BAGAIMANA MENJADI ORANG KRISTEN
PENDAHULUAN:
- Banyak orang yang tak mengerti bagaimana menjadi orang Kristen
- Jadi anggota gereja, baptisan, dan sebagainya tak menjadikan kita orang Kristen
TEMA : Bagaimana menjadi orang Kristen
KALKUN : Dengan mengikuti beberapa langkah ini, saudara dapat menjadi orang Kristen yang sejati
I. MENYELIDIKI HATI SENDIRI
Sungguh-sungguh?
II. DAFTARKAN SEMUA DOSA SAUDARA
Keselamatan adalah soal membereskan dosa
III. AKUI SEMUA DOSA ITU PADA TUHAN
Allah berjanji mengampuni dan menyucikan
IV. MINTA DARAH YESUS MEMBERSIHKAN HATI SAUDARA
Darah Yesus berkuasa menyucikan dosa
V. PERCAYAKANLAH DOSA SAUDARA KEPADA YESUS YANG TERSALIB
Yesus memikul dosa saudara
VI. TERIMALAH KEBENARAN KRISTUS SEBAGAI KEBENARAN DIRI SENDIRI
Masuk sorga membutuhkan kebenaran
VII. PERSILAKAN TUHAN YESUS MASUK MENDIAMI HATI SAUDARA SELAMANYA
Yesus Kristus ingin menjadi Juruselamat saudara
VIII. UCAPKAN TERIMA KASIH KEPADA TUHAN
Tuhan yang menjadikan saudara orang Kristen
KESIMPULAN: Sekarang inilah kesempatan untuk benar-benar menjadi orang Kristen
BAGAIMANA MENJADI ORANG KRISTEN
Bermacam-macam pandangan orang untuk menjadi orang Kristen. Ada yang berpendapat masuk gereja, duduk di sana, menjadi orang Kristen. Yang lain merasa kalau dibaptiskan, menjadi orang Kristen. Atau kalau ikut katekesasi, dilahirkan di dalam keluarga Kristen, menghadiri kebaktian, lalu menjadi orang Kristen. Apakah ini benar?
Alkitab mengatakan bahwa tidak demikian. Saya sudah mencatat beberapa langkah yang harus kita ikuti, kalau kita ingin menjadi orang Kristen sejati. Langkah-langkah yang saya berikan di sini akan menolong orang yang belum selamat, dan juga orang-orang yang sudah selamat untuk bersaksi kepada orang-orang lain.
Nah, kalau kita mau menjadi orang Kristen sejati, langkah pertama yang perlu diambil ialah:
Selidikilah hati sendiri untuk melihat apakah saudara sungguh ingin menjadi orang Kristen.
Apakah saudara sungguh-sungguh ingin menjadi orang Kristen? Sering ada pemuda atau pemudi datang ke gereja bukan mau menjadi orang Kristen, melainkan karena ada teman perempuan atau laki-laki di sana. Kadang-kadang mereka datang karena sepi di rumah. Atau karena merupakan alasan kuat bagi mereka untuk mendapat ijin keluar rumah dari orang tuanya.
Apakah saudara sungguh-sungguh di dalam hati saudara ingin menjadi orang Kristen, ingin diselamatkan, itu hanya saudara sendiri yang dapat menjawabnya. Ini penting sekali kita ketahui, karena kita perlu menjawab pada diri sendiri. Terhadap orang lain, barangkali kita selalu hati-hati dan berkata jujur. Tetapi boleh dikata kita tidak terlalu sering jujur terhadap diri sendiri. Malahan biasanya kita tidak mau jujur terhadap diri sendiri. Alkitab berkata bahwa hati kita penipu adanya. Sebab itu marilah kita menyelidiki hati kita sendiri lebih dulu.
Langkah kedua: Buatlah daftar tertulis dari semua dosa yang saudara sendiri ingat dan pernah lakukan.
