JALAN KESELAMATAN – SECARA SINGKAT
(Yoh. 1:29b)
PENDAHULUAN:
- Dapatkah saudara menjelaskan jalan keselamatan dalam sebuah kalimat saja?
- Yohanes Pembaptis, sungai, khotbah, orang bertanya tentang keselamatan, jubah putih, satu kalimat
TEMA : Bagaimana orang dapat diselamatkan
KALKUN : Dalam sebuah kalimat Yohanes Pembaptis menyingkatkan ketentuan-ketentuan yang harus kita terima jika ingin selamat
I. SAYA TELAH BERBUAT DOSA ………….” Dosa dunia.”
- Setiap hari perbuatan manusia tekankan adanya dosa
CT: Palang Merah 90 juta orang, 2 juta milyar dolar untuk senjata, 130 peperangan
- Alkitab menekankan kejahatan hati manusia
- Allah menilik dari sorga (Maz. 53:3-4)
- Hati penipu adanya (Yer. 17:9)
- Firman Allah menyatakan isi hati
CT: senter, gua, cecak, ular, cacing, katak, binatang merayap
II. YESUS ADALAH ANAK DOMBA ALLAH
- Anak Domba persembahan pokok dalam Perjanjian Lama
- Nuh …………. bahtera …………. air bah, surut, mezbah …………. darah
- Abraham …………. pagi …………. Ishak, kayu, korban, darah
- Anak Domba, pagi, petang, senantiasa (Kel. 29:38-39)
- Anak Domba dipersembahkan dengan cara khusus
- Orang membawa dosa, 1 tahun, tak bercela, ke imam
- Letak tangan pada kepala, aku dosa, domba disembelih
3)Yohanes Pembaptis melihat Yesus ……… bukan orang Nazaret, Tuhan ……… Anak Daud
III. YESUS MENGANGKUT DOSA SAYA
* “Mengangkut” dan “menghapus” …………. menanggung dan membawa dari
- Yesus datang buat mengangkut dosa
- Bukan untuk mendirikan agama, filsafat baru
- Aku datang sebagai tebusan orang banyak (Mk 10:45)
- Yesus sungguh mengangkut dosa
- “Menanggung segala dosa” (Yes); Menanggung dosa kita (Petrus)
- “Dipersembahkan menjadi dosa orang banyak (Ib. 9:28)
- Yesus mengangkut dosa isi dunia
- Mengasihi seluruh dunia …………. dosa …………. pensil …………. kapal
- Yesus mahakuasa …………. mengangkut dosa …………. menyelamatkan manusia
- Yesus mengangkut dosa terus menerus
- * “Menghapus/mengangkut” …………. present tense …………. tiap hari, sekarang
KESIMPULAN:
- Ibu Renni …………. 3 kali …………. kecelakaan …………. sakit …………. 3 mati …………. 1 hidup
- Lihatlah, letakkan tangan, serahkan dosa, terima penyelamat
UNDANGAN:
- Yang ingin diselamatkan, silakan angkat tangan
TUGAS PENDENGAR:
- Menghafal Yoh. 1:29, Yoh. 3:16 dan I Pet. 2:24
- Bersaksi pada satu orang tentang keselamatan saudara sebelum minggu depan
JALAN KESELAMATAN – SECARA SINGKAT
(Yoh. 1:29b)
Untuk menjelaskan kabar baik kepada seseorang kita sering berbicara berjam-jam. Dan mungkin itu perlu juga. Tetapi betapa indahnya bila seseorang dapat memberi kesaksian yang singkat dan tepat yang betul-betul memuat berita keselamatan. Dalam nas ini kita dapat melihat bagaimana Yohanes Pembaptis menjalankan hal itu. Ia memuat kesaksiannya tentang Yesus dalam kalimat pendek, kalimat yang delapan kata saja panjangnya.
