DOA YANG BERHASIL
(Lukas 11:1-3)
PENDAHULUAN:
- Murid-murid Yesus melihat Yesus berdoa dengan berhasil
- Permintaan yang pantas, “Tuhan, ajarilah kami berdoa!”
TEMA : Bagaimana berhasil dalam doa
KALKUN : Pengajaran Yesus mengemukakan 3 keharusan sebuah doa yang akan dibalas Tuhan
I. SESUAI DENGAN KEHENDAK ALLAH (2-4)
- Nama Allah dikuduskan
- Kerajaan Allah datang
- Makanan kita dicukupi
- Keampunan dosa
- Pemeliharaan dari pencobaan
II. DISAMPAIKAN DENGAN TERUS MENDESAK (5-8)
- Oleh sahabat Allah
- Untuk orang lain
- Dengan tidak malu
- Tidak putus asa
III. BERDIRI PADA JANJI-JANJI ALLAH (9-13)
- Mintalah, Carilah, Ketoklah
- Allah adalah Bapak Yang penuh Rahmat
KESIMPULAN:
- Camkanlah: Apakah permintaan doa kita sesuai dengan Firman Allah?
DOA YANG BERHASIL
(Lukas 11:1-3)
Injil Lukas 11:1-13 mencatat: Pada suatu kali Yesus sedang berdoa di salah satu tempat. Ketika Ia berhenti berdoa, berkatalah seorang dari murid-muridNya kepadaNya, “Tuhan, ajarlah kami berdoa, sama seperti yang diajarkan Yohanes kepada murid-muridnya”. Jawab Yesus kepada mereka: “Apabila kamu berdoa, katakanlah:
Bapa,
dikuduskanlah nama-Mu;
datanglah Kerajaan-Mu;
berikanlah kami setiap hari makanan kami yang secukupnya dan ampunilah kami akan dosa kami
sebab kamipun mengampuni setiap orang yang bersalah kepada kami;
dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan.”
Lalu kataNya kepada mereka: Jika seorang di antara kamu pada tengah malam pergi ke rumah seorang sahabatnya dan berkata kepadanya: Saudara, pinjamkanlah kepadaku tiga roti, sebab seorang sahabatku yang sedang berada dalam perjalanan singgah ke rumahku dan aku tidak mempunyai apa-apa untuk dihidangkan kepadanya; masakan ia yang di dalam rumah itu akan menjawab: Jangan mengganggu aku, pintu sudah tertutup dan aku serta anak-anakku sudah tidur; aku tidak dapat bangun dan memberikannya kepada saudara. Aku berkata kepadamu: Sekalipun ia tidak mau bangun dan memberikannya kepadanya karena orang itu adalah sahabatnya, namun karena sikapnya yang tidak malu itu, ia akan bangun juga dan memberikan kepadanya apa yang diperlukannya.
Oleh karena itu Aku berkata kepadamu: Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan. Bapa manakah di antara kamu, jika anaknya minta ikan dari padanya, akan memberikan ular kepada anaknya itu ganti ikan? Atau, jika ia minta telur, akan memberikan kepadanya kalajengking? Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepada-Nya.”
Pada saat itu murid-murid Yesus sudah mengikut Dia selama kurang lebih 1 ½ tahun. Selama waktu itu mereka sering melihat Yesus, sebab mereka berjalan bersama, makan bersama, dan tinggal bersama. Boleh dikatakan murid-murid itu banyak menyaksikan kehidupan Yesus sendiri. Di antaranya mereka sering menyaksikan Yesus berdoa!
Suatu hari mereka menyampaikan sebuah permintaan yang memang pantas sekali disampaikan kepada Yesus, “Tuhan, ajarlah kami berdoa …………” Bagaimana dengan kita, pernahkah kita menyampaikan permintaan yang baik sekali seperti ini kepada Tuhan? Dalam ayat-ayat tadi kita lihat bahwa Yesus langsung menjawab permintaan murid-muridNya. Di dalam jawabannya, Dia mengajar bagaimana berdoa yang berhasil. Doa yang berhasil mengandung beberapa keharusan. Kalau kita ingin berdoa yang berhasil, kita harus memasukkan beberapa keharusan ini ke dalam doa kita. Yesus tidak ingin kita hanya berdoa saja, tetapi Yesus ingin kita berdoa dengan berhasil. Oleh karena itu Yesus menunjukkan beberapa keharusan yang harus ada di dalam setiap doa yang berhasil ini.
Marilah kita melihat beberapa keharusan dalam doa yang berhasil ini satu per satu.
Keharusan I: Kita harus berdoa sesuai dengan kehendak Allah
Jikalau orang berdoa tidak sesuai dengan kehendak Allah, tidak mungkin doanya dikabulkan. Rasul Yohanes mengatakan juga bahwa kalau kita meminta sesuatu kepada Allah sesuai dengan kehendakNya, maka doa semacam itu dibalas oleh Allah. Tetapi bagaimana kita bisa tahu kehendak Tuhan dalam hal ini?
