, yang menurut hematnya, yang sungguh merusakkan Alkitab. Kami sangat tertarik kepada pernyataannya dan kami ingin tahu ayat mana dalam Alkitab ayat itu dan ia mengucapkan, kata Yesus kepadanya: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Yoh 14:6). Orang dari Afghanistan ini tidak mau mengakui bahwa ia memerlukan seorang pengantara. Namun ayat ini sangat jelas. Yesus adalah satu-satunya pengantara dan tak seorangpun mungkin mendekati Allah kecuali bersedia melalui Dia.
Demikianlah sebab keempat mengapa kita harus terlibat dalam pekerjaan missionari. Hanya ada satu jalan ke sorga. Yesuslah jalan, dan pengantara itu. Jikalau manusia tidak datang kepadaNya dan menerima Dia sebagai pengantaranya, mustahil mereka mendekati Allah Bapa.
Sebab kelima kita harus terlibat dalam pekerjaan missionari ialah:
V. KRISTUS TERSALIB UNTUK SELURUH DUNIA (6)
Nas kita mengatakan bahwa, “……………. Kristus Yesus …………….telah menyerahkan diriNya sebagai tebusan bagi semua manusia …………….”. Untuk semua manusia dan sebagai tebusan. Siapakah yang memerlukan tebusan? Salah satu orang yang memerlukan tebusan ialah seorang budak. Pada semua abad budak belian dapat dilepas dari perbudakannya dengan uang tebusan. Ia dapat ditebus.
Alkitab juga berbicara tentang perbudakan rohani, yang lebih berat dari perbudakan jasmani. Malahan Alkitab mengatakan bahwa semua manusia sudah diperbudak secara rohani. Bagaimana? Tuhan Yesus mengatakan kepada orang Israel, “……………. setiap orang yang berbuat dosa, adalah hamba dosa” (Yoh. 8”34). Dan setiap orang di dunia pernah berbuat dosa. Rasul Yakobus menjelaskan bahwa “……………. barangsiapa menuruti seluruh hukum itu, tetapi mengabaikan satu bagian dari padanya, ia bersalah terhadap seluruhnya” (Yak 2:10).
Kita sekalian termasuk budak dosa yang memerlukan tebusan jikalau kita ingin mengalami kemerdekaan rohani. Kristus Yesus menjadikan diriNya Penebus untuk kita sekalian.
Kebanyakan orang tidak mengerti dan/atau tidak mau menerima Yesus sebagai Jurupenebusnya. Pada waktu kami melayani di Madura banyak teman Madura datang ke rumah kami untuk mendiskusikan agama Kristen. Mereka sering bertanya, “Bagaimana mungkin Tuhan dapat tersalib?” Sering pada waktu kami coba menjelaskan hal ini kami terlibat ke dalam debat. Kadang-kadang kami dapat meyakinkan teman kami tentang makna kematian Tuhan Yesus. Lain waktu mereka anggap kami kalah. Dan yang berat, kalau kami menang atau kalah kami selalu kalah. Kalau kami menang, mereka tidak mau kembali. Kalau kami kalah mereka juga tidak mau kembali.
Akhirnya kami melihat bahwa berdebat tidak ada hasilnya!
Langkah berikutnya kami berkeputusan hanya untuk menjadi teman saja. Kami sediakan meja ping-pong. Bila siswa-siswa sekolah datang kami mengundang mereka main ping-pong. Kami berhenti bersaksi dan bertujuan menjadi sahabat saja dengan harapan lambat-laun Tuhan akan membuka hati mereka pada Injil. Tetapi lama-kelamaan kami sadar bahwa mereka tidak tertarik pada Injil, malahan tidak pernah bertanya lagi kepada kami mengenai agama Kristen. Mereka hanya ingin main ping-pong. Kami mulai bingung. Tetapi akhirnya Tuhan menunjukkan kepada kami jalan yang terbaik untuk melayani teman-teman di Madura.
Sebagai metode ketiga, kami tidak main ping-pong lagi. Seperti dulu kami mempersilakan teman-teman duduk di serambi dan langsung kami arahkan pembicaraan kepada hal agama Kristen. Dan, seperti biasanya, mereka langsung bertanya “Bagaimana mungkin Tuhan dapat tersalib?”. Tetapi sekarang dari berusaha menjawab pertanyaan itu, kami minta izin untuk mengajukan pertanyaan yang lebih berat lagi kepada mereka. Kami bertanya demikian, “Saudara ada pertanyaan yang lebih berat dari pertanyaan saudara. Pertanyaan kami ialah: Mengapa Tuhan mati di kayu salib? Dapatkah saudara menjawab pertanyaan ini?”. Dan tiap kali mereka mengatakan tidak bisa, kami langsung memberitahu, “ Tuhan Yesus mati di kayu salib karena Ia mencintai saudara dan ingin menjadi tebusan bagi saudara”. Dan dengan demikian kami dapat terus memberitakan Injil kepada mereka.