Kalau kita ternyata sungguh-sungguh ingin menjadi orang Kristen, langkah berikutnya adalah mendaftarkan semua dosa kita. Tuhan Yesus memikul dosa-dosa saudara sejak saudara lahir. Mungkin saudara ingat satu dosa yang dilakukan waktu saudara berumur 6 tahun, 7 tahun, 8 tahun, dan seterusnya. Mungkin dosa pada tahun yang lalu, atau pada bulan yang lalu. Barangkali dosa kemarin, mungkin dosa pada saat ini! Cobalah ingat satu per satu. Lalu cobalah tulis pada sehelai kertas.
Ini suatu latihan yang baik sekali. Mungkin saudara harus berpikir sampai beberapa hari. Pasti banyak dosa yang diingat, bukan? Ini sangat penting supaya kita melihat keadaan hati kita. Berdoalah, Tuhan, selidikilah hatiku! Tunjukkanlah padaku dosa-dosaku. Nanti Tuhan satu demi satu akan membukakan dan menyatakan pada kita dosa-dosa kita.
Selanjutnya, kita masuk ke dalam langkah-langkah berikutnya. Langkah-langkah berikutnya ini harus dijalankan dalam keadaan berlutut dan berdoa. Ingat Allah hanya mendengarkan doa yang diucapkan dari hati yang sungguh-sungguh.
Saudara bisa berlutut di muka tempat tidur, atau di depan sebuah meja pendek, atau di mana saja. Sudah siap?
Langkah ketiga: Akuilah semua dosa pada daftar tersebut (yang saudara sudah buat) satu demi satu kepada Tuhan Yesus (I Yohanes 1:9).
Sebenarnya langkah ke-2 dan ke-1 tadi adalah merupakan persiapan untuk menerima keselamatan. Pada langkah ke-3 ini sekarang kita perlu membuka Alkitab.
I Yohanes 1:9 berbunyi “Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.” Saya yakin kebanyakan saudara sudah menghafalkan ayat ini. Memang ayat ini dapat dipakai untuk bersaksi. Ayat ini merupakan suatu janji yang indah, janji dari Allah kepada kita. Di sini Allah berjanji akan mengampuni segala dosa kita, dan menyucikan kita, asalkan kita mengakui dosa kita kepada-Nya. Alkitab mengatakan berbahagialah orang yang diampuni dosanya!.
Bagian Allah ialah mengampuni. Bagian kita ialah mengakui. Kita harus mengaku. Apa yang harus diakui? Dosa-dosa kita yang sudah kita catat tadi. Nah, berlututlah di lantai dan akui dosa-dosa itu satu per satu kepada Allah. Sebut nama dosa ini satu per satu di hadapan Allah.
Banyak orang Kristen yang “pintar-pintar” bila mengakui dosa. Mereka bilang kepada Tuhan, Oh Tuhan, ampunilah semua dosaku! Dosa yang mana? Yah, pokoknya semuanya. Tetapi yang mana itu? Allah ingin kita menyebutnya satu demi satu. Bila orang tidak mau menyebut dosanya satu per satu, dia hanya omong kosong di muka Allah. Sebab sebenarnya dia belum memikirkan dosanya dengan sungguh-sungguh, dan belum tahu dosanya. Namun bila kita mengakuinya satu per satu, baru kita merasakannya.
Karena itu, ketika kita berlutut, katakanlah kepada Tuhan sebagai berikut, “Oh Tuhan, ampunilah saya, kemarin saya telah menipu seorang ibu, satu bulan yang lalu saya telah membenci si A, dan seterusnya, dan seterusnya….” Sebut dosa-dosa itu secara tertentu. Bukan secara umum. Dan ingat bahwa di hadapan Tuhan, dosa kecil itu sama berat dengan dosa besar. Tuhan tidak membedakan. Dosa apa saja dapat membawa kita ke neraka.
Mari kita maju ke dalam langkah selanjutnya.
Langkah keempat: Mintalah kepada Tuhan Yesus untuk membersihkan hati saudara dari dosa dengan darahNya (I Yohanes 1:7).