Dalam ayat-ayat di atas, sebenarnya kehendak Tuhan jelas. Mari kita membahas secara terperinci. Yesus memerintahkan kita bila berdoa, katakanlah:
“Bapa, dikuduskanlah namaMu …………” Jadi kita bisa berdoa agar nama Allah Bapa dikuduskan, dan doa ini pasti dibalas. Apa maksud doa ini? Yaitu supaya sifat-sifat / kepribadian Allah dikenal dan dihargai oleh setiap orang. Kita meminta supaya setiap orang di negara ini dan setiap orang Kristen tidak meremehkan Allah dan tidak sembarangan menyebut-nyebut namaNya. Supaya setiap orang sadar bahwa Allah itu Suci sehingga mereka menjadi takut kepada-Nya. Misalnya ada satu keluarga yang tidak menghargai Allah; mereka berkata bahwa mereka tak punya waktu dan tak punya uang untuk Tuhan. Nah, kita bisa berdoa, Tuhan, kiranya nama Tuhan dikuduskan di dalam keluarga itu! Doa semacam ini pasti dibalas.
“Datanglah kerajaan-Mu.” Doa semacam ini menjadi doa terakhir di Alkitab. Rasul Yohanes berdoa, Amin, datanglah Tuhan Yesus! Kalau Tuhan Yesus nanti datang kembali ke bumi, Ia akan mendirikan KerajaanNya, dan doa ini pasti dijawab. Tetapi selain itu, ini berarti pula kedatangan kerajaan Allah di dalam hati manusia. Sebab itu kita boleh mendoakan juga para penginjil yang tugasnya mengabarkan kerajaan Allah. Kita minta supaya mereka dipakai oleh Tuhan. Atau boleh juga mendoakan tetangga kita supaya mereka bertobat dan percaya kepada Tuhan Yesus, sehingga kerajaan Allah dapat diluaskan. Kita tahu doa semacam ini sesuai dengan Firman Tuhan.
“Berikanlah kami setiap hari makanan kami yang secukupnya………..” Saya senang sekali mengingat bahwa walaupun Allah itu Roh adanya, Ia menciptakan manusia secara jasmani. Dan Ia tahu kebutuhan kita sebagai makhluk jasmani. Lihatlah, di tengah-tengah doa yang termulia dalam Alkitab, dianjurkan supaya kita berdoa untuk makanan jasmani kita sehari-hari. Saya rasa ini doa yang paling cocok untuk manusia. Ini kehendak Allah. Ia mau memberikan kebutuhan jasmani kita.
“Ampunilah kami akan dosa kami…………” Ini juga satu doa yang paling cocok buat kita. Selain roti, kita membutuhkan juga rahmat Allah. Berdoalah supaya dosa saudara diampuni. Roti untuk tubuh, rahmat untuk jiwa. Dua permintaan yang selalu diterima oleh Tuhan Yesus.
“Janganlah membawa kami ke dalam pencobaan.” Allah mengerti bahwa iblis ada dan mencobai manusia. Tetapi Yesus juga ada dan siap menolong manusia. Artinya kira-kira begini: Dunia ini di bawah kuasa si jahat. Ketika Yesus ada di dunia, Ia malahan berdoa kepada Allah Bapa agar Allah melindungi murid-muridNya. Nah, kita berhak berdoa untuk melawan iblis, untuk mendapat kekuatan bila pencobaan datang, supaya iblis tidak dapat mengganggu dan menyesatkan kita, supaya kita tak dapat dijatuhkan oleh iblis. Kita bisa berdoa ini untuk orang lain juga. Inilah doa yang sesuai dengan firman Allah.
Mungkin selama ini kita sering putus asa dalam berdoa karena tak pernah dibalas. Lalu kita berpikir, wah berdoa hanya buang waktu. Kita jadi kecil hati. Apa gunanya berdoa! Tetapi sebelum saudara berhenti berdoa untuk selama-lamanya, tanyakanlah pada diri sendiri, apakah saudara berdoa sesuai dengan firman Tuhan? Apakah permintaan-permintaan yang keluar dari mulut saudara sesuai dengan rencana Allah? Apakah saudara berdoa supaya nama Allah dikuduskan, supaya kerajaan Allah datang, supaya ada makanan setiap hari, supaya dosa diampuni dan supaya tidak masuk ke dalam pencobaan? Doa semacam inilah yang akan dibalas oleh Allah.
Keharusan II: Kita harus berdoa dengan terus mendesak
Selain doa kita mesti sesuai dengan firman Allah, untuk berhasil kita juga harus berdoa tanpa malu. Artinya, jangan berhenti meminta kepada Allah sebelum diberi.
Yesus memberi contoh dengan sebuah ceritera. Ada seseorang yang pada tengah malam pergi ke rumah sahabatnya untuk meminta roti bagi seorang tamunya yang sedang singgah dari suatu perjalanan jauh, sedangkan ia sendiri sedang tidak mempunyai apa-apa untuk dihidangkan kepada tamunya itu. Meskipun sahabatnya itu sudah tidur dan pintu rumahnya sudah terkunci, namun ia bangun juga pada akhirnya dan memberi apa yang diperlukan orang itu bagi tamunya.