Nah inilah keuntungan dan kekuatan berita kita. Kita tidak perlu berdebat. Kita hanya perlu memproklamirkan berita Injil. Kita tidak perduli dari mana seseorang datang atau apakah kepercayaannya. Satu fakta sudah pasti: Allah mengasihinya dan Kristus mati buat dia. Kristus mati sebagai tebusan untuk setiap orang dalam dunia.
Akhirnya, marilah kita melihat sebab keenam mengapa kita perlu terlibat dalam pekerjaan missionari.
VI. ALLAH BERSANDAR PADA MANUSIA (7)
Memang aneh mengatakan bahwa Allah bersandar pada manusia. Tetapi perhatikan nas kita, “………… untuk kesaksian itulah aku telah ditetapkan sebagai pemberita dan rasul……………” Allah memilih Paulus untuk membawa berita kepada orang lain. Kami ingin bertanya, “Kenapa Allah tidak mengutus malaikat-malaikat untuk memberitakan Injil?” Sebetulnya Allah dapat memperlengkapi mereka dengan pengeras suara dan literatur dan menyuruh mereka dengan segera membawa Injil keselamatan kepada tiap insan di bumi. Tetapi Allah berkeputusan bersandar pada manusia. Dia memilih dan mengutus kita untuk menyampaikan kabar keselamatan.
Allah tidak hanya mengutus kita tetapi Ia juga menentukan macam apa pelayanan kita. Paulus ditetapkan menjadi, “….pemberita…..rasul…..pengajar……” Dia tidak menjadi rasul atas kemauannya sendiri. Allah yang mengangkatnya menjadi rasul. Namun ia tidak terpaksa menjadi rasul. Dia menyerah pada panggilan Allah.
Di samping memilih kita dan menetapkan macam pelayanan kita, Allah juga menunjukkan kepada siapa kita akan memberitakan berita kesukaan ini. Paulus menetapkan melayani “………..orang-orang bukan Yahudi………….”. Allah mengutus Paulus kepada bangsa tertentu. Dan Allah masih bekerja demikian. Ada missionari yang diutus ke Afrika. Yang lain ke India. Yang lain ke Jepang. Allah sungguh campur-tangan dengan panggilan dan penempatan orang missionari karena Ia bersandar pada mereka untuk membawa berita perdamaian ke ujung bumi.
Apakah saudara pernah mendengarkan suara Allah mengutus saudara? Mungkin saudara belum pernah mendengarkan suara itu. Tetapi apakah itu berarti Allah tidak pernah memanggil saudara? Mungkin Allah memanggil dan saudara tidak mendengar. Itu juga dapat jadi.
Dalam kantor kami, kami hanya dapat mendengarkan suara kipas angin. Kadang-kadang suara mobil di jalan juga terdengar. Namun kami yakin ada banyak suara lain di kantor kami. Tetapi suara-suara itu hanya dapat didengar asal kami menyetel sebuah radio.
Kami yakin Allah sering bersuara, sering memanggil dengan suara terharu kepada kita, tetapi kita tidak mendengar suaraNya. Tidak mendengar karena telinga kita tidak distel pada suaraNya. Malahan kami bisa tahu apa yang dikatakan Allah. Yang Allah katakan kepada kita ialah satu pertanyaan, “Siapakah yang akan Kuutus dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?” (Yes. 6:8). Jikalau saudara belum pernah mendengar pertanyaan ini dari Allah kami minta agar telinga hati saudara distel. Allah bersandar pada kita untuk menyampaikan berita indah-Nya. Tiap hari Dia memanggil kita dan bersandar pada kita untuk berpartisipasi dalam pekerjaan missionari.
KESIMPULAN:
Mungkin saudara tidak begitu memikirkan pekerjaan missionari sebagai tanggung-jawab besar tiap orang Kristen. Sekarang dengan melihat bahwa kita disuruh mendoakan semua orang, dengan mengerti bahwa Allah kita Esa adanya dan menghendaki keselamatan semua orang, dengan menyadari bahwa Yesuslah satu-satunya pengantara yang mati menjadi tebusan untuk seluruh dunia dan dengan mengetahui kenyataan bahwa Alkitab bersandar pada kita untuk memasyurkan berita ini, kiranya saudara akan rela melibatkan diri dalam pekerjaan missionari.
Sebagian di antara kita dapat menyiapkan diri dan pergi menjadi missionari. Yang lain, yang mungkin tidak dapat pergi, dapat menunjang secara keuangan bagi mereka yang pergi. Dan kita semua perlu mendoakan missionari yang membawa kabar baik ke ujung bumi.
Sekarang kami akan memberi tiga undangan. Undangan pertama adalah untuk yang merasa terpanggil menjadi missionari. Sesudah itu kami akan menantang saudara-saudara yang akan berjanji mendukung missionari secara keuangan. Dan akhirnya kami akan minta saudara berdiri yang bersedia mendoakan missionari secara rutin. Sebelum saudara menyatakan keputusan saudara mari kita berdoa bersama.