Ayat ini berbunyi, “dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa.” Apakah yang dipakai Allah untuk menyucikan kita dari segala dosa kita? Darah Tuhan Yesus.
Sering kalau orang Kristen ditanyai pertanyaan di atas, ia menjawab bahwa dosa kita dapat dihapuskan dengan dibaptiskan ke dalam air. Saya ingat dulu di kota Pamekasan – Madura, ketika saya duduk di gereja di sana, seorang pendeta berdiri di mimbar dan berkata, “Marilah dibaptiskan supaya dosa kita dihapuskan.” Ini terlalu sering diajarkan.
Tetapi Alkitab berkata bahwa dosa hanya dapat dihapuskan dengan darah Yesus. Dan iblis tidak suka darah Yesus ini diucapkan. Sebab darah Yesus ini – yang menggambarkan kematianNya di kayu salib – adalah berarti kehancuran iblis dan semua pekerjaanya yang jahat. Setiap kali kita menyebut darah Yesus, iblis ingat akan kekalahannya.
Itulah sebabnya iblis juga tidak suka kita berdoa langsung menyebut darah Yesus. Banyak orang bila berdoa minta disucikan dosanya, berputar-putar dulu isi doanya. Dia menyebutkan hal-hal lain yang tidak ada hubungannya dengan darah Yesus. Sering iblis berhasil menyimpangkan kita dari darah Yesus. Iblis sering berhasil membuat kita berdoa salah.
Oleh karena itu kita harus betul-betul berdoa, “Oh Tuhan Yesus, dengan darahMu yang sudah tertumpah di kayu salib, bersihkanlah hatiku dari segala dosaku!” Doa harus dengan kata-kata yang tepat. Harus langsung pada sasarannya.
Langkah kelima: Percayakanlah segala dosa saudara kepada Yesus yang sudah tersalib (I Petrus 2:24; II Korintus 5:21).
Ayat-ayat ini berbunyi sebagai berikut, “Ia (Yesus) sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuhNya di kayu salib………” dan “Dia (Yesus) yang tidak mengenal dosa telah dibuatNya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.”
Dalam ayat-ayat ini kita melihat kepentingan mempercayakan segala dosa kita kepada Yesus. Saya ingin tanya, mengapa Yesus sampai tersalib? Yesus disalib itu untuk menanggung apa? Dia menanggung dosa. Dosa siapa? Dosa kita. Dosa saya pribadi. Dosa saudara pribadi. Semua Yesus yang pikul.
Saudara berbohong, saudara mencuri, saudara iri hati, saudara membenci, saudara berzinah, semua Yesus yang tanggung. Dia menderita di kayu salib karena dosa kita. Alkitab berkata dengan terang bahwa dosa kita dipikul Yesus, bukan? Artinya, ditanggung oleh Yesus. Yesus yang menanggung resikonya. Itulah sebabnya Ia mati di kayu salib. Di sinilah perlunya kita mempercayakan dosa kita kepada Yesus.
Di Indonesia sebagai sebuah negara hukum, kalau seseorang berbuat salah, siapa yang harus menanggung? Siapa yang mesti pikul resikonya? Yang berbuat kesalahan itu sendiri, bukan? Orang yang merampok bank, orang itu sendiri yang harus masuk ke penjara, bukan? Juga hukuman Allah menuntut dosa harus ditanggung. Dan Yesus sudah menyediakan diri untuk menanggung dosa kita.
Dulu di Pamekasan saya mempunyai seorang teman. Dia mengunjungi saya. Saya memberitahu dia bahwa Yesus menanggung dosa kita. Tetapi orang itu menjawab bahwa dosanya akan diurusnya sendiri. Saya bilang kepada dia, “Saudara mau menanggung dosa sendiri? Baik, tetapi satu hal yang pasti. Dosa harus ditanggung. Kalau tidak ditanggung oleh Yesus, ya ditanggung oleh saudara sendiri. Kalau saudara mau menanggung dosa sendiri, yang terang saudara akan masuk ke neraka. Kalau saudara tidak mau ke neraka, saudara harus mempercayakan dosa saudara kepada Yesus untuk ditanggung.” Orang itu masih mau terus mengurus dosanya sendiri, ia berkata lagi “Saya seorang gentlemen. Saya tidak mau menjatuhkan yang jelek-jelek kepada orang lain. Karena saya gentlemen, saya tidak mau menyerahkan dosa saya untuk ditanggung oleh Yesus.” Saya menjawab, “Saudara boleh menjadi orang gentlemen, tetapi gentlemen macam itu masuk neraka.” Sebab dia harus menanggung dosanya sendiri. Kecuali kalau dia mau mempercayakan dosanya untuk ditanggung oleh Yesus.