Pada waktu itu Yohanes berkhotbah di tepi sungai Yordan. Khotbahnya cukup keras dan tegas dan banyak orang datang mendengarkan. Ada seseorang yang bertanya kepadanya, “Bagaimana kami dapat selamat?” Sangat indah dan menarik, pertanyaan ini, apalagi kalau dilontarkan kepada seorang penginjil. Pada waktu Yohanes mulai menjawab pertanyaan itu, ia melihat di antara orang banyak seorang istimewa yang datang kepadanya. Langsung ia memandang kepadanya, menunjuk dengan tangannya, dan sebagai jawaban kepada orang yang bertanya, ia mengatakan, “Lihatlah Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia” (Yoh.1:29b).
Dalam satu kalimat ini nabi Yohanes Pembaptis menjelaskan jalan keselamatan. Sekarang kita akan menggali dari dalam kalimat pendek ini. Kami menyimak dalam pernyataan singkat ini Yohanes menyingkatkan ketentuan-ketentuan yang harus kita terima jika kita ingin selamat. Marilah kita menyelidiki ketentuan-ketentuan ini satu demi satu.
Ketentuan pertama yang ada di dalam kalimat itu ialah:
I. SAYA TELAH BERBUAT DOSA
Ucapan Yohanes mengandung dua perkataan, “dosa dunia.” Dalam terjemahan lama kita dapat baca “dosa isi dunia.” Sebagai penduduk dunia kita termasuk dalam ungkapan itu. Bila ia berbicara mengenai dosa, jelas ia berbicara mengenai dosa kita masing-masing.
Soal dosa isi dunia dapat dibuktikan dengan bermacam-macam cara. Salah satu cara ialah melihat peperangan yang terjadi dalam dunia. Palang Merah Internasional mengatakan bahwa pada abad ini lebih dari 90 juta orang mati sebagai akibat perang, dua juta milyar dolar A.S. dibelanjakan untuk perlengkapan perang dan 130 perang telah terjadi hanya pada abad ini saja.
Pada saat sekarang ini ada perang di Afghanistan, Namibia, Ethiopia, Iran – Irak, Libanon, El Salvador, Nicaragua, Kampuchea serta beberapa tempat lain. Bukankah soal perang ini membuktikan kekejaman hati manusia dan dosa yang mengikat kita semua?
Mungkin seseorang akan mengatakan, “Tetapi itu bukan kami; kami bukan orang berdosa. Kami membenci perang dan kami sendiri tidak akan berperang”. Untuk menjawab itu kita hanya perlu membuka Alkitab pada Mazmur 53:3-4 dan membaca, “Allah memandang ke bawah dari sorga kepada anak-anak manusia, untuk melihat apakah ada yang berakal budi dan yang mencari Allah”. Ingat ini Allah yang menyelidiki. Ia tidak diwakili oleh orang lain. Dan apakah kesimpulan Allah sesudah penyelidikan yang teliti ini? Demikian, “Mereka semua telah menyimpang, sekaliannya telah bejat; tidak ada yang berbuat baik, seorangpun tidak.” Kesimpulan Allah yang Mahatahu sungguh mengejutkan. Tidak ada satu orangpun yang tidak menyimpang dari kehendak Allah! Bila Yohanes Pembaptis memakai ucapan, “dosa dunia”. Ia didukung oleh kesimpulan Allah sendiri.
Biarpun begitu, mungkin ada orang yang akan menjawab, “memang semua orang berdosa, tetapi ada yang berdosa banyak dan ada yang berdosa sedikit. Allah memaklumi. Dan orang yang agak baik dan sungguh-sungguh tidak dapat disamakan dengan orang yang memang jahat”. Banyak orang mempunyai pandangan ini. Dan secara lahiriah memang ada orang yang bersusila tinggi dan menampakkan sikap prikemanusiaan yang baik. Tetapi bagaimana hati orang macam ini? “Betapa liciknya hati, lebih licik dari pada segala sesuatu, hatinya sudah membatu: siapakah yang dapat mengetahuinya?” Dalam terjemahan lama kita membaca, ”Hati penipu adanya …………..”. Menurut kenyataan ini, orang itu sendiri tidak dapat mengetahui betapa jahat hatinya sendiri. Walaupun ia merasa lumayan atau baik atau lebih baik dari tetangganya, Allah mengatakan bahwa hatinya penipu adanya.