Mengapa permintaan orang itu dikabulkan? Sebab dia meminta bukan untuk kepentingan dirinya sendiri saja. Dia meminta untuk kepentingan orang lain: tamunya. Demikian pula kita bisa berdoa untuk orang lain. Supaya Tuhan memberkati seorang teman kita yang kekurangan, supaya Tuhan menolong seorang kenalan kita yang dalam kesukaran, dan sebagainya. Doa macam ini akan dijawab oleh Tuhan.
Tetapi Alkitab mencatat satu perkara yang menjadikan doa semacam ini dijawab: “Sekalipun ia tidak mau bangun dan memberikannya kepadanya karena orang itu adalah sahabatnya, namun karena sikapnya yang tidak malu itu, ia akan bangun juga dan memberikan kepadanya apa yang diperlukannya” (Lukas 11:8).
Orang itu meminta tanpa malu. Kita heran karena Yesus memuji sikap seperti itu. Kita biasanya akan menganggap doa semacam ini kurang sopan, bukan? Kita akan mencela dia sebagai seorang yang tak tahu diri, mendesak-desak terus sampai diberi. Tetapi kenyataannya Yesus memuji sikap seperti itu!
Saya tidak ingin saudara salah paham. Yesus tidak menganjurkan saudara pergi ke tetangga dan mengetok pintu rumah orang di tengah malam buta untuk meminta roti. Tetapi Dia memaksudkan supaya bila ada keperluan kita harus pergi kepada Tuhan dan berdoa terus, terus, terus, sampai dikabulkan. Tidak usah malu, tidak usah segan, tidak usah malas, tidak usah cepat bosan, jangan berhenti sebelum diberi. Jikalau doa saudara sesuai dengan kehendak Allah, desaklah terus sampai Allah “terpaksa” memberikannya.
Saya pakai istilah “terpaksa” di sini, sebab diajarkan di sini juga bahwa doa yang baik dan berhasil itu adalah doa yang dapat menggerakkan tangan Allah!
Beberapa waktu yang lalu ada satu pengalaman yang berkesan di hati saya. Seorang yang punya pekerjaan dengan penghasilan Rp. 300,- sehari datang ke rumah saya. Dia mengatakan kepada saya bahwa sebentar lagi anaknya akan berulang tahun dan dia memerlukan uang Rp. 2000,- Dia mau minta uang itu dari saya. Dengan cara yang halus saya coba menolak permintaannya itu. Setengah jam saya putar lidah. Saya katakan bahwa saya memang punya uang, tetapi saya memberikan kepada gereja dan kepada orang yang tak punya. Tetapi dia punya pekerjaan dan bisa menghasilkan Rp. 300,- sehari. Oleh sebab itu saya minta maaf kepadanya karena tak dapat memberi uang yang dimintanya itu. Dia langsung bertanya, “Jadi bapak tidak akan memberi apa-apa pada saya?” Dan dia tidak mau pergi sebelum saya memberi uang itu. Dia terus mendesak saya. Saya mulai jengkel. Perkataan saya dari halus menjadi kasar. Tetapi karena orang itu tidak mau pergi juga, lalu saya beri uang sebanyak Rp.400,- Saya mulai mengalah. Tetapi dia bilang, “Uang Rp.400,- tidak cukup! Saya perlu dua ribu.” Wah, saya mulai marah. Saya tegur dia sebagai orang yang tidak sopan dan tidak tahu malu. Saya sudah jengkel sekali dengan orang itu. Tetapi dia terus mendesak. Masih tetap tidak malu. Akhirnya ………… saya berikan saja uang Rp.2000,- yang dimintanya itu, dan dia ngeloyor pergi.
Seumur hidup belum pernah saya menjumpai seorang yang meminta dengan mendesak terus seperti orang ini. Memang ini tidak sopan. Kita jangan meniru tingkah laku orang ini. Tetapi kita boleh mendesak dengan tidak malu kepada Allah. Kita boleh berdoa terus menerus kepada-Nya sampai doa kita dibalasNya.
Keharusan III: Kita harus berdoa berdasarkan janji-janji Allah
Dalam ayat-ayat selanjutnya Yesus mengajar murid-muridNya untuk “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.”
Jadi, kalau saudara berdoa, tidak hanya harus sesuai dengan firman Allah, tidak hanya harus dengan tidak malu, tetapi juga berdasarkan janji Allah. Arti ayat di atas ini adalah: Mintalah dan terus minta dan akan diberikan!
Di sini Allah berjanji pasti diberikan, bukan mungkin diberikan atau mudah-mudahan diberikan. Kepastian Allah diteguhkan dalam ayat-ayat berikutnya: “Karena setiap orang yang meminta, menerima …………” Kalau Allah sudah pasang titik pada akhir kalimat, kita jangan memasang tanda tanya lagi. Bagus, bukan? Ini sebuah janji yang bisa kita pakai setiap kali berdoa.
Mungkin saudara berkata, “Saya sudah minta tetapi belum diberikan!” Baiklah, namun ayat ini tidak menjelaskan kapan waktunya diberikan. Jadi, kita mesti berdoa terus dengan tekun sambil sabar menunggu janji Allah.
Amin.