Nah, bila kita berdoa harus begini, “Oh Tuhan, saya mengakui dosa saya: mencuri, membenci ……. Tuhan, bersihkanlah hatiku dari segala dosaku itu dengan darahMu ……… dan dosa-dosaku ini kupercayakan kepadaMu bahwa Dikau menanggungnya di kayu salib bagiku.”
Yesus adalah Jurupikul. Dia memikul dosa-dosa saya. Indah sekali, Jurupikul bagi saya.
Langkah keenam: Terimalah kebenaran Kristus sebagai kebenaran diri sendiri (II Korintus 5:21; Filipi 3:9).
Ayat Filipi 3:9 berbunyi sebagai berikut, “….berada dalam Dia bukan dengan kebenaranku sendiri karena mentaati hukum Taurat, melainkan dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan.” Ayat ini berbicara mengenai kebenaran.
Alkitab mengatakan bahwa hanya orang benar akan masuk sorga. Kalau tidak benar, tidak mungkin masuk sorga. Kita harus mengakui bahwa kita bukan orang benar. Sebaliknya kita orang yang tidak benar. Karena kita berdosa, kita tidak mempunyai kebenaran, bukan? Satu dosa mengusir seluruh kebenaran.
Alkitab berkata bahwa tidak ada seorangpun di bumi ini yang benar – tak seorangpun! Di Madura saya mempunyai seorang kenalan. Orang Madura asli. Dia datang ke rumah saya. Saya katakan bahwa tidak ada seorangpun yang benar. Dan dia mulai berdebat. Dia bilang, “Ada! Pasti ada! Jangan bilang tidak ada.” Saya menjawab, “Tetapi mana orangnya?” Dia bilang, “Ah, pokoknya ada. Di pulau ini semua orang beragama.” Saya tanya dia, “Tetapi mana? Saya sudah tinggal enam-tujuh tahun di sini, namun saya belum pernah bertemu seorang benar.”
Orang itu menantang, “Sudah, pokoknya begini. Dari pada kita bertengkar, saya mau bertaruh Rp. 1000,-.”
Saya jawab, “Baik! Saudara bawa kepada saya seorang yang benar, saya akan memberi saudara uang Rp. 1 juta.”
Tiga hari kemudian dia kembali….tanpa membawa orang benar. Saya tanya, “Mana orang benar itu?” Dia menjawab, “Ada, tetapi belum bertemu.” Saya bilang, “Baik, bawalah dia kepada saya.” Dia menjawab, “Pasti ada. Tetapi belum bertemu.”
Enam bulan kemudian orang itu mampir ke rumah saya lagi. Sekali ini juga tanpa membawa orang benar. Akhirnya dia tidak mendebat lagi. Entah mengapa. Yang pasti, orang benar tidak ada!
Soalnya sekarang, jikalau ingin masuk sorga, dibutuhkan kebenaran. Kebenaran ini datangnya dari mana? Dari mana? Menurut kitab Filipi tadi, “……..kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan.” Jadi, kalau saudara mau masuk sorga terimalah kebenaran Kristus, bukan kebenaran diri sendiri.
Pada salib Kristus itu, kita memberikan semua dosa dan kejahatan kita kepada Kristus, dan Kristus memberikan kebenaranNya kepada kita, sehingga kita dapat diterima oleh Allah. Kebenaran Kristus ini tidak ternilai harganya. Sedangkan dosa kita jahat sekali.