Beberapa tahun yang lalu kami membaca ceritera berjudul, “King Solomon’s Mines: Diceriterakan ada beberapa orang menyeberang sebuah padang gurun dan naik ke gunung yang tinggi. Mereka mencapai puncak gunung pada malam hari dan terpaksa tidur dalam sebuah gua. Mereka masuk gua tanpa lampu dan berbaring serta tidur dengan nyenyak. Pada esok harinya pada waktu mereka bangun salah satu anggota rombongan bangkit, berdiri, berteriak dengan ketakutan dan lari keluar dari gua itu. Teman-temannya terkejut dan mengikutinya serta bertanya mengapa ia begitu takut. Ia membawa mereka kembali ke dalam gua dan menunjukkan kerangka seorang manusia yang terbaring tepat di sebelah di mana mereka tidur. Pada waktu malam hari mereka tidak melihat kerangka tersebut. Tetapi ketika terang matahari masuk ke gua itu, kerangka itu gampang dilihat.
Nah, demikianlah kita juga. Selama kita menjauhkan diri dari Firman Tuhan, yaitu terang Tuhan, kita merasa cukup baik. Tetapi apabila kita mulai menyelidiki hati kita dalam terang Firman Tuhan, kita akan melihat segala macam dosa yang mengerikan. Lampu dalam gua dapat menunjukkan cecak, ular, cacing, katak, binatang yang merayap dan ya, kerangka-kerangka yang busuk. Firman Tuhan akan memperlihatkan kesombongan, iri hati, kemalasan, penipuan, keangkuhan dan bermacam-macam dosa lain yang kurang kita perhatikan tetapi yang sangat menajiskan kita.
Memang kitalah, kita sekalian adalah orang berdosa. Dan ini ketentuan pertama yang ingin kami tekankan dari ucapan singkat Yohanes. Jikalau seseorang belum bersedia mengaku dari hati yang tulus, “Saya telah berdosa”, orang itu tidak dapat mengalami keselamatan yang disediakan Kristus.
Marilah kita teruskan untuk menyelidiki ketentuan kedua yang terdapat dalam kalimat pendek ini, yaitu:
II. YESUS ADALAH ANAK DOMBA ALLAH
Orang tidak perlu membaca banyak pasal dalam Perjanjian Lama sebelum ia menyadari bahwa Anak Domba adalah persembahan pokok dalam Perjanjian Lama. Misalnya, pada Kejadian 8 Nuh mempersembahkan beberapa ekor dari binatang yang tidak haram kepada Tuhan. Kami tahu bahwa yang dimaksud ialah domba-domba, karena dalam seluruh Perjanjian Lama, domba-domba dianggap yang tidak haram.
Hal ini makin jelas dalam Kejadian 22 dimana Abraham diuji oleh Tuhan, dan naik gunung untuk mempersembahkan anaknya, Ishak. Pada saat ia siap mengorbankan anaknya yang tunggal, malaikat Tuhan memanggilnya dan melarang dia berbuat demikian. Kemudian langsung Abrahan melihat seekor domba jantan di belakangnya. Domba ini dipersembahkan Abraham sebagai ganti anaknya sendiri.
Tetapi yang sungguh menunjukkan kepentingan persembahan anak domba adalah persyaratan yang diberikan Tuhan kepada umat Israel. Dalam Kel. 29:38-39 kita membaca demikian, “Inilah yang harus kau olah di atas mezbah itu: dua anak domba berumur setahun, tetap tiap-tiap hari. Domba yang satu haruslah kau olah pada waktu pagi dan domba yang lain kau olah pada waktu senja.” Coba bayangkan apa yang dikatakan dalam peraturan ini. Tiap pagi dan tiap sore tahun demi tahun dan abad demi abad umat Yahudi diwajibkan mempersembahkan anak domba.