Maka bila kita berdoa, berdoalah begini, “Oh Tuhan, sekarang ini dengan hati terbuka, saya menerima kebenaran Dikau menjadi kebenaran saya sendiri, sebagaimana dianugerahkan oleh Dikau kepada saya.” Nah, jikalau Kristus menganugerahkan kebenaran kepada kita, kita menjadi apa? Menjadi orang benar, bukan? Orang lain mengatakan kita sombong kalau kita menyebut diri orang benar. Saya bilang tidak! Karena apa? Karena kita dibenarkan. Kita menjadi orang benar karena dibenarkan oleh Kristus. Bukan benar dari diri sendiri, melainkan benar karena Kristus. Indah, bukan?
Langkah ketujuh: Persilakan Tuhan Yesus Kristus masuk menempati hati saudara untuk selama-lamanya (Wahyu 3:20).
Bunyi ayat ini sebagai berikut, “Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku!”
Yesus sedang berdiri di muka pintu hati kita. Sambil berdiri di sana Dia mengetok, tok, tok, tok …! Mengapa Yesus mengetok pintu hati kita? Dia ingin masuk. Di sini Dia berkata, dengarkanlah suaraKu! Barangkali Dia berkata memanggil saudara, permisi………..
Ada sebuah gambaran hati manusia yang sangat saya sukai. Di situ dilukiskan Yesus sedang berdiri di luar pintu dan kita lihat dia mengetoknya. Gambar yang indah. Apa yang aneh pada gambar itu? Di sebelah luar pintu itu – di mana Yesus sedang berdiri – tidak ada kunci pembukanya! Pintu itu hanya dapat dibuka dari dalam. Sedangkan Yesus ada di luar, mengetok dan ingin masuk. Jadi, kitalah yang harus membuka pintu hati kita serta mempersilahkan Dia masuk.
Nah, di sini ada persoalan. Sering kita minta Yesus masuk ke dalam hati kita berkali-kali. Lebih dari satu kali. Sebab kita berpikir sesudah masuk nanti Yesus keluar lagi. Lalu masuk lagi. Keluar lagi. Kita punya pikiran picik. Kita merasa jikalau mengajak Yesus masuk ke dalam hati, hanya sebagai tamu belaka. Kita berpikir, Yesus hanya datang berkunjung dan masuk sebagai tamu saja.
Tidak! Kalau Yesus sekali masuk ke dalam hati kita, Ia masuk sebagai Tuan. Ia mau tinggal terus di hati kita. Tetapi ketika dulu saya baru percaya kepada Yesus, saya juga punya pikiran salah. Saya kira kalau saya berdoa lagi, maka Yesus juga pergi lagi dari hati saya. Lalu kalau saya minta ampun, Dia kembali lagi. Dan begitu seterusnya, datang dan pergi, datang dan pergi. Ini salah, salah, salah!
Jikalau Yesus dipersilakan masuk ke hati kita, Dia masuk untuk menetap. Dia tidak mau sebagai tamu saja. Tetapi sebagai pemilik rumah. Nah, barangkali sesudah Yesus ada di hati kita, kita jatuh lagi dalam dosa. Tetapi Dia tidak akan menyesal. Dia tidak akan keluar lagi. Dia menetap selama-lamanya. Itulah maksud Yesus.
Langkah kedelapan: Ucapkanlah terima kasih kepada Tuhan Yesus.
Mengapa perlu mengucapkan terima kasih kepada Tuhan Yesus? Karena:
- Hati saudara dibersihkan oleh darahNya
- Dosa saudara ditanggung olehNya
- Saudara memiliki kebenaran Yesus
- Yesus mendiami hati saudara
Sekarang inilah kesempatan untuk menjadi orang Kristen sejati. Sekarang inilah kesempatan untuk sungguh diselamatkan. Ikutilah semua langkah yang sudah diuraikan di atas, dan saudara akan mempunyai keselamatan, yaitu hidup kekal di dalam Tuhan Yesus Kristus.
Amin