Di samping itu dalam bermacam-macam upacara dan sebagaimana persembahan berhubungan dengan bermacam-macam dosa mereka juga harus mempersembahkan seokor anak domba. Dan acara atau cara mempersembahkannya selalu sama. Misalnya mungkin ada seorang yang mencuri atau menipu. Mungkin ia tertangkap basah dan sungguh bertobat. Akibatnya ia diwajibkan pergi ke seorang imam serta membawa seekor anak domba jantan umurnya satu tahun dan membuat persembahan. Anak domba tersebut tidak boleh bercela dan harus satu tahun umurnya. Domba diikat pada mezbah dengan tali. Sebelum anak domba disembelih, pembawa domba itu perlu meletakkan tangannya pada kepala dombanya serta mengaku dosanya., kemudian leher domba dipotong oleh seorang imam dan darahnya dipercikkan pada empat pojok mezbah.
Demikian kita dapat melihat peranan persembahan anak domba dalam kehidupan agamawi orang Yahudi. Keterangan Perjanjian Lama menolong kita mengerti keheranan para pendengar Yohanes Pembaptis ketika ia mengatakan, “Lihatlah Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia.”
Yohanes tidak menyebut Yesus pembuat mujizat yang hebat atau ahli filsafat yang mulia atau Tuhanpun. Ia memanggilnya sebagai “Anak Domba Allah”. Dan memang gelar “anak domba” paling tepat menjelaskan tujuan kedatangan Yesus ke dalam dunia ini. Ia tidak datang untuk menjadi panglima besar, raja orang Israel atau ahli filsafat. Ia datang untuk mengorbankan diriNya di kayu salib untuk kita. Ia datang sebagai “Anak Domba Allah”.
Seseorang tidak akan diselamatkan dari dosa sampai ia dapat menerima ketentuan kedua ini, yaitu bahwa Yesus adalah Anak Domba Allah. Pertama. Dia harus sadar akan dosanya sendiri. Kedua ia harus yakin bahwa Yesus adalah Anak Domba Allah. Tetapi masih ada ketentuan ketiga yang terdapat dalam nas pendek kita yang harus diterima sebelum seorang dapat diselamatkan, yaitu:
III. YESUS MENGANGKUT DOSA SAYA
Dalam terjemahan baru dalam nas kita terdapat istilah “menghapus”. Terjemahan Lama memakai istilah “mengangkut” untuk kata yang sama. Perkataan dalam bahasa Yunani ialah “airo” yang berarti “mengangkut, membawa, mengangkat dan membawa dari.” Demikianlah dalam ayat ini “mengangkut” lebih cocok dari “menghapus”. Dan artinya “mengangkut” dalam bahasa Indonesia juga sangat jelas, yaitu “mengantar, membawa dari”
Dengan melihat ini sudah jelas bahwa Yesus datang sebagai Anak Domba Allah untuk mengangkut dosa. Dia tidak datang untuk mendirikan agama baru, filsafat baru tetapi untuk mengangkut dosa, yaitu semua dosa yang masuk ke dunia sebagai akibat jatuhnya Adam dan Hawa ke dalam dosa. Yesus sendiri menekankan hal ini dengan jelas dalam Markus 10:45, “Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.” Yesus tidak sesaatpun bingung mengenai tujuanNya datang ke dalam dunia yang berdosa ini.
Dan Ia sungguh-sungguh mengangkut dosa. Nabi Yesaya menubuatkan, “ ………… penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, ……………. Dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, Dia diremukkan oleh karena kejahatan kita …………….” (Yes. 53:4-5). Rasul Petrus dalam surat pertamanya menulis, “Ia (Yesus) sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib …………….” (I Pet. 2:24). Pengarang Kitab Ibrani menyatakan. “……………. Kristus……………. mengorbankan diri-Nya untuk menanggung dosa banyak orang” (Ib. 9:28).
Yesus juga sanggup menanggung dosa orang banyak. Ia Allah yang Mahakuasa dan yang Mahasuci. Dan Ia mengasihi isi dunia ini dan mati untuk setiap orang dalam dunia ini. Itu berarti bahwa Yesus harus menanggung banyak dosa. Coba pikirkan. Jikalau misalnya setiap dosa dalam dunia adalah sebesar sebuah pensil, berapa banyak kapal diperlukan untuk mengangkut semuanya? Mungkin ribuan kapal. Dan ingat saudara bahwa satu dosa jauh lebih berat dari satu pensil, namun Yesus dapat mengangkut semuanya dalam tubuhNya karena Ia Mahasuci dan Mahakuasa.
Istilah “mengangkut” yaitu “airo” dalam bahasa Yunani dalam ucapan ini adalah present tense, yaitu waktu sekarang. Artinya, Yesus sedang mengangkut dosa, pada waktu di kayu salib dan terus sampai hari ini. Itulah pekerjaanNya. Dan pada hari ini malahan pada saat ini Ia ingin mengangkut dosa saudara dari saudara dan melepaskan saudara dari beban dosa selama-lamanya.
KESIMPULAN:
Beberapa tahun yang lalu di Amerika Serikat ada satu rombongan kecil yang terdiri dari seorang laki-laki bersama isterinya dan dua teman laki-laki, yang naik pesawat kecil. Mereka bertujuan menyeberang Danau Michigan, salah satu danau terbesar di Amerika Serikat. Harinya cerah walaupun iklimnya dingin karena waktunya musim dingin. Mereka berangkat dan menikmati penerbangan yang baik sampai mereka setengah menyeberang danau itu. Sayang kerusakan dengan mesin pesawat sehingga pesawat itu jatuh ke dalam air danau. Namun mereka untung karena ada rakit kecil pada pesawat dan kelihatan semuanya akan selamat. Sesudah rakit mulai terapung pada permukaan air, mereka semua mulai naik. Tetapi sayang, karena rakit ini terlalu kecil dan hanya dapat memuat seorang saja. Sebab itu mereka minta sang perempuan (namanya ibu Renni) duduk di atas rakit. Yang lain tetap tinggal dalam air sambil memegang pinggiran rakit dengan tangannya. Sebelum pesawat mengalami kecelakaan mereka memanggil melalui radio untuk pertolongan dan merasa sebentar lagi mereka akan selamat. Tetapi penolong tak datang, dan karena air danau penuh dengan es dan dingin sekali, mereka tidak tahan lama di dalam air. Akibatnya satu demi satu ketiga laki-laki ini pamit melepaskan pinggiran rakit dan tenggelam ke dalam air. Beberapa waktu sesudah laki-laki terakhir tenggelam, sebuah helikopter datang, menyelamatkan ibu Renni dan membawa dia ke rumah sakit. Beberapa hari kemudian ia diwawancarai oleh beberapa wartawan yang memuat ceriteranya dalam surat kabar dengan judul ini: “Tiga Mati Agar Satu Dapat Hidup”. Berita ini menggemparkan rakyat. Laki-laki itu sungguh berkorban dan menunjukkan kejantanannya.
Tetapi bagaimana dengan judul surat kabar yang mungkin cocok dengan nas kita. Mungkin akan berbunyi seperti ini, “Seorang Mati Agar Semua Selamat.”
Demikianlah kita sudah melihat tiga ketentuan yang harus kita terima jika kita ingin selamat, yaitu kita harus mengaku bahwa kita adalah orang berdosa, bahwa Yesus adalah Anak Domba Allah dan bahwa Yesus sedang mengangkut dosa, yah itulah pekerjaanNya. Lihatlah pada Dia, letakkanlah tangan saudara di atas kepalaNya, akuilah dosa saudara kepadaNya, serahkan dosa kepadaNya, terimalah Dia sebagai sang Juruselamat. Dia akan mengangkut dosa saudara pada saat ini juga.
Siapa yang duduk di sini pada hari ini ingin agar dosanya diangkut oleh Tuhan Yesus? Saudara-saudara yang rindu untuk diselamatkan, silakan berdiri di tempat sambil kita yang lain tunduk kepala dan berdoa.